Nikmatnya Dodol, Makanan Perekat Silaturahmi Masyarakat Bangka Barat

Reporter

Antara

Minggu, 8 November 2020 10:56 WIB

Dodol Ranggi produk Nur Alpeni Desa Ranggi, Bangka Barat, Babel. ANTARA/Donatus Dasapurna

TEMPO.CO, Jakarta - Panganan manis dan legit ini akrab di lidah masyarakat Kabupaten Bangka Barat. Bukan hanya sebagai cemilan, dodol juga menjadi bagian dari tradisi masyarakat setempat.

Dodol merupakan makanan khas yang biasa disajikan saat dilaksanakan pesta adat sunatan massal di desa Ranggi Kecamatan Jebus, Bangka Barat. Untuk pelengkap prosesi sunatan massal, dodol dan lepet merupakan dua makanan wajib, sebagai simbol perekat silaturahim antarwarga dan kepatuhan anak yang disunat terhadap orang tua.

"Dahulu hanya pada saat sunatan massal kita bisa makan dodol," kata Nur Alpeni, salah seorang pembuat dodol di desa Ranggi.

Seiring waktu berjalan, banyak warga yang rindu untuk mencicip makanan khas tersebut. Peluang itu dimanfaatkan Nur untuk mulai merintis bisnis. "Sejak 2017 dengan memroduksi dalam jumlah terbatas sesuai dengan pesanan," ujarnya.

Dodol yang terbuat dari bahan utama beras ketan dan gula aren itu dijual dengan harga Rp 25 ribu per kotak berisi 250 gram. "Bisnis ini merupakan salah satu bentuk komitmen kami dalam menjaga warisan leluhur, salah satunya makanan tradisional khas Ranggi ini bisa tetap lestari, bahkan semakin dikenal di luar daerah," kata Nur.

Advertising
Advertising

Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten bangka Barat Bambang Haryo Suseno mengatakan dodol pada zaman dahulu sebelum adanya kue kering dianggap sebagai rajanya kue. Dodol juga dikenal sebagai makanan istimewa. Bahkan ada beberapa warga yang meyakini sebagai makanan sakral karena hanya boleh dibuat dan disajikan pada saat upacara adat.

"Istimewa karena padanan gula, tepung, santan kelapa yang dimasak hampir sepanjang hari itu menghasilkan makanan paling lemak dan gurih," kata Bambang.

Sebagai upaya pelestarian warisan budaya tersebut, Pemkab Bangka Barat terus memberikan dukungan untuk pelaksanaan sejumlah pesta adat kampung. Salah satu adat yang cukup terkenal, yaitu pesta adat Kampung Penyampak yang berlokasi di Kecamatan Tempilang. Pesta adat itu lebih dikenal dengan sebutan Dodol Bergema.

Warga satu kampung berkumpul di lapangan untuk bersama-sama membuat dodol. Pesta tahunan itu sudah berlangsung sejak dahulu dan dilakukan turun-temurun.

Proses pembuatan dodol yang membutuhkan campur tangan orang banyak untuk mengaduk adonan dalam wajan secara terus menerus selama setengah hari. Dalam proses itu tergambar pentingnya kebersamaan agar bisa menghasilkan makanan coklat kemasan lezat.

Biasanya para perempuan menyiapkan bahan dan proses mengaduk dilakukan para laki-laki. Kebiasaan ini menjadi pengikat bagi seluruh warga dalam mempererat dan menyatukan agar bisa bergerak bersama-sama, untuk hidup lebih baik dan lebih maju. "Nilai kearifan lokal tentang gotong royong, kebersamaan dan keberagaman itu yang akan terus kita jaga dan kembangkan agar dimaknai dengan baik oleh generasi penerus," kata Bambang.

Berita terkait

Soal Kendala Logistik Ganjar-Mahfud, Politikus PDIP: Kami Gotong-royong

1 Januari 2024

Soal Kendala Logistik Ganjar-Mahfud, Politikus PDIP: Kami Gotong-royong

Aria Bima, yang juga Tim Penjadwalan TPN Ganjar-Mahfud itu mengatakan di tim pusat saat ini memang hanya dijatah untuk membuat desain sablon.

Baca Selengkapnya

PDIP Surabaya Dirikan Posko di Perkampungan Padat untuk Kawal Pemilu Jurdil

20 November 2023

PDIP Surabaya Dirikan Posko di Perkampungan Padat untuk Kawal Pemilu Jurdil

PDIP Kota Surabaya mendirikan posko-posko gotong royong untuk mengawal Pemilu 2024 yang jujur dan adil (jurdil).

Baca Selengkapnya

Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

6 November 2023

Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

Ribuan masyarakat Kabupaten Keerom tumpah ruah memadati Lapangan Sepakbola Swakarsa, Arso, dalam memperingati Festival Seni Budaya dan Persembahan Hasil Bumi Klasis GKI Keerom, Senin, 6 November 2023.

Baca Selengkapnya

Bupati Tabanan dalam Mendorong Gotong Royong Bersama Masyarakat

3 November 2023

Bupati Tabanan dalam Mendorong Gotong Royong Bersama Masyarakat

Bupati Tabanan Komitmen Dalam Membangun Bersama Masyarakat Melalui Karya Gotong Royong

Baca Selengkapnya

Garut Asal Band Voice of Baceprot, Ini 5 Keunikan Kota Berjuluk Swiss van Java

11 Agustus 2023

Garut Asal Band Voice of Baceprot, Ini 5 Keunikan Kota Berjuluk Swiss van Java

Garut juga memiliki banyak tempat wisata alam, sehingga cocok menjadi pilihan sebagai tempat berlibur keluarga.

Baca Selengkapnya

Menapaki Sejarah di Kota Mentok, Pulau Bangka

3 Juli 2023

Menapaki Sejarah di Kota Mentok, Pulau Bangka

Kota Mentok di Pulau Bangka pada zaman dulu pernah menjadi kota besar dan penting dalam perjalanan sejarah nasional. Simak sisi menarik kota ini.

Baca Selengkapnya

3 Resep Olahan Buah Carica Khas Wonosobo

11 Juni 2023

3 Resep Olahan Buah Carica Khas Wonosobo

Untuk menikmati olahan carica, Anda tidak perlu jauh-jauh ke Wonosobo. Cukup bikin resep olahan carica di rumah.

Baca Selengkapnya

Marak Istilah Solidaritas Sosial Ketika Bencana, Apa Maksudnya?

12 November 2022

Marak Istilah Solidaritas Sosial Ketika Bencana, Apa Maksudnya?

Istilah solidaritas sosial seringkali naik daun saat munculnya bencana. Apa sebenarnya solidaritas sosial?

Baca Selengkapnya

Gerakan Sains Warga: Gotong Rotong Mendata Keanekaragaman Hayati di Sekitar Kita

29 Agustus 2022

Gerakan Sains Warga: Gotong Rotong Mendata Keanekaragaman Hayati di Sekitar Kita

Data-data dari survei lapang secara klasik ini lalu digunakan untuk memahami kondisi konservasi global

Baca Selengkapnya

10 Rangkaian Kata Mutiara Bung Hatta: Perjuangan Berat Melawan Bangsa Sendiri

12 Agustus 2022

10 Rangkaian Kata Mutiara Bung Hatta: Perjuangan Berat Melawan Bangsa Sendiri

Hari ini, 12 Agustus 1902 silam, merupakan kelahiran Mohammad Hatta. Berikut rangkaian kata mutiara Bung Hatta, disarikan dari berbagai pidatonya.

Baca Selengkapnya