Asia Belum Seluruhnya Terima Wisatawan Mancanegara, Ini Sebabnya

Reporter

Terjemahan

Editor

Ludhy Cahyana

Rabu, 23 September 2020 12:30 WIB

Wisatawan mengunjungi kawasan Pantai Kuta, Badung, Bali, Kamis, 9 Juli 2020. Sejumlah destinasi pariwisata di Pulau Dewata sempat ditutup selama lebih dari tiga bulan sebagai upaya pencegahan penyebaran pandemi COVID-19. ANTARA/Fikri Yusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Pelancong di bagian bumi utara yang pada akhir tahun menikmati libur musim dingin, rupanya harus bertahan di rumah. Asia yang hangat sepanjang tahun masih belum ramah wisatawan asing.

Walhasil, membayangkan Natal di Phuket (Thailand) atau Bali, belum memungkinkan. Bali belum bisa menerima wisatawan mancanegara hingga akhir tahun.

Dinukil dari CNN Travel, wisatawan yang ke Eropa juga bakal mengeluarkan biaya lebih besar bila ke Phuket. Pemerintah Thailand menerapkan karantina 14 hari di resor. Bila ingin pelesiran ke destinasi lain di luar Phuket, mereka harus dites bebas Covid-19 lagi.

Akibat kebijakan yang belum satu kata, antara negara-negara desinasi wisata, travel bubble masih belum bisa dilaksanakan antara kawasan Asia Pasifik dengan negara-negara lain, "Gelembung perjalanan sangat rumit untuk diterapkan, jauh dari yang diperkirakan semula," kata Mario Hardy, CEO Asosiasi Perjalanan Asia Pasifik (PATA).

Menurut Hardy, destinasi wisata yang menerapkan travel bubble, harus memiliki protokol kesehatan yang teruji dengan baik. Destinasi tersebut juga harus memastikan bahwa mereka memiliki sistem perawatan kesehatan yang kuat, untuk menangani potensi munculnya kasus Covid-19 dan memiliki pelacakan kontak yang baik.

Advertising
Advertising

"Saya pikir gagasan membuka perbatasan untuk wisatawan asing dalam waktu dekat tidak akan terjadi," kata Gary Bowerman, pendiri Check-in Asia, sebuah perusahaan riset dan pemasaran yang berfokus pada pariwisata.

Menurutnya, menyeimbangkan antara mencegah kerugian ekonomi dan menekan penyebaran virus adalah pekerjaan berat. Menurut Bowerman, kedatangan wisatawan bisa mengimpor kasus Covid-19. Bowerman menunjuk Australia, misalnya, sebagai permisalan.

Negeri itu memiliki aturan paling ketat di dunia, dengan melarang warganya bepergian ke luar negeri untuk wisata. Kebijakan itu juga membuat ribuan orang Australia terdampar di luar negeri, karena pembatasan kedatangan internasional, hanya 4.000 yang diperbolehkan masuk per minggu.

Singapura telah membuka perbatasan untuk turis bisnis tanpa harus menjalani karantina. [REUTERS / Feline Lim]

Bowerman juga menunjuk Singapura, yang memiliki strategi bagus dalam menerima wisatawan. Negara kota itu telah menyiapkan jalur cepat untuk pelancong bisnis jangka pendek, yang memungkinkan pengunjung dari negara tertentu menghindari karantina. Namun, perjalanan wisata umum, baru dibuka pada pada kuartal kedua tahun depan.

Berita terkait

Piala Thomas 2024: Fajar / Rian Akui Tak Bisa Bermain dengan Nyaman saat Dikalahkan Wakil Thailand

4 jam lalu

Piala Thomas 2024: Fajar / Rian Akui Tak Bisa Bermain dengan Nyaman saat Dikalahkan Wakil Thailand

Kekalahan Fajar / Rian dari Peeratchai Sukphun / Pakkapon Teeraratsakul membuat skor Indonesia vs Thailand di fase grup Piala Thomas 2024 sementara imbang 1-1.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

7 jam lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Thailand Mengundurkan Diri

18 jam lalu

Menteri Luar Negeri Thailand Mengundurkan Diri

Menteri Luar Negeri Thailand memutuskan mengundurkan diri setelah kehilangan posisi sebagai wakil perdana menteri dalam sebuah perombakan kabinet.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

1 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

1 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

2 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Akademisi Ungkap Peluang Jaring Wisatawan Mancanegara Lewat Sektor Pendidikan

2 hari lalu

Akademisi Ungkap Peluang Jaring Wisatawan Mancanegara Lewat Sektor Pendidikan

Pendidikan menjadi pintu masuk untuk mengenalkan Indonesia terutama kekayaan wisata budayanya ke wisatawan mancanegara.

Baca Selengkapnya

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

2 hari lalu

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

Kementerian Perdagangan dan Duta Besar RI untuk Singapura menggelar pameran fesyen di Singapura. Total transaksinya capai Rp 4,2 miliar.

Baca Selengkapnya

Serial Scarlet Heart Versi Thailand akan Dibuat, Siapa Saja Pemerannya?

2 hari lalu

Serial Scarlet Heart Versi Thailand akan Dibuat, Siapa Saja Pemerannya?

GMMTV mengumumkan pembuatan serial Scarlet Heart Thailand pada 23 April 2024. Sebelumnya adaptasi drakor Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

3 hari lalu

Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

Presiden Jokowi terima kunjungan Menlu Singapura.

Baca Selengkapnya