Detail Rute, Kondisi Medan, dan Jalur Pendakian Gunung Semeru

Minggu, 4 Oktober 2020 16:12 WIB

Gunung Semeru dengan latar depan Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. TEMPO | Abdi Purmono

TEMPO.CO, Malang - Jika kamu berencana mendaki Gunung Semeru, pelajari dulu rute, estimasi waktu tempuhnya, dan pertimbangkan medan jelajahnya. Petugas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru atau TNBTS selalu membekali para pendaki pengetahuan tentang iklim, peta, dan karakter rute atau jalur pendakian, serta segala aturan yang harus dipatuhi.

Pembekalan itu berlangsung sebelum para pendaki menjelajahi gunung tertinggi di Pulau Jawa itu dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl). Di kantor Resor Ranu Pani di Desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, yang menjadi titik awal keberangkatan pendaki, para petugas juga memeriksa tiket, identitas pribadi, serta memeriksa kelengkapan pendakian, terutama logistik dan obat-obatan, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi atau Simaksi TNBTS.

"Kami pun memeriksa jumlah sampah yang harus dibawa turun oleh pendaki sesuai dengan jumlah logistik makanan-minuman. Sebab mendaki bukan cuma soal kekuatan fisik dan mental saja" kata Bambang Joko Shiddiq Purnama, petugas Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Satuan Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah III Senduro, kepada Tempo pada Sabtu, 3 Oktober 2020.

Secara administratif, pendakian Gunung Semeru dari Ranu Pani ke Ranu Kumbolo terbagi dalam empat pos. Keempat pos ini berada di area atau blok hutan dan di setiap pos terdapat pondok peristirahatan berukuran 3 x 3 meter. Setelah Ranu Kumbolo sampai Kalimati tiada lagi penyebutan pos, melainkan nama-nama blok pengelolaan hutan. Hanya di Ranu Kumbolo dan Kalimati terdapat pondok pendaki atau shelter.

"Penamaan pos itu untuk penanda bahwa kami membangun fasilitas peristirahatan di situ," kata Bambang. "Setelah Ranu Kumbolo, tidak ada pos lagi karena biasanya pendaki beristirahat di tepi jalur pendakian."

Berikut rute, waktu tempuh, dan kondisi medan di sepanjang jalur pendakian Gunung Semeru. Penyebutan waktu tempuh berdasarkan perjalanan normal rombongan kecil pendaki (2 sampai 3 orang) dan tidak terlalu banyak berhenti.

  1. Resor Ranu Pani atau Pos Ranu Pani
    Terletak di ketinggian 2.100 mdpl, Ranu Pani menjadi pos perizinan dan pengecekan semua pengunjung. Pendaki yang berombongan cukup diwakili pemimpin regu atau kelompok dengan menyerahkan fotokopi kartu tanda penduduk, daftar nama pendaki, surat keterangan sehat, dan daftar barang bawaan.

  2. Pos 1 (2.266 mdpl)
    Lokasinya di Blok Landengan Dowo. Berjarak 3 kilometer dari Ranu Pani dengan waktu tempuh 60 menit. Landengan Dowo menjadi lokasi jalur pendakian pertama yang didominasi pohon cemara gunung. Di Pos 1 ada pondok peristirahatan, persis di ujung tanjakan.

    Suasana di Blok Landengan Dowo pada Jumat, 25 September 2020. Jaraknya 3 kilometer dari Ranu Pani dengan waktu tempuh 60 menit. Landengan Dowo menjadi lokasi jalur pendakian pertama yang didominasi pohon cemara gunung. TEMPO | Abdi Purmono

  3. Pos 2 (2.390 mdpl)
    Lokasinya di Blok Watu Rejeng. Di Pos 2 terdapat pondok kecil peristirahatan. Jalur pendakian yang mendekati Ranu Kumbolo ini berjarak 5 kilometer dari Ranu Pani, dengan waktu tempuh 90 menit atau 1,5 jam.

    Suasana di Pos 2 dan Pos 3 di Blok Watu Rejeng, Jumat, 25 September 2020. Pemandangan di jalur ini didominasi pemandangan tebing bertingkat dengan formasi batu yang keras dan runcing setinggi antara 100-150 meter dari permukaan jalur pendakian. TEMPO | Abdi Purmono

    Pemandangan di jalur ini didominasi pemandangan tebing bertingkat dengan formasi batu yang keras dan runcing setinggi 100 - 150 meter dari permukaan jalur pendakian. Jika cuaca cerah, di Watu Rejeng para pendaki bisa melihat Gunung Semeru dan Gunung Kepolo dari kejauhan.

  4. Pos 3 (2.439 mdpl)
    Lokasinya masih di Blok Watu Rejeng. Rute dari Pos 2 ke Pos 3 termasuk yang terpanjang dari semua rute dari Ranu Pani ke Ranu Kumbolo.

    Di Pos 3 terdapat dua jembatan. Satu jembatan panjang yang bernama Jembatan Janik dan satu lagi jembatan pendek yang merupakan jembatan lama atau Jembatan Watu Rejeng. Para pendaki biasa beristirahat sejenak di Jembatan Janik -nama warga suku Tengger yang membuatnya. Di bawah jembatan ini ada sumber air.

    Jembatan Janik, rute pendakian Gunung Semeru, Jumat, 25 September 2020. Jembatan Janik merupakan jembatan panjang baru di Pos 3. Sebelumnya ada satu jembatan pendek bernama Jembatan Watu Rejeng. Para pendaki biasanya beristirahat sejenak di Jembatan Janik yang diambil dari nama warga suku Tengger yang membuat. Di bawah jembatan ini ada sumber air. TEMPO | Abdi Purmono

    Pendaki perlu rehat sejenak di pondok kecil di Pos 3 kecuali masih kuat menapaki Tanjakan Bakri sepanjang sekitar 100 meter dengan kemiringan 35 - 40 derajat. Tanjakan ini persis di atas pondok peristirahatan Pos 3 menuju Pos 4.

    Suasana Tanjakan Bakri di Pos 3 rute pendakian Gunung Semeru, Jumat, 25 September 2020. Tanjakan ini salah satu tanjakan terberat dan setelah melewatinya barulah sampai di Pos 4 Ranu Kumbolo. TEMPO | Abdi Purmono

  5. Pos 4 (2.451 mdpl)
    Lokasinya di area bagian atas Ranu Kumbolo. Di sini terdapat pondok kecil peristirahatan dan biasanya selalu saja ada pendaki rehat sejenak di situ sebelum turun menuju shelter Ranu Kumbolo.

    Dari Pos 4 inilah para pendaki bisa memandang bentang alam Ranu Kumbolo sepuasnya. Permukaan air danau seluas 12 hektare itu tampak kebiruan jika cuaca cerah dan langit biru. Sebenarnya, waktu terbaik untuk mendaki Gunung Semeru adalah pada Juni - Agustus, ketika cuaca relatif stabil cerah.

  6. Shelter Ranu Kumbolo (2.395 mdpl)
    Dalam bahasa suku Tengger, kata ranu berarti danau. Lokasi danau ini berjarak sekitar 10 kilometer dari Ranu Pani, dengan waktu tempuh 180 menit atau 3 jam. Dengan luas 12 hektare, Ranu Kumbolo jadi danau terbesar dan terindah dari semua danau dalam kawasan TNBTS. Area tepian Danau Kumbolo jadi lokasi perkemahan yang paling disukai para pendaki.

    Suasana pagi saat matahari terbit di Ranu Kumbolo, Semeru. Tempo/Francisca Christy Rosana

    Ranu Kumbolo mempunyai bentang alam yang sangat indah, khususnya menjelang matahari terbit atau sunrise. Sebelum subuh, banyak pendaki yang berdiri di tepian danau dengan memegang kamera untuk mengabadikan kemunculan mentari di celah lengkungan dua bukit, serta naiknya kabut hasil penguapan air danau.

    Area perkemahan Ranu Kumbolo dilengkapi pondok pendaki, ditambah fasilitas untuk mandi dan jamban, serta memasak. Dan semua pendaki wajib ingat, dilarang mencuci tangan dan muka di tepi danau Rabu Kumbolo, apalagi mandi. Larangan ini untuk menjaga kelestarian dan kemurnian air danau.

    Di dekat pondok pendaki terdapat prasasti Ranu Kumbolo yang diduga warisan akhir Kerajaan Majapahit. Prasasti ini dianggap sakral oleh suku Tengger.

  7. Oro-oro Ombo (2.460 mdpl)
    Lokasinya berjarak sekitar 10,5 kilometer dari Ranu Pani, dengan waktu tempuh 200 menit. Area ini merupakan lembah dengan padang rumput atau sabana seluas sekitar 100 hektare, yang dikelilingi perbukitan. Oro-oro Ombo berjiran dengan Ranu Kumbolo, hanya dipisahkan sebuah tebing dengan Tanjakan Cinta.

    Suasana Oro-oro Ombo (2.460 mdpl) pada Sabtu, 26 September 2020. TEMPO | Abdi Purmono

    Dengan kemiringan 35 - 40 derajat dan panjang sekitar 250 meter, Tanjakan Cinta menjadi salah satu tantangan berat yang 'wajib' dilalui para pendaki saat meninggalkan Ranu Kumbolo. Sebenarnya ada jalur setapak yang lebih landai tapi panjang, yaitu dari sisi kanan atas pondok pendaki.

    Oro-oro Ombo kian populer berkat kecantikan tumbuhan Verbena brasiliensis. Kalau sedang bermekaran bunganya, lembah Oro-oro Ombo mirip hamparan karpet warna ungu, Instagramable. Namun, mayoritas para pendaki salah mengira bahwa Verbena brasiliensis adalah tumbuhan lavender. Padahal, di balik kecantikannya, Verbena brasiliensis adalah tanaman invansif alias bukan tanaman asli kawasan TNBTS karena diduga berasal dari Amerika Selatan.

    Suasana Oro-oro Ombo (2.460 mdpl) pada Sabtu, 26 September 2020. Lokasinya berjarak sekitar 10,5 kilometer dari Ranu Pani, dengan waktu tempuh 200 menit. Area ini merupakan lembah dengan padang rumput atau sabana seluas sekitar 100 hektare, yang dikelilingi perbukitan. TEMPO | Abdi Purmono

    Oro-oro Ombo sejatinya juga area berburu satwa karnivora seperti kucing hutan dan macan tutul jawa (Panthera pardus melas). Saat Tempo tiba di Oro-oro Ombo pada Sabtu, 26 September 2020, padang rumput dan tumbuhan Verbena brasiliensis masih tampak kecoklatan dan kehitaman akibat terbakar hebat pada September - Oktober 2019.

  8. Cemoro Kandang (2.500 mdpl)
    Lokasinya berjarak 11,5 kilometer dari Ranu Pani, dengan waktu tempuh 245 menit. Topografir jalur pendakian Cemoro Kandang relatif datar, yang terletak di sebelah selatan padang rumput Oro-oro Ombo. Kelompok hutan Cemoro Kandang masuk dalam gugusan Gunung Kepolo (3.022 mdpl), merupakan hutan yang bervegetasi cemara gunung (Casuarima junghuhniana) dan paku-pakuan.

    Pendaki harus tahu kalau rute Cemoro Kandang sampai Kalimati merupakan jalur terberat dan terpanjang. Medannya menanjak terus dan sungguh menguras stamina. Jarak keduanya sekitar 5 kilometer, dengan waktu tempuh 3 - 4 jam.

  9. Jambangan (2.700 mdpl)
    Antara Jambangan dan Ranuani terpisah jarak 13 kilometer, dengan waktu tempuh 330 menit. Lokasi jalur pendakian ini sebenarnya merupakan padang rumput yang diselang-selingi tumbuhan cemara mentigi dan kelompok bunga edelweis.

    Topografi relatif datar dan di beberapa tempat cocok dijadikan tempat istirahat sambil menikmati udara segar dan sejuk. Dari Jambangan pula para pendaki bisa melihat secara jelas dan bersih bagian pucuk Gunung Semeru dengan guratan-guratan aliran lahar, serta semburan asap dan debu vulkaniknya yang muncul tiap 10 - 15 menit sekali.

    Itulah fenomena alam Semeru yang jadi bonus mewah bagi para pendaki saat berada di padang rumput Jambangan. Tetap dengan catatan jika cuaca cerah.

  10. Shelter Kalimati (2.800 mdpl)
    Lokasi peristirahatan ini berjarak sekitar 14,9 kilometer dari Ranu Pani, dengan waktu tempuh 360-390 menit. Nama Kalimati berasal dari nama sebuah sungai yang hanya mengalir air di musim hujan atau sungai tadah hujan. Area ini merupakan padang rumput dengan tumbuhan semak dan kelompok bunga edelweis seluas sekitar 20 hektare, yang dikelilingi kelompok hutan alam dan bukit-bukit kecil.

    Di Kalimati terdapat pondok pendaki yang dilengkapi dengan kamar mandi dan jamban. Berbeda dengan Ranu Kumbolo yang airnya melimpah, kebutuhan air di Kalimati harus dipenuhi dengan mengambil air di Sumber Mani yang berjarak sekitar 1 kilometer dari Kalimati ke arah barat.

    Balai Besar TNBTS telah menetapkan Kalimati sebagai batas akhir pendakian Gunung Semeru. Pembatasan ini disesuaikan dengan arahan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Gunung Sawur, Lumajang.

  11. Arcapodo (2.900 mdpl)
    Walau batas pendakian ditetapkan sampai Kalimati, tapi pendaki perlu tahu rute yang pasti dilalui untuk sampai ke puncak Semeru ini. Arcapodo atau Arcopodo berjarak sekitar 16,5 kilometer dari Ranu Pani dengan waktu tempuh 7 - 8 jam. Dari Kalimati ke Arcopodo harus melintasi jalan setapak yang terus menanjak dan berliku selama 1 jam. Jalan setapak ini hanya dapat dilalui satu orang.

    Nama Arcopodo berasal dari arca kembar yang diperkirakan peninggalan akhir Kerajaan Majapahit. Lokasi arca berada di dalam hutan heterogen bagian atas yang sangat lebat dan rapat, cukup jauh dari lintasan pendakian sehingga sulit dijangkau. Sedangkan vegetasi tumbuhan bagian bawah cuku renggang sehingga bisa mendirikan kemah.

  12. Puncak Mahameru (3.676 mdpl)
    Di sini terdapat kawah Jonggring Saloka yang sebenarnya dilarang didekati karena sewaktu-waktu Gunung Semeru bisa melontarkan debu vulkaniknya tiap 10 - 15 menit sekali. Suhu di puncak tidak stabil, sekitar 0 - 4 derajat Celsius, serta terkadang disertai kedatangan kabut tebal dan badai angin. Sebab itu para pendaki dilarang naik ke puncak. Bagi yang nekat ingin ke puncak, dianjurkan turun sebelum pukul 08.00- 09.00 pagi tiba karena dikhawatirkan kabut tebal atau badai angin datang.
Advertising
Advertising

Berita terkait

7 Tips Ikut Open Trip Naik Gunung Agar Tak Kena Tipu

1 hari lalu

7 Tips Ikut Open Trip Naik Gunung Agar Tak Kena Tipu

Sebelum mendaki, sebaiknya ketahui beberapa tips ikut open trip naik gunung agar tidak kena tipu oknum. Berikut beberapa tipsnya.

Baca Selengkapnya

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

2 hari lalu

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

Ada tujuh kali gempa tektonik jauh yang terekam dengan amplitudo 4-26 mm, S-P 12-60 detik, dan lama gempa 29-533 detik.

Baca Selengkapnya

12 Syarat Naik Gunung Gede Pangrango, Wanita Haid Tidak Disarankan Mendaki

4 hari lalu

12 Syarat Naik Gunung Gede Pangrango, Wanita Haid Tidak Disarankan Mendaki

Saat berencana mendaki ke Gunung Gede Pangrango, sebaiknya ketahui terlebih dahulu beberapa syarat naik Gunung Gede Pangrango berikut ini.

Baca Selengkapnya

5 Syarat Naik Gunung Rinjani dan Cara Daftar Pendakiannya

6 hari lalu

5 Syarat Naik Gunung Rinjani dan Cara Daftar Pendakiannya

Untuk mendaki Gunung Rinjani ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan. Berikut ini beberapa syarat naik gunung Rinjani.

Baca Selengkapnya

Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

10 hari lalu

Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

Bencana banjir dan longsor yang dipicu intensitas hujan yang tinggi di wilayah Gunung Semeru menimbulkan korban jiwa dan merusak sejumlah fasilitas

Baca Selengkapnya

Setidaknya 11 Jembatan di Lumajang Rusak Akibat Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

10 hari lalu

Setidaknya 11 Jembatan di Lumajang Rusak Akibat Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

Setidaknya ada 11 jembatan di Lumajang yang dilaporkan rusak akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru.

Baca Selengkapnya

3 Orang Meninggal Akibat Longsor dan Lahar Dingin di Kawasan Gunung Semeru

10 hari lalu

3 Orang Meninggal Akibat Longsor dan Lahar Dingin di Kawasan Gunung Semeru

Satu warga meninggal akibat tertimbun material longsor dan dua warga meninggal akibat terbawa arus lahar dingin Gunung Semeru

Baca Selengkapnya

Selain Erupsi Gunung Ruang, Aktivitas Lewotobi Laki-laki sampai Semeru dan Gamalama Sedang Naik

10 hari lalu

Selain Erupsi Gunung Ruang, Aktivitas Lewotobi Laki-laki sampai Semeru dan Gamalama Sedang Naik

Aktivitas gunung berapi tidak hanya terjadi pada Gunung Ruang , tapi juga Lewotobi Laki-laki sampai Gamalama dan Semeru.

Baca Selengkapnya

Jembatan yang Dilintasi Mendadak Putus, Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Lahar Dingin Gunung Semeru

10 hari lalu

Jembatan yang Dilintasi Mendadak Putus, Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Lahar Dingin Gunung Semeru

Sepasang suami-istri menjadi korban lahar dingin Gunung Semeru. Mereka jatuh ke sungai saat jembatan yang mereka lintasi terputus.

Baca Selengkapnya

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

11 hari lalu

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

Lahar dingin dari Gunung Semeru meningkatkan debot air daerah Sungai Regoyo di Lumajang. Warga sekitar mengungsi mandiri.

Baca Selengkapnya