Warga beraktivitas di sekitar terpaan gelombang laut pesisir Pantai Utara Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu 13 Mei 2020. Gelombang laut setinggi sekitar 1-2,5 meter tersebut terjadi karena angin kencang dari laut menuju darat, warga dihimbau untuk tetap waspada. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten mengingatkan masyarakat dan wisatawan yang akan pergi ke pesisir selatan Lebak untuk waspada gelombang tinggi yang bisa mencapai enam meter.
"Kami minta warga maupun wisatawan tidak berenang di pesisir selatan guna mencegah kecelakaan laut," kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Provinsi Banten Sumardi di Posko Kesiapsiagaan Bencana wilayah selatan Lebak, Kamis, 29 Oktober 2020.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banten mengeluarkan informasi peringatan dini tentang potensi gelombang tinggi di perairan selatan Lebak dan Samudera Hindia selatan Banten.
Peluang ketinggian gelombang pesisir selatan Lebak meliputi Pantai Binuangeun, Panggarangan, Sukamaju, Bagedur, Cihara, Bayah, Pulau Manuk, Panggarangan, Sawarna hingga Tanjung Panto antara 4 sampai 6 meter dengan kecepatan angin 15 knot atau 30 kilometer per jam.
Kondisi tersebut, kata Sumardi, bisa membahayakan keselamatan wisatawan. "Kami minta warga juga wisatawan dapat mematuhi peringatan imbauan ini, karena khawatir mereka tersapu gelombang tinggi," ujarnya.
Sumardi menjelaskan cuaca pesisir pantai selatan yang berhadapan langsung perairan Samudera Hindia memiliki karakter berbeda dengan pantai di Selat Sunda bagian utara. Gelombang karakter pantai selatan Lebak cukup tinggi, ditambah banyaknya karang-karang.
BPBD juga menyampaikan surat peringatan imbauan cuaca buruk pada Polsek, Kesyahbandaran, TPI, petugas pengamanan pantai, pemilik hotel dan restoran. "Kami minta warga siap siaga menghadapi fenomena La Nina guna mengurangi risiko kebencanaan," kata Sumardi.