Menelisik Jalur Rempah Nusantara yang Ubah Geopolitik Dunia pada Masa Lalu

Senin, 21 September 2020 18:18 WIB

Kapal Layar Arka Kinari yang digunakan untuk misi seni budaya dan menelusuri jalur rempah oleh seniman Grey Filastine dan Nova Ruth. Foto: Istimewa

TEMPO.CO, Yogyakarta - Jalur rempah nusantara yang sudah terbentuk sejak masa pra-kolonial, telah memberi identitas baku bagi Indonesia sebagai negeri terkaya di bumi ini.

Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid mengungkapkan, pemerintah Indonesia sejak 2016 secara tersistematis mulai menggelar studi dan penelitian mengenai jalur rempah nuasantara itu.

“Jalur rempah hanya mungkin dipahami dengan adanya komunikasi lintas disiplin,” ujar Hilmar saat membuka International Forum on Spice Route 2020, melalui diskusi webinar Senin 21 September 2020.

Hilmar menuturkan, penelitian jalur rempah nusantara telah merangkum jejak sejarah nusantara dengan sangat baik. Tidak hanya untuk kebutuhan ilmiah, tapi jalur rempah juga menjadi saranan untuk mengetahui lebih jauh identitas kultural bangsa. Untuk menerjemahkan Bhineka Tunggal Ika dengan berbagai dinamikanya.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Negeri Rempah Hassan Wirajuda dalam forum itu mengatakan, bumi nusantara Indoensia secara geopolitik dan ekonomi sangat strategis karena diapit dua benua dan dua samudra. Kondisi tersebut secara geografis dari dulu sampai sekarang tidak banyak mengalami perubahan.

Advertising
Advertising

“Seribu tahun sebelum kedatangan bangsa Eropa ke bumi nusantara, dua samudera – Hindia dan Pasifik -- beserta daratannya adalah kawasan yang damai, secara ekonomis kaya bahkan menjadi pusat peradaban dunia,” ujarnya.

Bangunan Candri Muara Takus terdiri dari empat bangunan yang saling berdekatan yakni Candi Tua, Candi Mahligai, Candi Bungsu dan Candi Palangka. Situs sejarah peninggalan kerajaan Sriwijaya ini terletak di pinggir sungai kampar kanan, 5 Januari 2015. TEMPO/Riyan Nofitra.

Hassan menuturkan dalam situasi relatif damai saat itulah, berabad-abad jalur rempah nusantara menggeliat dan membentang ke seantero bumi.

Dari Beijing, tepian samudera Pasifik, melalui Selat Malaka dan Selat Sunda hingga terus ke dunia barat. Kerajaan Maritim Sriwijaya yang eksis pada abad ke 6 sampai 12 mengontrol jalur rempah di dua selat strategis itu. Sehingga otomatis Kerajaan Sriwijaya mengontrol dunia perdagangan dunia saat itu.

Dari situ jalur rempah belum berhenti. Terus bergerak membuka jalur baru perdagangan dunia, hingga menghubungkan dengan Kerajaan Cola. Kerajaan itu sudah eksis sejak 300 tahun sebelum masehi sampai dengan 1279 yang ada di India bagian selatan-timur, lalu ke Srilanka, di Kerajaan Arunadapura yang eksis 377 tahun sebelum masehi sampai dengan 1017.

“Jalur rempah Nusantara juga telah menembus Persia dan Timur Tengah, melalui Mesir dan Suriah setelah itu menyusur ke pantai timur Afrika sampai Madagaskar,” ujarnya.

Hassan menuturkan transaksi jalur rempah itu menghasilkan alat tukar beragam di masa lalu. Mulai sutera dan keramik dari Tiongkok, katun dari India, hingga red karpet dari timur tengah.
Hassan menuturkan rempah nusantara yang beragam jenisnya di masa lalu menjadi barang dagangan yang prestisius, mahal, dan paling dicari karena khasiat dan kegunaannya.

Sehingga orang-orang Eropa pun sudah mengenal rempah nusantara pada masa Perang Salib, antara tahun 1096 sampai tahun 1271. Namun saat itu bangsa Eropa membelinya dengan harga sangat mahal dari para saudagar Arab.

“Inilah yang menjadi satu motif akhirnya di abad 15, bangsa Eropa mulai mencari rempah langsung dari sumbernya di nusantara ini,” ujarnya.

Forum International Forum on Spice Route 2020 ini sendiri berlangsung secara daring mulai 21-24 September 2020.

Ketua Yayasan Negeri Rempah Kumoratih Kushardjanto mengatakan dalam forum itu, persoalan rempah nusantara dipotret ulang dan didiskusikan bersama sejumlah pakar untuk mendapatkan gambaran utuh sejarahnya dan manfaatnya bagi masa kini.

“Indonesia sebagai negara adibudaya menurut UNESCO, memiliki keragaman budaya yang juga saling terhubung dengan budaya lain di dunia melalui perlintasan Jalur Rempah, terutama pada era pra-kolonial,” kata dia.

Infografis Jalur Rempah Kuliner Indonesia. (Unay/Tempo)

Sehingga untuk membangun memori kolektif dan pemahaman antar-budaya lintas batas negara ini, Yayasan Negeri Rempah bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan kegiatan bincang daring dengan narasumber pakar ilmu pengetahuan dari berbagai negara, serta perwakilan negara sahabat di Jakarta.


PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

16 hari lalu

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.

Baca Selengkapnya

Pulau Balang Tidak Masuk IKN, Otorita Klaim Lebih mudah Jaga Dugong dan Pesut

34 hari lalu

Pulau Balang Tidak Masuk IKN, Otorita Klaim Lebih mudah Jaga Dugong dan Pesut

Tetap saja pembangunan IKN dinilai akan membuat tekanan terhadap habitat satwa liar. Dan bukan hanya dugong dan pesut, tapi 23 spesies.

Baca Selengkapnya

Hari Dongeng Sedunia, Memahami Kedaulatan Pangan Nusantara melalui Folklor Dewi Padi

39 hari lalu

Hari Dongeng Sedunia, Memahami Kedaulatan Pangan Nusantara melalui Folklor Dewi Padi

Buku Manifestasi Folklor Dewi Padi: Simbol Kearifan tentang Keberlanjutan Pangan, dirilis bertepatan momentum Hari Dongeng Sedunia

Baca Selengkapnya

Konsekuensi UU IKN Jakarta Tak Lagi Berstatus Ibu Kota Negara Sejak 15 Februari Lalu, Kok Bisa?

51 hari lalu

Konsekuensi UU IKN Jakarta Tak Lagi Berstatus Ibu Kota Negara Sejak 15 Februari Lalu, Kok Bisa?

Akibat UU IKN, status Jakarta sebagai Daerah Khusus Ibu Kota Negara disebut telah berakhir per 15 Februari 2024 lalu. Ini maksudnya?

Baca Selengkapnya

Gedung Pusat Riset Stanford Dibangun Mei, IKN Disebut Jadi Living Lab

51 hari lalu

Gedung Pusat Riset Stanford Dibangun Mei, IKN Disebut Jadi Living Lab

Berdasarkan MoU yang telah diteken di Stanford University pada November lalu, pembangunan pusat riset seharusnya dikerjakan Januari-Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Pembangunan IKN Mendekati Akhir Jabatan Jokowi

18 Februari 2024

Serba-serbi Pembangunan IKN Mendekati Akhir Jabatan Jokowi

Tahun ini Jokowi ingin mengadakan upacara kemerdekaan Indonesia yang ke-79 di IKN

Baca Selengkapnya

Samarinda Tingkatkan Wisata dengan Inovasi Welcome Drink Berbahan Rempah Lokal

18 Februari 2024

Samarinda Tingkatkan Wisata dengan Inovasi Welcome Drink Berbahan Rempah Lokal

Pemkot Samarinda ajak pelaku UMKM memanfaatkan bahan-bahan lokal untuk membuat Welcome Drink bagi wisatawan.

Baca Selengkapnya

Volume Kendaraan Jalan Tol Nusantara Naik Sejak H-1 Libur Panjang Isra Miraj

9 Februari 2024

Volume Kendaraan Jalan Tol Nusantara Naik Sejak H-1 Libur Panjang Isra Miraj

Ruas jalan tol regional nusantara dilaporkan mengalami peningkatan volume kendaraan sejak H-1 libur panjang Isra Miraj dan Tahun Baru Imlek 2024.

Baca Selengkapnya

Gelar Nusantara Fair 2024, Otorita IKN Ingin Gaet Anak Muda

27 Januari 2024

Gelar Nusantara Fair 2024, Otorita IKN Ingin Gaet Anak Muda

Nusantara Fair 2024 merupakan salah satu upaya memperluas informasi pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Otorita IKN Gaet Pos Indonesia Bangun Nusantara Logistics Hub

10 Januari 2024

Otorita IKN Gaet Pos Indonesia Bangun Nusantara Logistics Hub

Otorita IKN melalui Bina Karya, badan usaha otorita IKN, bekerja sama dengan Pos Indonesia atau PosIND untuk pelayanan kurir dan logistik di IKN.

Baca Selengkapnya