Burung Kasuari Papua, Tak Bisa Terbang dan Diboyong ke Belanda Abad ke-16

Reporter

Tempo.co

Editor

Rini Kustiani

Jumat, 6 November 2020 05:48 WIB

Burung Kasuari. wallgigs.com

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu satwa endemik di wilayah Papua, Papua Nugini, dan Australia adalah burung kasuari. Burung dengan nama Casuarius casuarius ini terbilang burung darat dengan bobot yang cukup berat dan tidak bisa terbang.

Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan umumnya berat burung kasuari berkisar 58 kilogram dengan tinggi 1,5 meter. Sayapnya terlalu kecil untuk menopang badan yang berat itu terbang ke udara.

"Bagian mahkota, bulu-bulu kasar, dan sayap kecilnya yang melengkung di bawah tubuh untuk melindungi sisi tubuh, diciptakan sedemikian rupa untuk menghindari luka saat menembus vegetasi lebat," kata Hari Suroto dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Jumat 6 November 2020.

Dengan kepala yang merunduk ke depan dan leher serta bahu yang hampir horizontal, burung ini dapat dengan mudah bergerak cepat menerobos semak belukar. Kaki serta kuku yang keras dan tajam adalah senjata utama burung kasuari.

Kakinya mampu berlari mencapai 50 kilometer per jam. Karena kegesitannya, bukti keberadaan burung kasuari seringkali hanya dapat dilihat dari sisa-sisa kotoran dan jejak tiga jari seperti dinosaurus dalam hutan yang berlumpur.

Bulu kasuari berbeda dengan bulu burung lainnya. Bulu burung kasuari berwarna hitam menyerupai rambut manusia. Oleh masyarakat Papua, bulu-bulu burung kasuari dimanfaatkan sebagai hiasan kepala atau sebagai penghias noken. Adapun dagingnya dikonsumsi dan bagian tulang, paruh, kuku dijadikan senjata tradisional.

Advertising
Advertising

Burung kasuari berkembangbiak dengan bertelur. Telur kasuari berwarna hijau dengan berat sekitar 650 gram. Burung kasuari hanya memiliki satu butir telur selama masa bertelur. Kasuari betina menghabiskan waktu selama dua bulan untuk mengerami dan menjaga telurnya. Setelah menetas, anak kasuari berkembang sangat cepat. Selama sembilan bulan, anak kasuari ini akan dijaga dan dibesarkan oleh Kasuari jantan.

Anak burung kasuari memiliki bulu-bulu yang menarik, yakni bergaris-garis hitam dan bulu yang berwarna coklat muda akan berubah menjadi hitam pekat saat dewasa. Kulit leher dan kepala botak berwarna biru, hijau, terkadang orange tergantung jenisnya. Pada bagian kepala terdapat mahkota tanduk.

Burung kasuari memakan buah-buahan yang jatuh dari pohon. Burung ini menjadi agen penghijau hutan karena biji dari buah yang dimakan akan dikeluarkan kembali bersama kotoran, kemudian tumbuh menjadi tanaman baru. Sebab itu, penting untuk melestarikan populasi burung ini.

Pelaut Belanda membawa burung kasuari pertama kali ke Eropa pada akhir abad ke-16. Di sana, burung kasuari mendapat perlakuan istimewa karena dipelihara dalam kebun binatang pribadi milik Raja Rudolph II.

Berita terkait

Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

37 menit lalu

Alasan TPNPB Bakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan Militer Indonesia

TPNPB mengaku bertanggung jawab atas pembakaran sebuah gedung SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

2 jam lalu

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.

Baca Selengkapnya

TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

3 jam lalu

TNI Benarkan Ada Serangan TPNPB, Bantah Ada Prajurit yang Luka

Kodam XVII/Cenderawasih membenarkan ada serangan dari TPNPB kepada Satgas Yonif 527/BY yang sedang berpatroli di Kampung Bibida, Paniai, Papua

Baca Selengkapnya

Dua Hari Serangan TPNPB, TNI-Polri akan Tambah Pasukan di Intan Jaya

3 jam lalu

Dua Hari Serangan TPNPB, TNI-Polri akan Tambah Pasukan di Intan Jaya

TNI-Polri akan kirim pasukan tambahan imbas serangan TPNPB pada 30 April dan 1 Mei 2023 di Intan Jaya

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

4 jam lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

7 jam lalu

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

Sejumlah perusahaan dan lembaga penelitian di Belanda, telah memberikan dukungan kepada Indonesia, termasuk terkait IKN

Baca Selengkapnya

Polres Yahukimo Tangkap 5 Tersangka Pembunuhan Bripda Oktavianus Buara, Polisi: Dua Masih Dikejar

17 jam lalu

Polres Yahukimo Tangkap 5 Tersangka Pembunuhan Bripda Oktavianus Buara, Polisi: Dua Masih Dikejar

TPNPB-OPM menyatakan bertanggung jawab atas pembunuhan seorang polisi Bripda Oktovianus Buara di Distrik Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan.

Baca Selengkapnya

TPNPB Serang Polsek Homeyo di Intan Jaya, Klaim Tewaskan Satu Intel

1 hari lalu

TPNPB Serang Polsek Homeyo di Intan Jaya, Klaim Tewaskan Satu Intel

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB menyerang Polsek Homeyo, Intan Jaya, dan menewaskan satu orang

Baca Selengkapnya

KKB Intan Jaya Papua Serang Polsek Homeyo, 1 Warga Tewas

2 hari lalu

KKB Intan Jaya Papua Serang Polsek Homeyo, 1 Warga Tewas

Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno membenarkan KKB Intan Jaya menyerang Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua.

Baca Selengkapnya

KPK Eksekusi Eks Kadis PUPR Papua Gerius One Yoman ke Lapas Sukamiskin Bandung

2 hari lalu

KPK Eksekusi Eks Kadis PUPR Papua Gerius One Yoman ke Lapas Sukamiskin Bandung

Hakim memvonis eks Kadis PUPR Papua, Gerius One Yoman dengan hukuman empat tahun delapan bulan penjara dan uang pengganti Rp 4,5 miliar.

Baca Selengkapnya