Usai George Floyd Tewas, Festival Juneteenth Jadi Tak Biasa

Reporter

Terjemahan

Editor

Ludhy Cahyana

Sabtu, 20 Juni 2020 17:32 WIB

Anggota Ginga Brasil ikut ambil bagian dalam pertunjukan jalan saat memeriahkan Juneteenth, atau yang biasa disebut Hari Kebebasan atau Hari Emansipasi, di Minneapolis, Minnesota, AS. 19 Juni 2020. REUTERS/Eric Miller

TEMPO.CO, Jakarta - Saban tahun, seluruh Amerika Serikat libur nasional pada 19 Juni. Pada hari itu, di tahun 1865, semua orang kulit hitam yang diperbudak dibebaskan dari perbudakan.

Hari itu lalu disebut sebagai Juneteenth, yang dirayakan orang-orang Afro-Amerika dengan acara masak-memasak, parade, festival komunitas, menyanyikan lagu "Lift Ev'ry Voice and Sing" dengan penuh perasaan.

Juneteenth atau Hari Kebebasan – meskipun akarnya adalah penghapusan perbudakan yang epik – menjadi rutinitas. Namun, pada 2020, Juneteenth bukan lagi perayaan biasa. Pasalnya kematian warga kulit hitam Minnesota George Floyd oleh poisi kulit putih AS, Derek Chauvin, menciptakan gelombang protes di seluruh negeri, bahkan dunia.

Selain Floyd, diskriminasi terhadap warga Afro-Amerika dalam pencegahan virus corona, membuat banyak orang kulit putih Amerika, menyadari pentingnya Juneteenth.

Baca: Inilah Festival Kelas Dunia yang Harus Disaksikan pada 2020

Advertising
Advertising

"Ini adalah salah satu pertama kalinya sejak 60-an, di mana permintaan global, permintaan antargenerasi, permintaan multiras untuk perubahan sistemik," kata pakar segregasi dari Cornell University Profesor, Noliwe Rooks.

"Ada beberapa pemahaman dan pengakuan pada titik ini, bahwa ada sesuatu dalam DNA negara yang harus dibatalkan."

Kathy Boyum (kiri) dipeluk oleh Jeffrey Edwards saat ikut ambil bagian dalam Juneteenth, atau yang biasa disebut Hari Kebebasan atau Hari Emansipasi guna memperingati akhir perbudakan di Texas pada 1865 di Minneapolis, Minnesota, AS, 19 Juni 2020. REUTERS/Eric Miller

Perayaan Lebih Multiras

Perayaan Juneteenth, pada Jumat, 19 Juni 2020, ditandai dengan pawai warga dari Pantai Timur hingga Pantai Barat AS. Diriuhkan pula dengan demonstrasi pembangkangan sipil, bersamaan dengan ekspresi kegembiraan warga Afro-Amerika.

Serangkaian pembunuhan oleh polisi terhadap warga kulit hitam, menurut Al Jazeera, menjadikan perayaan Juneteenth cenderung lebih multiras.

"Saya pikir tahun ini akan menarik untuk membuat orang kulit putih merayakan dengan kami, bahwa kita bebas," kata veteran tentara David J Hamilton III yang berusia 35 tahun kepada kantor berita The Associated Press. Hamilton telah mengorganisir pawai Juneteenth dan protes melalui lingkungan yang didominasi orang kulit hitam, Hispanik dan imigran di wilayah Brooklyn di New York.

Hamilton, yang berkulit hitam, mengatakan tahun ini adalah pertunjukkan pertamanya "Juneteenth dengan perayaan yang sama dengan Fourth of July atau Memorial Day".

Usher Raymond IV, seorang musisi pop dengan karir selama puluhan tahun, menulis tentang pertama kali ia mengenakan kemeja Juneteenth, yang dengan tanda coretan pada tulisan 4 Juli.

Tanggal "kemerdekaan untuk rakyat kami, orang kulit hitam, sebenarnya 19 Juni 1865: hari ketika berita Proklamasi Emansipasi akhirnya mencapai beberapa orang terakhir di Amerika yang masih dalam perbudakan".

Di Tulsa, sehari sebelum kampanye presiden yang direncanakan pada hari Sabtu, 20 Juni 2020, untuk Donald Trump, Pendeta Al Sharpton dan Tiffany Crutcher, saudara kembar dari seorang pria kulit hitam yang dibunuh oleh seorang perwira polisi kota pada tahun 2016, merencanakan ceramah mengenai konsekuensi prasangka rasial.

Beccasodes, yang tidak memberikan nama asli, berbicara kepada pengunjuk rasa saat ikut ambil bagian dalam Juneteenth, atau yang biasa disebut Hari Kebebasan atau Hari Emansipasi, di Baltimore, Maryland, AS, 19 Juni 2020. REUTERS/Rosem Morton

Mereka berceramah di distrik Greenwood, di situs yang dikenal sebagai Black Wall Street, di mana puluhan blok bisnis milik warga Afro-Black dihancurkan oleh massa kulit putih, dalam kerusuhan ras yang mematikan hampir seabad yang lalu.

Di Washington, DC, dan di seluruh negeri, aktivis yang berafiliasi dengan gerakan Black Lives Matter menjadi tuan rumah. Mereka menggelar Juneteenth secara live maupun virtual untuk merayakan sejarah perjuangan pembebasan Afro-Afrika. Menurut Al Jazeera, sebanyak 275 acara perayaan Juneteenth dihelat di 45 negara bagian.

Berita terkait

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

4 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

8 jam lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

9 jam lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

9 jam lalu

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

Investigasi baru NHTSA berfokus pada pembaruan perangkat lunak dari Tesla untuk memperbaiki masalah ini pada bulan Desember.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

13 jam lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

14 jam lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

15 jam lalu

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

Komisaris Tinggi HAM PBB prihatin atas tindakan hukum membubarkan aksi pro-Palestina di sejumlah universitas di Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

1 hari lalu

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

Demo Pro-Palestina marak terjadi di banyak kampus di AS dengan tuntutan para mahasiswa berkisar dari gencatan senjata atas perang Israel vs Hamas.

Baca Selengkapnya

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

1 hari lalu

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

Dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan diplomatik AS-Indonesia diselenggarakan acara perdana "Diplomats Go to Campus" di Surabaya dan Malang

Baca Selengkapnya

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

1 hari lalu

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

Tanggal 30 April diperingati sebagai Hari Jazz Sedunia. Bagaimana kisah musik Jazz sebagai perlawanan?

Baca Selengkapnya