Kearifan Lokal Penduduk Raja Ampat Papua pada Alam, Sasi Jadi Aturan Mainnya

Reporter

Tempo.co

Editor

Rini Kustiani

Senin, 23 November 2020 12:11 WIB

Seorang bocah menaiki sampan saat bermain di pantai Sawandarek di Distrik Meos Mansar, Raja Ampat, Papua Barat, 22 November 2019. TEMPO/Fardi Bestari

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat yang tinggal di Kepulauan Raja Ampat, Papua, punya aturan tersendiri dalam mencari sumber makanan sekaligus menjaga kelestarian alam. Aturan adat yang menentukan apa yang boleh dan dilarang mereka sebut sebagai sasi.

Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan masyarakat yang tinggal di perkampungan Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat, mematuhi sasi tersebut. "Ini merupakan bentuk kearifan lokal yang telah berlangsung turun-temurun demi menjaga alam," kata Hari Suroto kepada Tempo, Senin 23 November 2020.

Ada beragam jenis sasi yang berlaku di wilayah Kepulauan Raja Ampat. Salah satunya, menurut Hari Suroto, nelayan hanya boleh melaut setiap enam sampai 12 bulan sekali, di mana selama sekitar satu hingga dua minggu, mereka dapat mengambil hasil laut sebanyak mungkin yang mereka perlukan. Setelahnya, mereka tidak boleh melaut lagi.

Apabila ingin mengambil hasil laut di luar batas waktu tersebut, Hari Suroto mengatakan, para nelayan harus pergi dari perairan Raja Ampat. Pria yang juga dosen arkeologi Universitas Cenderawasih ini menjelaskan, sasi terkadang berlaku juga pada jenis biota laut tertentu, misalnya teripang.

Tujuan dari sasi ini, dia melanjutkan, memberi kesempatan pada biota laut agar berkembang biak sebesar ukuran yang laku di pasaran. Jika sudah memenuhi syarat ukuran tertentu, barulah teripang boleh diambil dan dijual. Sasi berlaku pula pada tanaman. Masyarakat Kepulauan Raja Ampat dilarang mengambil buah di pohon, bahkan yang terjatuh dari pohon sekalipun, tanpa izin.

Advertising
Advertising

Dua bocah menaiki sampan saat bermain di pantai Sawandarek di Distrik Meos Mansar, Raja Ampat, Papua Barat, 22 November 2019. Beningnya air di kawasan Sawandarek, kita dapat melihat dari jelas, berbagai jenis ikan yang ada di kawasan wisata ini. TEMPO/Fardi Bestari

Contoh bentuk sasi dapat dilihat pada nelayan Kampung Lopintol, Distrik Teluk Mayalibit, Kabupaten Raja Ampat. Nelayan Kampung Lopintol umumnya mencari ikan kembung atau dalam bahasa setempat dikenal dengan nama ikan lema. Masyarakat Kampung Lopintol biasanya menerapkan tradisi balelema atau menyerok ikan lema.

Penangkapan ikan lema berlangsung pada malam hari dengan lampu petromaks yang diletakkan pada ujung depan perahu. Nelayan mendayung perahu ke tengah perairan yang berarus. Saat puncak musim, ikan lema yang sudah matang telur-telurnya bergerombol di permukaan air. Teluk Mayalibit menjadi lokasi pemijahan ikan ini.

Selanjutnya, nelayan tinggal menunggu rombongan ikan lema mendekati cahaya petromaks yang akan tampak seperti cahaya bulan di permukaan air. Setelah berkumpul di sekeliling perahu, nelayan menggiring ikan lema ke kolam jebakan berpagar tumpukan batu di perairan dangkal.

Pada saat gerombolan ikan lema terjebak di kolam, cahaya petromaks diredupkan. Selanjutnya nelatan memanen ikan lema dengan cara menyeroknya dengan jaring. Saat terbaik mencari ikan lema ini ketika bulan gelap. Dengan begitu, cahaya lampu akan menarik ikan bak bulan purnama.

Nelayan Kampung Lopintol, Raja Ampat, sepakat memberi jeda penangkapan ikan lema setiap hari Sabtu malam dan Minggu malam selama musim puncak ikan lema bertelur di bulan gelap. Upaya menahan diri dari eksploitasi kekayaan alam ini semata demi memberi kesempatan ikan lema bertelur.

Berita terkait

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

44 menit lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

3 jam lalu

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

7 jam lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

11 jam lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

22 jam lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

23 jam lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

1 hari lalu

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

Masyarakat Intan Jaya, Papua Tengah, menolak permintaan TPNPB-OPM untuk meninggalkan kampung Pogapa, Intan Jaya, yang merupakan daerah konflik.

Baca Selengkapnya

Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

1 hari lalu

Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

TPNPB mengaku bertanggung jawab atas pembakaran sebuah gedung SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

1 hari lalu

TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

Kodam XVII/Cenderawasih membenarkan ada serangan dari TPNPB kepada Satgas Yonif 527/BY yang sedang berpatroli di Kampung Bibida, Paniai, Papua

Baca Selengkapnya

Dua Hari Serangan TPNPB, TNI-Polri akan Tambah Pasukan di Intan Jaya

1 hari lalu

Dua Hari Serangan TPNPB, TNI-Polri akan Tambah Pasukan di Intan Jaya

TNI-Polri akan kirim pasukan tambahan imbas serangan TPNPB pada 30 April dan 1 Mei 2023 di Intan Jaya

Baca Selengkapnya