Turis Jepang Ini Menunggu 7 Bulan Demi Bisa Masuk ke Machu Picchu

Reporter

Terjemahan

Rabu, 14 Oktober 2020 11:34 WIB

Panorama situs kuno Machu Picchu, yang dibangun oleh suku Inca pada pertengahan abad ke-15 di Peru. Ribuan pengunjung mengunjungi reruntuhan kota yang hilang ini. Giovanna Dell'Orto/AP

TEMPO.CO, Jakarta - Jesse Katayama sebelumnya merencanakan untuk mengakhiri perjalanan keliling dunianya di Machu Picchu, benteng Inca abad ke-15 yang luas di Pegunungan Andes. Namun pandemi Covid-19 membuat warga negara Jepang itu 'terdampar' di Peru karena destinasi wisata itu ditutup.

Setelah menunggu tujuh bulan, pada Minggu, 11 Oktober lalu, Katayama akhirnya bisa mengunjungi situs warisan dunia UNESCO itu. Selain beberapa pemandu, dia bisa menikmati megahnya Machu Picchu untuk dirinya sendiri.

"Setelah lockdown, orang pertama yang mengunjungi Machu Picchu adalah meeeeeee," tulisnya di Instagram yang menyertakan foto dirinya dengan perwakilan taman.

Alejandro Neyra, Menteri Kebudayaan Peru, mengatakan dalam konferensi pers virtual pada hari Senin, 12 Oktober 2020, bahwa Katayama telah diberikan akses khusus ke situs tersebut sebagai pengakuan atas kesabarannya.

“Dia datang ke Peru dengan mimpi bisa masuk,” kata Neyra seperti dikutip Newyork Times. "Warga Jepang telah masuk bersama dengan kepala taman kami sehingga dia bisa melakukan ini sebelum kembali ke negaranya."

Advertising
Advertising

Sebelum pandemi, Machu Picchu kedatangan ribuan pengunjung setiap hari. Wisatawan biasanya harus mengajukan izin berbulan-bulan sebelumnya untuk memasuki jalur Inca.

Tiket masuk yang dimiliki Katayama sebenarnya dijadwalkan pada 16 Maret, dan dia tiba dua hari sebelumnya di Aguas Calientes, sebuah kota di kaki gunung.

Pendaki berjalan menuju Gunung Humantay di jalur Salkantay, salah satu jalan Inca bersejarah menuju Machu Picchu. Titik tertinggi Jejak adalah Salkantay Pass, di 4650 meter (15.255 kaki), yang terlihat di sebelah kanan. Giovanna Dell'Orto/AP

Tapi dua hari itu berubah menjadi minggu dan kemudian bulan. Dia menyewa sebuah apartemen kecil di kota dan menghabiskan waktu dengan mengikuti kelas yoga harian, mengajari anak-anak setempat cara bertinju dan belajar untuk berbagai ujian sertifikasi kebugaran dan olahraga.

Katayama pernah menulis di situs crowdfunding pada 2019 bahwa dia bermimpi membuka sasana tinju di Jepang dan ingin berkeliling dunia untuk belajar dari setiap negara. Sebelum mencapai Peru, dia mengajar tinju di Australia, Brasil, Afrika Selatan, Mesir, dan Kenya.

Kepada situs berita Jepang, Katayama mengatakan bahwa dia telah mempertimbangkan untuk ikut dengan penerbangan evakuasi darurat yang diselenggarakan oleh pemerintah Jepang pada musim semi lalu tetapi menurutnya itu terlalu mahal. Dia akhirnya memutuskan untuk tinggal, menunda keberangkatannya dengan harapan Machu Picchu akan segera dibuka kembali.

Kesabarannya pun terbayar. Ia juga bahkan menjadi selebriti lokal minggu lalu ketika La República, sebuah perusahaan televisi terkemuka Peru, meliput kesabarannya dan menjulukinya 'turis terakhir di Machu Picchu'.

"Saya bertahan dengan satu-satunya tujuan untuk mengetahui keajaiban ini dan saya tidak ingin pergi tanpa melakukannya," katanya kepada surat kabar dalam wawancara terpisah. Berita tentang kegigihannya telah menghasilkan ratusan simpatisan hingga menawarkan untuk mengajukan petisi kepada pihak berwenang atas namanya, katanya di Instagram.

Neyra mengatakan bahwa pihak berwenang telah menerima aplikasi pengunjung untuk Katayama dan memutuskan untuk memberinya akses khusus sebelum dia kembali ke Jepang.

Berita terkait

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

13 jam lalu

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

Yakiniku yang disajikan dalam Jyubako atau bento box memberikan kesan menarik dengan makanan yang bervariasi, kaya nutrisi, dan terkontrol porsinya.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

18 jam lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

19 jam lalu

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

Hari ini, 68 tahun lalu, Jepang menemukan penyakit epidemi yang disebut Minamata. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

1 hari lalu

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

Faktanya, ini bukan kasus pertama karena peretasan data dalam game-game Pokemon merajalela di antara pemain curang.

Baca Selengkapnya

Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

1 hari lalu

Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

Masjid Indonesia Nagoya sudah memasuki tahap pembangunan. Nilai proyek masjid Indonesia ini sekitar Rp 9,9 miliar.

Baca Selengkapnya

2 WNI Dapat Penghargaan Bintang Jasa Musim Semi 2024 dari Jepang

1 hari lalu

2 WNI Dapat Penghargaan Bintang Jasa Musim Semi 2024 dari Jepang

2 WNI mendapat penganugerahan bintang jasa musim semi 2024 karena jasa-jasa mereka dalam memperkokoh hubungan Jepang dan Indonesia

Baca Selengkapnya

Yen Merosot, Kunjungan Wisatawan Asing ke Jepang Makin Tinggi

1 hari lalu

Yen Merosot, Kunjungan Wisatawan Asing ke Jepang Makin Tinggi

Pemerintah Jepang pun optimistis bakal bisa melampaui target 2025 yaitu 32 juta pengunjung asing pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Preview Timnas U-23 Jepang vs Irak di Semifinal Piala Asia U-23 2024

2 hari lalu

Preview Timnas U-23 Jepang vs Irak di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Duel Timnas U-23 Jepang vs Irak akan tersaji pada babak semifinal Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad, Doha, Qatar pada Selasa dinihari.

Baca Selengkapnya

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

2 hari lalu

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

Jepang memasang tembok pembatas yang menghalangi turis berfoto dengan latar belakang Gunung Fuji.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya