Jejak Promosi Wisatawan Mancanegara Bantu Perajin Yogyakarta di Masa Pandemi

Sabtu, 7 November 2020 05:56 WIB

Sejumlah perajin perak menyelesaikan pesanan di Kampung Trunojayan, Kotagede, Yogyakarta, 21 November 2017. Kerajinan perak Kotagede punya motif khas dari tanaman teratai dan teknik membuatnya dengan filigri (membentuk dengan kawat perak yang tipis) yang hanya bisa dikerjakan oleh perajin yang teliti. ANTARA FOTO/Maulana Surya

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kunjungan wisatawan mancanegara ke Daerah Istimewa Yogyakarta berperan dalam menggerakkan perekonomian lokal. Dari kunjungan wisatawan mancanegara itu, pelaku industri wisata, baik barang maupun jasa, mendapatkan dua keuntungan sekaligus. Yakni keuntungan langsung dan tidak langsung.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DI Yogyakarta, Aris Riyanta mengatakan keuntungan langsung adalah manfaat yang dirasakan oleh masyarakat saat itu juga. Misalkan pendapatan setelah wisatawan membeli produk, membayar layanan jasa, seperti transportasi, pemandu wisata, dan lainnya. Adapun keuntungan tidak langsung yang dirasakan masyarakat adalah promosi dari wisatawan mancanegara tersebut jika mereka puas dengan apa yang diperoleh dan selama berwisata.

"Mereka yang berhasil membuat wisatawan senang sehingga liburannya berkesan baik umumnya mendapatkan promosi gratis saat wisatawan mancanegara itu kembali ke negaranya," kata Aris Riyanta di Yogyakarta, Jumat 6 November 2020. Promosi gratis itu bisa berupa kisah menarik yang dibagikan wisatawan mancanegara tersebut kepada koleganya di luar negeri atau mereka memesan barang kerajinan masyarakat Yogyakarta.

Tak hanya pakaian batik, di Pasar Beringharjo Yogyakarta juga tersedia aneka kerajinan batik. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Di masa pandemi Covid-19, menurutAris Riyanta, manfaat promosi gratis ini masih dirasakan oleh masyarakat. Dia mengatakan banyak wisatawan mancanegara yang pernah berkunjung ke Yogyakarta memesan berbagai cenderamata, kerajinan tangan, dan furnitur dari Yogyakarta, khususnya Kabupaten Bantul. "Satu-satunya yang bisa digenjot untuk menggeliatkan ekonomi saat sektor wisata terdampak seperti pandemi ini hanya kegiatan ekspor," ujar Aris Riyanta.

Advertising
Advertising

Pada Oktober 2020 misalkan, berbagai pesanan hasil kerajinan Yogyakarta dari mancanegara terus mengalir. Dengan begitu, masyarakat yang bergelut di bidang ini masih bisa beroperasi dan menyerap tenaga kerja yang cukup banyak. Menurut catatan Dinas Peindustrian dan Perdagangan DI Yogyakarta, di Kabupaten Bantul saja terdapat pengiriman sebanyak sembilan, 45, sampai 59 kontainer furnitur ke luar negeri.

Lantaran masih tingginya minat masyarakat dunia terhadap hasil kerajinan dari Yogyakarta, pemerintah DI Yogyakarta menggelar Jogja Premium Export Virtual Expo mulai Kamis sampai Minggu, 12 - 15 November 2020 di Royal Ambarukmo Hotel. Para pengusaha kerajinan dari dalam dan luar negeri dapat mengikutinya lewat website www.jogjapremium.com.

Perajin memproduksi kerajinan patung Loro Blonyo (patung pasangan berpakaian khas Jawa) untuk pasar lokal dan ekspor di salah satu rumah industri di Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta, Kamis (24/11). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Pada gelombang pertama, sebanyak 50 industri kecil menengah bidang kerajinan di DI Yogyakarta akan menampilkan hasil produksi mereka dalam pameran virtual Jogja Premium Export Virtual Expo dan menjual produknya secara daring. Ada empat bidang kerajinan, yakni home decoration, craft, fashion, dan furniture.

Aris Riyanta menjelaskan Jogja Premium Export merupakan brand yang yang digaungkan pertama kali saat pemerintah DI Yogyakarta mengikuti Festival Indonesia Moskow, Rusia pada 2019. Di festival tersebut, stand Yogyakarta mendapatkan animo yang sangat tinggi dari masyarakat Moskow, dan mendapatkan apresiasi dari penyelenggara sebagai Peserta Terbaik. "Jogja Premium Export dikenal masyarakat Rusia sebagai ruang pameran bagi produk berkualitas yang berhasil menembus pasar ekspor," ujarnya.

Wakil Gubernur DI Yogyakarta Paku Alam X mengatakan, menggeliatnya ekspor berbagai produk kerajinan dari Yogyakarta memberikan harapan dan optimisme di tengah pandemi Covid-19 dan himpitan resesi ekonomi. "Ekspor kerajinan menunjukkan produk non-migas Yogyakarta siap berkompetisi dengan ikon-ikon global di ranah perdagangan internasional," ujar Paku Alam.

Pemerintah DI Yogyakarta mencatat nilai ekspor yang didominasi produk kerajinan meningkat setiap tahun. Pada 2018 senilai USD 338 juta, naik menjadi USD 370 juta di 2019. Kemudian sejak Januari hingga September 2020 angkanya turun menjadi USD 304 juta.

Berita terkait

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

22 jam lalu

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

Lesunya aktivitas kunjungan wisman ke 17 bandara internasional membuat Kemenhub menurunkan status penggunaan bandara menjadi bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

23 jam lalu

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

Halal Fair 2024 menyajikan nuansa berwisata syariah bersama keluarga, digelar tiga hari di Jogja Expo Center Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

1 hari lalu

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

1 hari lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

1 hari lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

2 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

2 hari lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

3 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya