Wisatawan Jangan Nekat Naik ke Puncak Gunung Merapi, Ini Potensi Bahayanya

Minggu, 29 November 2020 10:54 WIB

Gunung Merapi difoto dari kawasan Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu, 18 November 2020. Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta pada Rabu (18/11) pukul 06.00 WIB - 12.00 WIB Gunung Merapi mengalami 16 kali guguran serta 7 kali gempa vulkanik dangkal. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko

TEMPO.CO, Yogyakarta - Wisatawan masih bisa menikmati keelokan Gunung Merapi di Yogyakarta. Hanya saja, jangan melewati radius batas aman sejauh lima kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Kepala Seksi Gunung Merapi, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta, Agus Budi Santoso menyesalkan masih ada orang yang nekat mendaki puncak Gunung Merapi pada Jumat, 27 November 2020. Hal ini diketahui dari video yang viral di media sosial.

Pendaki yang tak lain adalah penduduk sekitar dan relawan pemantau aktivitas Gunung Merapi, itu mengunggah video longsoran di area yang sangat dekat dengan kawah puncak Gunung Merapi. "Tindakan sangat berbahaya dan menimbulkan kegaduhan di masyarakat," kata Agus pada Sabtu petang, 28 November 2020.

Siapapun -wisatawan, penduduk sekitar, termasuk petugas pemantauan dilarang mendekati area rawan Gunung Merapi yang kini sangat labil dalam status level III atau siaga. Upaya mendekati puncak Gunung Merapi dengan radius kurang dari lima kilometer sangat berbahaya dan sangat beresiko, meski atas alasan misi mitigasi.

Agus Budi menjelaskan, relawan tadi nekat naik untuk memperbaiki stasiun pemantauan di puncak Gunung Merapi yang rusak. Relawan tersebut menganggap kerusakan itu mengganggu pelaporan kondisi terkini erupsi Gunung Merapi. "Stasiun pemantauan di puncak memang rusak akibat lontaran erupsi," ujar Agus Budi. Namun belum diketahui persis erupsi kapan yang mengakibatkan kerusakan itu.

Advertising
Advertising

Foto udara kondisi puncak Gunung Merapi, Jumat 27 November 2020. (ANTARA/HO-BNPB)

Menurut Agus Budi, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi memastikan kerusakan pada stasiun pemantauan itu tidak terlalu menggangu karena sekarang sudah tersedia alat substitusi, yakni drone dan satelit. Teknologi drone dan satelit memungkinkan mendapatkan data visual tanpa harus memasuki daerah bahaya.

Dulu, petugas pengamat Gunung Merapi melakukan pengamatan visual berupa kolom asap, titik api, alterasi batuan, lava pijar, awan panas, dan perubahan morfologi. Pengamat juga menggambar sketsa morfologi puncak secara berkala untuk mengetahui perkembangan aktivitas Gunug Merapi.

Seiring perkembangan teknologi, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi - Badan Geologi menerapkan pemantauan visual dengan menggunakan teknik fotografi. Saat ini terdapat 35 stasiun kamera di sekeliling Gunung Merapi, termasuk sembilan stasiun kamera DSLR dan dua kamera thermal. Foto yang diperoleh dari kamera menggantikan sketsa untuk mengukur perubahan morfologi secara spasial.

Agus menambahkan, kondisi tebing kawah Gunung Merapi saat ini sangat tidak stabil akibat peningkatan aktivitas menjelang erupsi. Terutama setelah beberapa waktu lalu terjad guguran lava 1954. Guguran ini sangat luar biasa, volumenya sangat besar hingga mengubah morfologi puncak.

"Metode visual yang diterapkan sekarang sudah cukup memadai sehingga tidak diperlukan misi ke puncak yang sangat berbahaya," kata Agus Budi. "Kami tidak menyarankan misi apapun, meski alasan mitigasi."

Berita terkait

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

6 jam lalu

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

Pelaksanaan upacara adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman hanya dilangsungkan satu tahun sekali, tepatnya Jumat kliwon pada Mei.

Baca Selengkapnya

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

8 jam lalu

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

Meteor terang atau fireball itu bergerak dari selatan ke utara, tak hanya terpantau di langit Yogyakarta tapi juga Solo, Magelang, dan Semarang

Baca Selengkapnya

301 Keluarga akan Direlokasi Akibat Erupsi Gunung Ruang, Pemprov Sulut Lakukan Pembebasan Lahan

16 jam lalu

301 Keluarga akan Direlokasi Akibat Erupsi Gunung Ruang, Pemprov Sulut Lakukan Pembebasan Lahan

Kondisi Gunung Ruang, Kepulauan Sitaro, Sulawesi Selatan masih dalam status awas atau level IV hingga Sabtu, 4 Mei 2024. Pemerintah mengatakan ada 301 keluarga yang akan direlokasi akibat semburan abu vulkanik itu.

Baca Selengkapnya

Bandara Sam Ratulangi Manado Dibuka Lagi Usai Tutup Sementara karena Erupsi Gunung Ruang

17 jam lalu

Bandara Sam Ratulangi Manado Dibuka Lagi Usai Tutup Sementara karena Erupsi Gunung Ruang

Operasional Bandara Sam Ratulangi Manado kembali dibuka setelah sempat ditutup sementara karena terdampak sebaran abu vulkanik Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

AHY Tinjau Lahan untuk Relokasi Pengungsi Erupsi Gunung Ruang, Pastikan Administrasi Tak Bermasalah

19 jam lalu

AHY Tinjau Lahan untuk Relokasi Pengungsi Erupsi Gunung Ruang, Pastikan Administrasi Tak Bermasalah

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY berangkat ke Bandara Gorontalo, Sulawesi Utara pada Ahad dini hari, 5 Mei 2024. AHY akan mengunjungi calon lahan relokasi warga pengungsi yang terdampak semburan abu vulkanik Gunung Ruang, Tagulandang, Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

1 hari lalu

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

1 hari lalu

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

Lesunya aktivitas kunjungan wisman ke 17 bandara internasional membuat Kemenhub menurunkan status penggunaan bandara menjadi bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

2 hari lalu

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

Halal Fair 2024 menyajikan nuansa berwisata syariah bersama keluarga, digelar tiga hari di Jogja Expo Center Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

BNPB: Pemerintah Terus Upayakan Evakuasi 9.000 Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

2 hari lalu

BNPB: Pemerintah Terus Upayakan Evakuasi 9.000 Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Pemerintah akan mengambil langkah permanen untuk memindahkan permukiman warga, khususnya di Pulau Ruang, pulau utama di kaki Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya