Peringatan Yadnya Karo tanpa Wisatawan, Suku Tengger: Kami Tak Menerima Tamu

Jumat, 4 September 2020 10:30 WIB

Peringatan Hari Raya Karo atau Yadnya Karo Suku Tengger. Foto: Dokumentasi Pemerintah Desa Ngadas

TEMPO.CO, Malang - Penduduk Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, sedang memperingati Hari Raya Karo. Rangkaian peringatan Hari Raya Karo berlangsung mulai 27 Agustus sampai 10 September 2020 atau Yadnya Karo Saka Warsa 1942 menurut kalender Suku Tengger.

Perayaan Yadnya Karo biasanya turut disaksikan masyarakat luar Ngadas dan wisatawan. Sebanyak 57 penginapan yang ada di desa dengan ketinggian 2.140 meter di atas permukaan laut atau mdpl, itu habis dipesan tamu dari luar kota. Namun, perayaan Yadnya Karo tahun ini hanya diadakan oleh dan untuk penduduk Ngadas saja.

Pemerintah dan warga Desa Ngadas sepakat memproteksi desa mereka demi menghindari potensi penularan Covid-19. "Mohon maaf, karena masa pandemi dan mengikuti protokol kesehatan, kami tidak menerima kunjungan tamu dari luar desa dalam perayaan Yadnya Karo kali ini," kata Mujianto, Kepala Desa Ngadas saat dihubungi Tempo, Kamis, 3 September 2020. "Kami hanya ingin menjaga penduduk tetap sehat dan aman."

Mujianto menjelaskan, keputusan itu berlaku di luar perayaan Karo maupun upacara keagamaan suku Tengger selama masih pandemi Covid-19. Pemerintah dan warga Desa Ngadas bergeming pada keputusannya saat Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru atau TNBTS mengaktifkan kembali wisata Gunung Bromo pada 28 Agustus 2020.

Peringatan Hari Raya Karo atau Yadnya Karo yang berlangsung pada September 2019. Foto: Dokumentasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang, Jawa Timur

Advertising
Advertising

Desa Suku Tengger di ujung timur Kabupaten Malang itu tidak berpartisipasi dalam reaktivasi wisata Bromo. Seluruh operator jip wisata diminta mengambil wisatawan di luar atau di bawah Desa Ngadas, yakni di rest area Gubugklakah dan Pos Coban Trisula (pos pemeriksaan tiket masuk kawasan TNBTS) di Kecamatan Poncokusumo. Seluruh jip wisata tujuan Bromo dan Ranupani masih boleh melintasi jalan pinggir desa dan boleh menginapkan tamu di dalam permukiman.

Sampai saat ini pengurus Desa Ngadas masih mengaktifkan pos pemeriksaan Covid-19 di pintu masuk desa dari arah Malang. Penduduk bergantian berjaga. Mereka memeriksa siapa pengendara yang hendak melintas. Jika bukan warga Desa Ngadas, pendatang, atau wisatawan, maka diarahkan untuk berbalik arah ke Malang atau dapat meneruskan perjalanan ke arah Bromo atau Ranupani tanpa melintasi jalanan tengah desa.

"Jadi, mohon maaf sekali lagi, bukan pas ada Hari Raya Karo maupun reaktivasi wisata Bromo keputusan ini berlaku, tapi sejak pemerintah mengeluarkan peraturan tentang protokol kesehatan," kata Mujianto. "Desa kami masuk zona hijau Covid-19, tapi pos pemeriksaan masih terus aktif karena kami tak ingin desa kami jadi klaster penularan Covid-19."

Peringatan Hari Raya Karo atau Yadnya Karo yang berlangsung pada September 2019. Foto: Dokumentasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang, Jawa Timur

Peringatan Yadnya Karo bertujuan memanjatkan syukur kepada Sang Hyang Widiwasa yang telah menciptakan pasangan Joko Seger dan Roro Anteng sebagai leluhur Bromo dan 25 keturunannya. Perayaan Karo merupakan perlambang asal mula kelahiran manusia, sehingga upacara Karo hukumnya wajib bagi masyarakat Tengger.

Hari Raya Karo atau Yadnya Karo merupakan hari raya kedua setelah Kasada alias bulan kedua dari 12 bulan menurut kalender suku Tengger. Perayaan Karo diperingati setiap tanggal 15 di bulan Karo. Cara menghitung tanggalan atau mencari hari baik untuk melaksanakan upacara-upacara besar keagamaan, seperi Kasada, Karo, dan Unan-unan, disebut mecak (penghitungan kalender Tengger). Mecak dilakukan dukun Tengger selaku pemimpin ritual atau upacara adat.

Perayaan Yadnya Karo bukan hanya dilakukan masyarakat Hindu Tengger yang tinggal kawasan Gunung Bromo sisi Kabupaten Malang, tapi juga dirayakan oleh masyarakat Hindu Tengger di Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Pasuruan. Perlu diketahui, wilayah adat suku Tengger terbagi tiga, yaitu Brangkulon (seberang barat), Brangwetan (seberang timur), dan Brangkidul (seberang selatan).

Brangkulon diwakili Desa Tosari, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Brangwetan diwakili Desa Ngadisari, Wanantara, dan Jetak di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Sedangkan Brangkidul diwakili Desa Ngadas, serta Desa Ranupani di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.

Secara umum tiada perbedaan mencolok pada perayaan Karo di tiga wilayah adat Tengger itu. Rangkaian acara perayaan Karo di Ngadas mulai 27 Agustus sampai 10 September 2020 atau Kamis Kliwon sampai Kamis Wage dalam hitungan kalender Tengger. "Bila puncak acara Karo di Ngadas tanggal 10 September, di Brangkulon dan Brangwetan bisa beda. Saya tidak tahu tanggal puncak acara Karo di sana. Tapi, kalau diistilahkan, resepsinya boleh saja beda, tapi tanggal awal perayaannya sama (27 Agustus) serta tujuan dan filosofi perayaannya pun sama," ujar Mujianto.

Rangkaian acara Yadnya Karo di Ngadas dimulai 27 Agustus 2020. Diawali dengan acara ping pitu pertama. Berikutnya, pada 2 September 2020 ada acara prepegan (makan bersama) yang disambung keesokan paginya dengan suguhan tumpeng gedhe atau tumpeng besar yang sudah dimantrakan oleh dukun adat desa setempat.

Seusai tumpengan, prosesi acara berlanjut dengan tradisi ngroan. Dalam tradisi ini, penduduk saling mengundang tetangga untuk makan bersama secara bergantian. Sehabis ngroan, dilaksanakan acara ping pitu terakhir. Warga Desa Ngadas melakukan sadranan atau nyadran (ziarah) ke pemakaman leluhur mereka di tempat pemakaman umum Desa Ngadas.

Rangkaian acara selama 15 hari ini ditutup dengan atraksi tarian ujung-ujungan. Para penari pria yang bertelanjang dada secara bergantian menyambit lawan dengan menggunakan ujung rotan. Tarian ini bermakna ungkapan rasa syukur karena telah berhasil melaksanakan upacara Yadnya Karo.

"Kesenian ini merupakan simbol bahwa tidak ada kalah dan menang. Semuanya saling pukul dan begitu permainan selesai, tidak ada dendam sama sekali walau badan merasakan perih akibat pukulan rotan,"kata Mujianto. "Jadi, tidak ada permusuhan dan perkelahian di Desa Ngadas. Kalau ingin berkelahi, ya silakan di acara ujung-ujungan."

Berita terkait

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

Lesunya aktivitas kunjungan wisman ke 17 bandara internasional membuat Kemenhub menurunkan status penggunaan bandara menjadi bandara domestik.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

5 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

5 hari lalu

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

Jepang memasang tembok pembatas yang menghalangi turis berfoto dengan latar belakang Gunung Fuji.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

6 hari lalu

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran mengatakan pantai Pangandaran pasca terjadinya gempa Garut dalam situasi aman.

Baca Selengkapnya

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

6 hari lalu

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

Foto Gunung Fuji yang berdiri megah di delakang toko Lawson itu menarik bagi wisatawan asing

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

7 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

9 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

10 hari lalu

Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

Sandiaga Uno yakin BNI Java Jazz akan meningkatkan kunjungan wisatawan.

Baca Selengkapnya

5 Keunikan Kawah Ijen yang Membuat Turis Asing Penasaran

10 hari lalu

5 Keunikan Kawah Ijen yang Membuat Turis Asing Penasaran

Tak hanya punya api biru, kawah Ijen punya berbagai keunikan yang membuat turis asing penasaran untuk datang.

Baca Selengkapnya