Wisata Alam Bakal Jadi Tren, Ini yang Harus Dilakukan Pelancong

Reporter

Tempo.co

Editor

Ludhy Cahyana

Kamis, 2 Juli 2020 08:00 WIB

Wisatawan memanfaatkan fasilitas perahu motor di kawasan wisata alam Danau Tangkas, Desa Tanjung Lanjut, Sekernan, Muarojambi, Jambi, Ahad, 28 Juni 2020. Kawasan wisata seluas 400 hektare yang dikembangkan menggunakan dana desa dan penyertaan modal Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) tersebut mulai ramai dikunjungi wisatawan dari sejumlah daerah di provinsi itu dengan pengetatan pemeriksaan sesuai protokol kesehatan di pintu masuk. ANTARA/Wahdi Septiawan

TEMPO.CO, Jakarta - Memasuki era normal baru, beberapa tempat wisata alam mulai dibuka secara bertahap. Untuk mencegah Covid-19, baragam protokol kesehatan diterapkan oleh pengelola wisata alam maupun wisatawan. Nah, pelancong yang terlalu lama di rumah dan khawatir bertemu banyak orang, biasanya memilih wisata alam.

Selain itu, pembatasan jumlah pengunjung harus diterapkan setiap pengelola tempat wisata. Dengan beragam penerapan protokol kesehatan tersebut, muncul pertanyaan mengenai potensi wisata kepetualangan di masa normal baru.

Baca: 5 Wisata Alam Kabupaten Bandung Jauh dari Hiruk-pikuk Kota

Menurut Rahman Mukhlis, Sekretaris Jendral AsosiasI Pemandu Gunung Indonesia (APGI) minat masyarakat untuk wisata alam di era normal baru akan mengalami peningkatan, hal tersebut disebabkan rasa jenuh yang dialami masyarakat selama pandemi Covid-19.

"Wisata alam sepertu gunung, pantai, tebing, dan sebagainya dapat menjadi terapi untuk menghilangkan kejenuhan setelah karantina mandiri,” kata Rahman

Advertising
Advertising

Meskipun penerapan protokol kesehatan di tempat wisata alam bebas berpotensi memberatkan wisatawan, namun kata Rahman, hal tersebut akan menjadi kebiasaan seiring berjalannya waktu.

Dia juga menambahkan, dalam wisata alam di masa normal baru, yang harus diutamakan adalah Clean, Healthy, Safety (CHS) yang merupakan kunci utama dalam pariwisata alam. Walhasil pelancong diimbau tetap mengenakan masker, menjaga jarak, dan membawa hand sanitizer.

Terkait pembatasan jumlah wisatawan, Rahman mendukung hal tersebut, menurutnya, pembatasan jumlah wisatawan selain baik untuk tempat wisata itu sendiri, juga baik untuk keselamatan dan kenyamanan wisatawan.

“Pembatasan jumlah wisatawan akan meningkatkan kenyamanan wisatawan itu sendiri dalam menikmati wisata alam,” ujar Rahman ketika diwawancarai pada Rabu, 1 Juni 2020.

Lebih lanjut Rahman menghimbau kepada pemerintah dan pengelola wisata alam untuk menggencarkan promosi mengenai wisata alam dengan cara-cara yang dapat dipahami dengan mudah oleh masyarakat.

“Promosinya bisa berbentuk video atau infografis yang menjelaskan bahwa wisata alam sudah aman asalkan mematuhi protokol kesehatan,” kata Rahman.

MUHAMMAD AMINULLAH

Berita terkait

Kawah Ijen Tutup Akhir April dan Awal Mei 2024

7 hari lalu

Kawah Ijen Tutup Akhir April dan Awal Mei 2024

Dengan meningkatnya jumlah pengunjung selama masa liburan, tekanan terhadap lingkungan alam Kawah Ijen juga meningkat.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

52 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan Masa Pandemi Covid-19: Protokol Kesehatan, Jaga Jarak, Pakai Masker hingga Rapid Test

58 hari lalu

Jangan Lupakan Masa Pandemi Covid-19: Protokol Kesehatan, Jaga Jarak, Pakai Masker hingga Rapid Test

Saat Pandemi Covid-19 berbagai kehidupan 'normal' berubah drastis. Saat itu yang kerap terdengar seperti protokol kesehatan, jaga jarak, rapid test.

Baca Selengkapnya

Destinasi Wisata Alam Terbaik Dunia 2024, Pulau Lombok Kembangkan Green Tourism

28 Februari 2024

Destinasi Wisata Alam Terbaik Dunia 2024, Pulau Lombok Kembangkan Green Tourism

Pencapaian ini menjadi bukti nyata bahwa wisata alam adalah magnet utama yang mendatangkan wisatawan ke Pulau Lombok

Baca Selengkapnya

15 Wisata Alam di Jakarta, Ada Taman Kota hingga Hutan Mangrove

12 Februari 2024

15 Wisata Alam di Jakarta, Ada Taman Kota hingga Hutan Mangrove

Berikut rekomendasi wisata alam di Jakarta untuk melepaskan penat, seperti Hutan Kota Srengseng, Taman Suropati, dan Tebet Eco Park.

Baca Selengkapnya

Jelajah Wisata Alam di Kota Kinabalu, dari yang Ekstrem, Menegangkan hingga yang Eksotis

11 Februari 2024

Jelajah Wisata Alam di Kota Kinabalu, dari yang Ekstrem, Menegangkan hingga yang Eksotis

Di Kota Kinabalu banyak destinasi wisata alam yang menantang sekaligus menawarkan keindahan alam dan memberikan pengalaman yang menakjubkan.

Baca Selengkapnya

Taman Nasional Baluran Ditutup Sebulan untuk Kunjungan Wisatawan

11 Januari 2024

Taman Nasional Baluran Ditutup Sebulan untuk Kunjungan Wisatawan

Penutupan sementara aktivitas kunjungan wisata Taman Nasional Baluran selain untuk pemulihan kawasan juga untuk evaluasi kunjungan wisata.

Baca Selengkapnya

4 Rekomendasi Destinasi Wisata Libur Tahun Baru di Pekanbaru

1 Januari 2024

4 Rekomendasi Destinasi Wisata Libur Tahun Baru di Pekanbaru

Sejumlah destinasi wisata menarik di Pekanbaru, Riau cocok dikunjungi untuk mengisi libur tahun baru. Di mana saja?

Baca Selengkapnya

Berkunjung ke TWA Punti Kayu Palembang, Menikmati Udara Segar dan Pemandangan Asri

29 Desember 2023

Berkunjung ke TWA Punti Kayu Palembang, Menikmati Udara Segar dan Pemandangan Asri

TWA Punti Kayu direkomendasin sebagai tempat wisata keluarga dan kantor dengan fasilitas seperti area kemping, outbond, juga tempat rapat dan pesta.

Baca Selengkapnya

Pengunjung Kota Tua Bicara Covid-19 Meningkat: Khawatir tapi ....

26 Desember 2023

Pengunjung Kota Tua Bicara Covid-19 Meningkat: Khawatir tapi ....

Pantauan TEMPO, belum ada imbauan penerapan protokol kesehatan dari pengelola Kota Tua imbas dari meningkatnya kasus positif Covid-19.

Baca Selengkapnya