Yogyakarta Peringati Sewindu Keistimewaan, Sultan Sampaikan Sukses Desa Wisata

Senin, 31 Agustus 2020 18:18 WIB

Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan pidato dalam peringatan sewindu Undang-undang Keistimewaan di Keraton Yogyakarta, Senin 31 Agustus 2020. TEMPO | Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Hari ini, Senin, 31 Agustus 2020, persis delapan tahun atau sewindu berlakunya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Raja Keraton yang juga Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X menjelaskan sejarah terbitnya undang-undang yang sangat berarti bagi Yogyakarta itu.

"Undang-undang Keistimewaan bersumber dari peristiwa bersejarah saat Yogyakarta di bawah pemerintahan dua kerajaan mardikâ (Keraton dan Pura Pakualaman) kemudian bergabung dengan Republik Indonesia yang saat itu masih muda," kata Sultan Hamengku Buwono X dalam acara Sapa Aruh Refleksi Sewindu Undang-undang Keistimewaan di Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat, Senin 31 Agustus 2020.

Sultan Hamengku Buwono X menuturkan, bergabungnya Yogyakarta ke NKRI di masa silam layaknya proses ijab kabul, ada ikatan batin sehidup-semati antar dua pihak setara yang tak bisa diputus secara sepihak. "Peristiwa itu juga bisa dimaknai sebagai pergeseran peradaban monarkhi ke demokrasi. Sebuah bentuk demokrasi khas Yogyakarta, yang di barat disebut demokrasi deliberatif," ujar Sultan.

Dalam peringatan Undang-undang Keistimewaan ini, Sultan Hamengku Buwono X mengulas pesatnya perkembangan desa-desa wisata di DI Yogyakarta. Sultan mengisyaratkan agar desa-desa di Yogyakarta kian maju dan setara dengan peradaban di wilayah perkotaan dengan memanfaatkan berbagai peluang.

Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X didampingi Wakil Gubernur DI Yogyakarta, Paku Alam X saat memperingati sewindu Undang-undang Keistimewaan di Keraton Yogyakarta, Senin 31 Agustus 2020. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Advertising
Advertising

Sultan Hamengku Buwono melihat perkembangan yang signifikan di desa-desa di Yogyakarta. Mereka berhasil mandiri karena mengolah potensinya, terutama di sektor pariwisata. Sultan kemudian menyampaikan ungkapan Jawa lawas Desa Mawa Cara, Negara Mawa Tata. Di masa kini, ungkapan itu didukung oleh Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Otonomi Desa, yang memberikan kewenangan desa mengatur cara dan mengurus rumah tangganya sendiri.

"Saya bersyukur saat ini banyak desa di Yogyakarta berkembang menjadi kuat dan mandiri dengan bentuk desa budaya, desa wisata, desa mandiri energi, desa mandiri pangan," ujar Sultan. Dengan desa yang makin berdikari itu, Sultan Hamengku Buwono X meyakini di masa depan justru desa yang menjadi sentra pertumbuhan.

Zona Taman Sukoreno di Desa Wisata Gamol, Sleman, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi.Wicaksono

Menurut catatan Dinas Pariwisata DI Yogyakarta, desa wisata menjadi satu tulang punggung pendukung wisata Yogyakarta yang terus bertambah jumlahnya selama empat tahun terakhir. Pariwisata di DI Yogyakarta bisa menjadi industri kreatif, dengan cara mengembangkan potensi budaya, alam, dan ekonomi yang mampu memberikan kesejahteraan masyarakat.

Kepala Dinas Pariwisata DI Yogyakarta, Singgih Raharjo mengatakan terdapat sekitar 132 desa dan kampung wisata di Yogyakarta yang layak jual dan mampu mengelola potensi masing-masing secara profesional dan mandiri. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Sudarningsih juga menuturkan keberadaan desa wisata berkontribusi dalam menyumbang kunjungan wisatawan di Kabupaten Sleman. Saat ini di Sleman ada 44 desa wisata.

Berita terkait

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

9 jam lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

22 jam lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

2 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

3 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

3 hari lalu

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

3 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

3 hari lalu

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.

Baca Selengkapnya

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

3 hari lalu

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.

Baca Selengkapnya

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

4 hari lalu

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

4 hari lalu

Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, membeberkan nama-nama pegawai lembaga antikorupsi itu yang telah diperiksa oleh Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya