Yogyakarta Siapkan Aerotropolis, Kota Masa Depan di Pesisir Selatan Jawa

Jumat, 16 Oktober 2020 12:24 WIB

Bandara New Yogyakarta International Airport atau NYIA di Kulon Progo, Yogyakarta. Sumber: Angkasa Pura I

TEMPO.CO, Yogyakarta - Bandara baru Yogyakarta International Airport atau YIA yang berada di kawasan pesisir Kabupaten Kulon Progo tak akan dibiarkan hanya menjadi pusat pergerakan arus transportasi udara wisatawan berbagai negara.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menuturkan bandara YIA menjadi jalan untuk mempercepat kawasan pesisir laut selatan agar dapat segera menjadi wajah atau pintu depan Yogya di masa depan. Salah satu upaya menghidupkan perekonomian dan wisata pesisir selatan itu, Yogya kini menyiapkan kawasan aerotropolis sebagai pendukung utama perkembangan bandara YIA.

Aerotropolis ini semacam kota baru, dengan tata letak, infrastruktur dan sektor ekonomi berpusat pada bandar udara yang ada. Mirip konsep kota metropolis yang memiliki kawasan suburban.

“Sejak awal (di bandara YIA) sudah kami desain untuk area aerotropolis ini di depan bandara baru itu," ujar Sultan di sela pertemuan dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Suharso Monoarfa di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Kamis, 14 Oktober 2020.

Persiapan membangun aerotropolis di area bandara YIA itu pun sudah diikuti dengan menyiapkan lahan cukup luas. "Kami sudah sediakan tanah seluas 1.000 -1.800 meter persegi, jadi tidak akan ada masalah tanah lagi membangun aerotropolis itu," ujar Sultan.

Advertising
Advertising

Menurut Sultan, aerotropolis bandara YIA itu nanti langsung menjadi kawasan terintegrasi dan sangat strategis lokasinya. Sebab, di lokasi itu nanti bakal dilalui jalan tol yang menyambungkan Yogya ke berbagai wilayah Jawa Tengah.

"Pengembangan aerotropolis ini bertujuan agar keberadaan bandara baru di Kulon Progo ini bisa terus berkembang, tidak stagnan," kata Sultan.

Sultan menjelaskan pemerintah daerah selama ini sebenarnya sudah berupaya mengembangkan potensi ekonomi dan wisata di kawasan pesisir laut selatan. Namun hasilnya memang masih belum besar jika dibandingkan dengan perkembangan ekonomi wisata di laut utara Jawa.

Lambatnya perkembangan laut selatan itu, menurut Sultan, karena berbagai faktor, khususnya sumber daya manusia.

Nelayan di pesisir laut selatan selama ini merupakan mereka yang sebelumnya berkecimpung dari sektor pertanian lalu beralih profesi ke sektor nelayan karena hanya memiliki lahan garapan yang kecil. Bahkan sebagian nelayan itu pun juga tidak memiliki lahan sama sekali.

Sultan mengatakan pemerintah pernah berupaya mendorong perekonomian pesisir selatan dengan menggandeng Kementerian Kelautan dan Perikanan. KKP memberikan bantuan kapal dengan varian kapasitas antara 10-30 grosston untuk sejumlah nelayan di pesisir selatan.

Namun, kebanyakan dari kapal yang diterima itu tidak bertahan lama dan tidak produktif hingga akhirnya mangkrak. Kapal itu dibiarkan dalam waktu lama sampai rusak dan nelayan tidak memiliki kemampuan untuk memperbaiki.

"Karena bantuan ini langsung diserahkan dan menjadi milik kelompok masyarakat, kami (pemerintah daerah) akhirnya tidak bisa membantu perbaikan," kata Sultan.

Untuk ke depannya, Sultan mengusulkan agar bantuan bantuan seperti itu bisa diberikan melalui Pemda DIY sehingga pemda memiliki kewajiban merawat dan memperbaiki kapal yang rusak. Selain itu, Pemda DIY bisa membuatkan koperasi dan memberi modal dasar bagi kelompok nelayan agar bisa lebih berkembang.

“Kalau memang bantuan mau langsung ditetapkan untuk kelompok A di lokasi B, silahkan saja, kami tidak masalah. Tapi bisa tidak jika bantuan diserahkan melalui Pemda DIY, jadi kalau rusak bisa langsung kami perbaiki,” ujar Sultan.

Menteri PPN Suharso Monoarfa mengatakan target utama pemerintah pusat saat ini adalah membangkitkan lagi putaran ekonomi di wilayah, khususnya saat masih berlangsung pandemi Covid-19 ini. "Yogya adalah daerah yang sangat ditentukan perekonomiannya oleh sektor jasa, karena sumber ekonomi terbesarnya dari sektor pariwisata,” ujarnya.

Berita terkait

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

14 jam lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

1 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

2 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

3 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

3 hari lalu

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

4 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

4 hari lalu

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.

Baca Selengkapnya

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

4 hari lalu

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.

Baca Selengkapnya

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

4 hari lalu

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

4 hari lalu

Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, membeberkan nama-nama pegawai lembaga antikorupsi itu yang telah diperiksa oleh Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya