Jejak Sejarah di TPU Petamburan, Rumah Guci Abu Jepang dan Makam Yahudi

Reporter

Antara

Sabtu, 14 November 2020 13:33 WIB

Rumah Abu Jepang di TPU Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat. (ANTARA/Livia Kristianti)

TEMPO.CO, Jakarta - Ada jejak sejarah peninggalan Jepang yang masih bisa dilihat di TPU Petamburan. Adalah rumah guci abu yang sampai saat ini masih sering dikunjungi oleh warga Jepang di Indonesia.

Bangunan yang kental dengan nuansa khas Jepang itu menjadi tempat penyimpanan puluhan guci berisi abu jenazah warga Jepang yang meninggal. Hingga Oktober 2020 ada 79 guci abu tersimpan di sana.

Pada bagian muka bangunan terlihat beberapa batu-batu alam yang dihiasi guratan kanji Jepang yang menjadi prasasti menyambut pengunjung. Tampak juga papan informasi untuk pengunjung dari Indonesia dengan ejaan Bahasa Indonesia lama “RUANG TEMPAT MENJIMPAN ABU2 DJENAZAH DJEPANG”.

Kepala Satuan Pelaksana TPU Zona 2 Jakarta Pusat Sandra Narwita mengatakan perwakilan dari Kedutaan Besar Jepang sering datang ke rumah guci itu untuk mendoakan arwah orang Jepang yang abunya disimpan di sini. “Hanya memang 2020 ini tidak ditengok akibat kondisi pandemi Covid-19, biasanya perwakilan Kedutaan Besar Jepang sekitar 50 orang itu dalam setahun menengok dua kali di bulan Februari dan Oktober,” kata dia, Kamis, 12 November 2020.

Selain rumah guci abu, masih ada jejak sejarah lainnya yang memiliki nilai histori tinggi, yaitu makam penganut agama Yahudi. Makam itu diyakinkan sebagai jejak orang Yahudi karena terdapat lambang Bintang Daud serta tulisan dengan huruf Ibrani.

Makam Orang Yahudi TPU Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat. (ANTARA/Livia Kristianti)

Sandra menceritakan awalnya ada sekitar enam makam yang teridentifikasi menjadi lokasi persemayaman dan jejak terakhir orang Yahudi di kala Jakarta masih dikenal dengan sebutan Batavia. “Pada zaman dulu, Orang- orang Yahudi di Jakarta itu hidup rukun bersama pedagang-pedagang dari Arab di kawasan Passer Baroe. Nah setelah satu persatu meninggal, orang-orang Arab itu lah yang mungkin menguburkan jasad orang Yahudi di lahan yang saat ini jadi TPU Petamburan,” ujarnya.

Sayangnya, kondisi makam Yahudi yang ada di TPU Petamburan itu memprihatinkan. Hanya ada tiga dari enam makam yang masih berbentuk segitiga selayaknya rumah. Sementara tiga lainnya dalam kondisi rusak karena tergerus zaman.

Walaupun masih ada yang berbentuk rumah, namun terlihat coretan-coretan vandalisme merusak rupa asli makam berusia lebih dari setengah abad itu.

Hal yang disayangkan adalah hingga kini belum ada pihak yang mengaku sebagai ahli waris dari keenam makam itu. Sandra pun menyebut pengelola TPU Petamburan pun kesulitan untuk melakukan pemugaran atau membenahi ulang bangunan makam.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

4 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

7 jam lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

9 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

9 jam lalu

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

Bandara Internasional Kansai Jepang pertama kali dibuka pada 1994, dan diperkirakan melayani 28 juta penumpang per tahun.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

20 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

1 hari lalu

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

Timnas U-23 Jepang keluar sebagai juara Piala Asia U-23 2024 setelah mengalahkan Uzbekistan pada partai final. Rekor sempurna Uzbekistan runtuh.

Baca Selengkapnya

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

1 hari lalu

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

Kento Momota ingin membuat lebih banyak orang mencintai bulu tangkis lebih dari dia mencitainya usai resmi pensiun.

Baca Selengkapnya

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

1 hari lalu

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad. Bagaimana perjalanan kedua tim?

Baca Selengkapnya

Preview Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

1 hari lalu

Preview Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad pada Jumat, 3 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

Top 3 dunia pada 2 Mei 2024, di antaranya pelapor yang menuduh Boeing telah mengabaikan cacat produksi 737 MAX, meninggal.

Baca Selengkapnya