Wisata Virtual ke Pangandaran, Jelajah dari Bandara Sampai Pantai

Reporter

Bram Setiawan

Editor

Rini Kustiani

Kamis, 23 Juli 2020 10:03 WIB

Foto udara monumen Kapal MV Viking di Pantai Putih Pangandaran, Jawa Barat, Jumat, 23 Agustus 2019. ANTARA/Adeng Bustomi

TEMPO.CO, Jakarta - Tur virtual masih menjadi alternatif berwisata di masa new normal pandemi Covid-19. Kendati hanya melihat pemandangan suatu destinasi wisata dari layar, wisata virtual bisa menjadi 'obat' kangen bagi mereka yang pernah berkunjung ke objek wisata itu atau pembelajaran buat yang belum bertandang ke sana.

Kali ini Tempo mengikuti tur virtual ke Pangandara yang diselenggarakan oleh perusahaan teknologi pariwisata Atourin. Adalah Aaw Supriatno, anggota Himpunan Pramuwisata Indonesia atau HPI Jawa Barat, yang menjadi pemandu tur virtual kali ini.

Aaw Supriatno menampilkan gambar Bandara Nusawiru di Pangandaran. Seolah menyambut wisatawan yang baru mendarat dengan pesawat terbang. Dia kemudian menceritakan awal mula perjalanan maskapai penerbangan rute Jakarta -Pangandaran

Susi Air, kata Aaw Supriatno, merupakan maskapai penerbangan yang mengantarkan pelancong ke Pangandaran. Maskapai penerbangan Merpati juga pernah beroperasi ke Pangandaran. "Sekarang hanya Susi Air dengan penerbangan reguler Jakarta - Pangandaran," tutur Aaw tentang kilas balik cerita perkenalan jalur udara menuju Pangandaran pada Sabtu, 18 Juli 2020.

Sekejap pandangan beralih. Kini menyoroti gambar Tugu Marlin Pangandaran. Persinggahan itu memperkenalkan ikon Pangandaran. "Kalau malam ada air mancur di situ," katanya.

Advertising
Advertising

Penduduk setempat menyebut ikan marlin sebagai jangilus. Menurut Aaw Supriatno, keberadaan tugu itu bukan sekadar hiasan kota. Ikan marlin identik gerakan melompat. Gerakan itu yang menggambarkan makna tugu di Pangandaran. "Loncat secepatnya menjadi kabupaten pariwisata yang mendunia," ucapnya.

Wisatawan virtual kemudian menyaksikan kawanan kera. "Pengunjung bisa melihat kehidupan kera ekor panjang," kata Aaw saat menceritakan suasana Taman Wisata Alam dan Cagar Alam. Dia mengatakan kehidupan kera itu berkelompok, masing-masing punya wilayah tertentu. Tak cuma satwa, misalnya kera dan rusa, pengunjung taman wisata alam juga akan menemukan gua peninggalan masa kolonial Jepang.

Aaw Supriatno menjelaskan, butuh waktu sekitar 30 menit dari Bandara Nusawiru ke Taman Wisata Alam tersebut. "Setelah dari Taman Wisata Alam dan Cagar Alam, asyiknya lanjut ke Pantai Pasir Putih sampai matahari terbenam," katanya.

Berita terkait

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Masih Ditutup hingga Besok

5 jam lalu

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Masih Ditutup hingga Besok

Penutupan sementara operasional Bandara Sam Ratulangi Manado kembali diperpanjang hingga besok, Sabtu, 4 Mei 2024 pukul 18.00 WITA.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

5 jam lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

7 jam lalu

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

Lesunya aktivitas kunjungan wisman ke 17 bandara internasional membuat Kemenhub menurunkan status penggunaan bandara menjadi bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

9 jam lalu

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

Keamanan bandara menggunakan Advanced Imaging Technology (AIT) untuk mendeteksi kejanggalan pada penumpang itu sebelum naik pesawat.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, Bukti Pemerintah Gagal Undang Wisatawan Asing?

11 jam lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, Bukti Pemerintah Gagal Undang Wisatawan Asing?

Keputusan Kemehub menurunkan status 17 bandara internasional menjadi bandara domestik dinilai sebagai langkah yang tepat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

18 jam lalu

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

1 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara di Sulawesi Masih Ditutup Sementara Hari Ini

2 hari lalu

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara di Sulawesi Masih Ditutup Sementara Hari Ini

Sejumlah bandara di wilayah udara Sulawesi masih ditutup operasionalnya hari ini akibat sebaran abu vulkanik dari Gunung Ruang yang kembali erupsi. AirNav Indonesia mengumumkan setidaknya ada lima bandara di wilayah Sulawesi yang penutupan operasionalnya diperpanjang.

Baca Selengkapnya

Gunung Ruang Masih Level Awas, Penutupan Operasional Bandara Sam Ratulangi Diperpanjang sampai Besok

2 hari lalu

Gunung Ruang Masih Level Awas, Penutupan Operasional Bandara Sam Ratulangi Diperpanjang sampai Besok

Penutupan operasional Bandara Sam Ratulangi Manado kembali diperpanjang hingga Kamis, 2 Mei 2024 akibat dampak sebaran abu vulkanik Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya