Sejarah Raja Ampat Papua: 7 Telur, 4 Raja, Kisah Pilu 3 Saudara, Batu Kali Raja

Reporter

Tempo.co

Editor

Rini Kustiani

Sabtu, 7 November 2020 09:00 WIB

Seorang bocah berenang di pantai Sawandarek di Distrik Meos Mansar, Raja Ampat, Papua Barat, 22 November 2019. Pantai Sawandarek memiliki arus yang cukup tenang sehingga aman bagi anak-anak atau wisatawan yang ingin berenang, snorkeling di kawasan ini. TEMPO/Fardi Bestari

TEMPO.CO, Jakarta - Raja Ampat merupakan sebuah destinasi wisata di Papua yang terkenal hingga mancanegara. Sebagian orang mungkin hanya tahu keindahan alam di sana tanpa mengenal bagaimana sejarah dan mitos yang tumbuh di masyarakat Raja Ampat, Papua.

Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan masyarakat Raja Ampat percaya wilayah itu pada mulanya dikuasai oleh para raja. "Masyarakat percaya asal usul Raja Ampat bermula dari pasangan suami istri Alyab dan Boki Deni," kata Hari Suroto dalam keterangan tertulis kepada Tempo, Sabtu 7 November 2020.

Pada satu waktu, mereka menemukan tujuh butir telur di pinggir Sungai Wawage atau Kali Raja, yang sekarang masuk wilayah Kampung Wawiyai, Distrik Tiplol Mayalibit, Kabupaten Raja Ampat. Alyab kemudian hendak memakan telur-telur tersebut, namun dicegah oleh istrinya.

Butir-butir telur tersebut lantas dibawa pulang ke rumah dan disimpan. Beberapa hari berlalu, lima dari tujuh telur itu menetas menjadi manusia. "Empat laki-laki dan dua perempuan," kata Hari Suroto. Satu telur lagi, menurut dia, tidak menetas, melainkan berubah menjadi batu.

Batu telur ini masih dapat dijumpai di Situs Kali Raja. Telur yang menjadi batu itu tersimpan dalam bangunan kecil. Telur berwarna putih tersebut dibalut kain berwarna putih dan ditutup sebuah kelambu putih.

Advertising
Advertising

Bangunan pelindung telur raja di Raja Ampat, Papua. Dok. Balai Arkeologi Papua

Mari kita simak apa yang terjadi pada telur-telur yang menetas menjadi manusia tadi. Telur yang menetas pertama atau anak sulung bernama Giwar, anak kedua adalah Tusan, anak ketiga Mustari, anak keempat adalah perempuan bernama Kilimuri, anak kelima Sem, dan anak keenam Pin Tike adalah perempuan.

Mereka hidup bersama-sama di Kali Raja. Hingga pada satu ketika mereka bertengkar hingga berpisah. Anak pertama Giwar tetap tinggal di Kali Raja dan menjadi Raja Waigeo. Anak kedua Tusan menguasai wilayah Salawati, anak ketiga Mustari menguasai Pulau Misool. Kilimuri memisahkan diri ke Pulau Seram.

Setiap anak yang menguasai kawasan tertentu dan bergelar fun. Maka sebutan mereka adalah fun Giwar, fun Tusan, fun Mustari, dan seterusnya. Anak kelima fun Sem kemudian menjelma menjadi roh atau mahluk halus. Sebab itu, tak diketahui di mana tempat tinggalnya.

Menurut mitos yang dipercaya masyarakat, kata Hari Suroto, Pin Tike hamil tanpa suami. Peristiwa itu menyebabkan saudara-saudaranya malu. Karena itu, dia dihanyutkan oleh saudara-saudaranya ke laut. Beberapa waktu kemudian Pin Tike terdampar di Pulau Numfor dan bertemu dengan Manar Maker, seorang tokoh mitos masyarakat Biak -Numfor.

Tak berapa lama, lahirlah anak Pin Tike berjenis kelamin laki-laki dan diberi nama Gurabesi atau Kurabesi. Ketika dewasa, Kurabesi kembali ke Kali Raja dan bertemu pamannya fun Giwar. Gurabesi dan anak Giwar yang bernama Mereksopen, membantu Raja Tidore berperang melawan Raja Ternate.

Sebagai hadiah kepada Kurabesi atas kemenangan melawan Ternate, dia dinikahkan dengan putri Sultan Tidore, Boki Taiba. Kurabesi dan istrinya kemudian menetap di Kali Raja, Raja Ampat sampai akhir hidupnya.

Berita terkait

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

15 jam lalu

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

Aleksander Parapak tewas ditembak kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

18 jam lalu

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

Polda Papua akan mengirim pasukan tambahan setelah penembakan dan pembakaran SD Inpres oleh TPNPB-OPM di Distrik Homeyo Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

18 jam lalu

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

Aparat gabungan TNI-Polri kembali memburu kelompok TPNPB-OPM setelah mereka menembak warga sipil dan membakar SD Inpres di Intan Jaya Papua.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

1 hari lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

1 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

1 hari lalu

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

1 hari lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

2 hari lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

2 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

2 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya