Dulu Ada Operasi Koteka, Program 'Membusanakan' Masyarakat Papua

Reporter

Tempo.co

Editor

Rini Kustiani

Minggu, 8 November 2020 11:29 WIB

Peserta mempertunjukan tarian tradisional dalam Festival Budaya Lembah Baliem, di Distrik Welesi, Kabupaten Jayawijaya, Wamena, Papua, 8 Agustus 2017. Walau pun keadaan sudah modern, tapi suku Dani tetap mempertahankan adat istiadat dan tradisi mereka dengan menggunakan koteka. Tempo/Rully Kesuma

TEMPO.CO, Jakarta - Tahukah kamu pada masa Orde Baru ada sebuah program pembangunan masyarakat yang bertugas 'membusanakan' masayarakat Papua. Saat itu pemerintah Soeharto membentuk tim khusus bernama Task Force Pembangunan Masyarakat Pedalaman di Irian Jaya.

Dasar pembentukan tim ini adalah Keputusan Presiden RI Nomor 75 tahun 1969. Pemerintah Orde Baru kemudian menerbitkan Keputusan Presiden RI Nomor 27 tahun 1970 tentang Penyempurnaan Pembentukan Task Force Pembangunan Masyarakat di Provinsi Irian Barat.

Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan salah satu program tim Task Force ini adalah mengenalkan penggunaan pakaian modern kepada masyarakat untuk menggantikan koteka. "Program ini disebut dengan Operasi Koteka," kata Hari dalam keterangan tertulis kepada Tempo, Minggu 8 November 2020. Menurut pemerintah saat itu, suku-suku di pedalaman hidup seperti di 'Zaman Batu' karena mereka memakai koteka.

Pada awalnya program Operasi Koteka ini berjalan lancar. "Namun lama-kelamaan masyarakat meninggalkan dan bahkan menolak pakaian yang diperoleh dari pemerintah," kata Hari. Musababnya, pakaian yang dibagikan kepada masyarakat dipakai setiap hari tanpa dicuci dan tidak ganti.

Pakaian yang kotor membuat pemakainya gatal-gatal sementara kondisi masyarakat saat itu belum mampu membeli sabun cuci dan pakaian baru. Akhirnya masyarakat berkesimpulan bahwa pakaian modern adalah pembawa bencana.

Advertising
Advertising

"Waktu itu banyak generasi muda mengenakan pakaian saat berada di Kota Nabire, dan ketika pulang ke kampung mereka memakai koteka," kata Hari Suroto. Seiring waktu, keinginan untuk berpakaian mulai tumbuh pada generasi muda, terutama anak-anak yang masuk sekolah dan pemuda yang bekerja di instansi pemerintah.

Saat ini pakaian tradisional koteka belum terdokumentasi dengan baik. Menurut Hari Suroto, perlu penelitian mendalam serta pendokumentasian lengkap dalam beragam metode sebelum koteka benar-benar punah. Masyarakat Papua memakai koteka dalam upacara peringatan hari besar nasional atau dalam festival budaya. "Ini bisa menjadi cara melestarikan pakaian tersebut," kata Hari.

Mahasiswa dan pelajar juga boleh memakai koteka saat mengikuti pelajaran di ruang kelas. Pelantikan bupati atau anggota DPRD di wilayah pegunungan Papua pun dapat mengenakan koteka sebagai bentuk pelestarian budaya.

Berita terkait

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

1 hari lalu

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

Aleksander Parapak tewas ditembak kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

1 hari lalu

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

Polda Papua akan mengirim pasukan tambahan setelah penembakan dan pembakaran SD Inpres oleh TPNPB-OPM di Distrik Homeyo Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

1 hari lalu

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

Aparat gabungan TNI-Polri kembali memburu kelompok TPNPB-OPM setelah mereka menembak warga sipil dan membakar SD Inpres di Intan Jaya Papua.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

2 hari lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

2 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

2 hari lalu

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

2 hari lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

2 hari lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

3 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya