Wisata Virtual Jadi Obat Kangen Jalan-jalan di Masa Pandemi Covid-19

Reporter

Antara

Editor

Rini Kustiani

Sabtu, 10 Oktober 2020 10:51 WIB

Pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB) akan dipromosikan secara virtual dalam Geotourism Festival 2020. Dok. Kemenparekraf

TEMPO.CO, Jakarta - Wisata virtual atau tur virtual kini menjadi alternatif hiburan di masa pandemi Covid-19. Bos perusahaan perjalanan wisata Atourin, Benarivo Triadi Putra mengatakan wisata virtual memiliki banyak manfaat untuk pelaku industri pariwisata dan wisata itu sendiri.

"Wisata virtual jadi media yang 'memprovokasi' wisatawan secara digital," kata Benarivo Triadi Putra dalam konferensi pers virtual, Kamis 8 Oktober 2020. Dia menjelaskan, wisata virtual memberikan gambaran sekaligus informasi sebelum wisatawan memutuskan apakah mereka akan berkunjung ke destinasi wisata yang disaksikan setelah pandemi Covid-19 tertangani.

Tur virtual juga bisa dilakukan sambil bersantai di rumah, tidak berpeluh lelah, dan bisa dinikmati bersama seluruh keluarga. Wisatawan virtual menyaksikan pemandangan dari foto yang tersedia di dunia maya sembari mendengarkan informasi dari pemandu wisata bersertifikasi. "Ini menjadi hiburan sekaligus penggoda bagi wisatawan agar tertarik berkunjung ke tempat tersebut secara langsung," kata Benarivo Triadi Putra.

Atourin bekerja sama dengan Traveloka dalam membuat tur virtual ke 15 destinasi wisata dari tujuh provinsi di Indonesia, yakni Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua. Atourin juga pernah menggandeng Wisata Kreatif Jakarta dengan menggelar wisata virtual untuk memperingati ulang tahun ibu kota Indonesia ini.

Peminat wisata virtual semakin berkembang. Berdasarkan data Atourin, pada Juli sampai September 2020 tercatat lebih dari 900 wisatawan virtual yang menjelajahi destinasi wisata domestik. "Saat ini kami fokus ke destinasi wisata domestik. Kalau nanti ada wisata internasional, kami yakin sangat banyak peminat," kata Rivo.

Advertising
Advertising

Wisatawan tur virtual berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari mahasiswa hingga pekerja berusia 20 sampai 30an. Ada yang menjadi pelanggan setia dan selalu mengikuti tur virtual baru yang kami buat. "Mereka bilang wisata virtual menarik, menyegarkan karena dapat melepas penat setelah seharian bekerja," katanya. Cukup dengan meluangkan waktu sekitar dua hingga tiga jam untuk mengikuti tur virtual.

Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Nia Niscaya mengatakan tur virtual memang tak bisa menggantikan wisata aktual. "Tapi ini adalah inovasi yang harus didukung dan dikembangkan," katanya. "Walau wisata virtual tidak bisa menggantikan wisata aktual, setidaknya cara ini menjadi pengobat rindu."

Berita terkait

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

16 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

26 hari lalu

KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

Pergerakan pengguna Commuter Line Jabodetabek juga masih terpantau di stasiun-stasiun yang terletak di kawasan pusat perbelanjaan atau sentra bisnis.

Baca Selengkapnya

CEO Boeing Dave Calhoun Bersiap Mundur, Melawan Badai Sepanjang Kepemimpinannya

37 hari lalu

CEO Boeing Dave Calhoun Bersiap Mundur, Melawan Badai Sepanjang Kepemimpinannya

CEO Boeing Dave Calhoun memutuskan mengundurkan diri pada akhir tahun ini. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Dugaan Korupsi Anggaran Covid-19, Kejaksaan Tahan Kadis Kesehatan Sumatera Utara

51 hari lalu

Dugaan Korupsi Anggaran Covid-19, Kejaksaan Tahan Kadis Kesehatan Sumatera Utara

Kedua tersangka bisa dijerat dengan hukuman mati karena dugaan korupsi pengadaan barang saat situasi bencana pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

52 hari lalu

Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

Setidaknya ada 731 tenaga medis meninggal saat bertugas pandemi Covid-19, sekitar 4 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

52 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

53 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

59 hari lalu

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.

Baca Selengkapnya

Pengukuhan Erlina Burhan sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran UI, Penjaga Gawang Saat Pandemi Covid-19

20 Februari 2024

Pengukuhan Erlina Burhan sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran UI, Penjaga Gawang Saat Pandemi Covid-19

Universitas Indonesia (UI) mengukuhkan 3 Guru Besar dari Fakultas Kedokteran, salah satunya Prof. Erlina Burhan. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri: Kenaikan Anggaran Bansos Menunjukkan Kegagalan Jokowi

5 Februari 2024

Faisal Basri: Kenaikan Anggaran Bansos Menunjukkan Kegagalan Jokowi

Faisal menilai dana bansos yang melebihi anggaran saat pandemi Covid-19 menunjukkan semakin besarnya masyarakat yang rentan ekonominya.

Baca Selengkapnya