Beijing Terapkan Lockdown Ketat Terhadap Covid-19 Gelombang Kedua

Reporter

Terjemahan

Editor

Ludhy Cahyana

Senin, 15 Juni 2020 22:35 WIB

Ekspresi pengunjung saat menikmati wahana permainan di taman hiburan Happy Valley setelah meredanya virus corona atau COVID-19 di Beijing, Cina 10 Mei 2020. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins

TEMPO.CO, Jakarta - Beijing, ibu kota Cina menerapkan kembali lockdown yang ketat dan pengujian massal setelah muncul kasus baru infeksi virus corona di pasar grosir makanan terbesar di kota itu. Infeksi tersebut memicu kekhawatiran terhadap kebangkitan wabah yang mematikan.

Beijing melaporkan 36 kasus Covid-19 baru pada hari Senin, 15 Juni 2020, sehingga jumlah total menjadi 79 sejak infeksi dilaporkan pada 12 Juni. Kasus ini merupakan yang pertama kalinya sejak dua bulan lalu, ketika Cina menyatakan berhasil menekan Covid-19, menurut Komisi Kesehatan Nasional.

Pasar Xinfadi di barat daya kota Beijing, yang memasok sebagian besar buah dan sayuran segar warga ibu kota, ditutup sejak Sabtu, 13 Juni 2020. Namun wabah telah menyebar ke provinsi Liaoning dan Hebei. Di dua wilayah itu, terjadi lima kasus baru akibat kontak dekat pasien di Beijing.

Dinukil dari CNN, juru bicara pemerintah kota Beijing Xu Hejian menggambarkan sebagai "periode yang luar biasa". Dan media pemerintah Cina telah berulang kali mewartakan langkah-langkah efektif dalam mengendalikan virus, ketika jumlah infeksi dan kematian melonjak di luar negeri. Kontras dengan keberhasilan pemerintah-pemerintah Barat, terutama Amerika Serikat.

Kemunculan kembali virus yang tiba-tiba di Beijing, yang sebelumnya dianggap kota yang paling aman, meningkatkan prospek wabah gelombang kedua. Pada pertemuan Dewan Negara, kabinet hina, Minggu malam, Wakil Perdana Menteri Sun Chunlan mengatakan risiko penyebaran wabah terbaru "sangat tinggi". Hal tersebut dilihat dari pasar yang padat dan populasi yang pergerakannya tinggi, menurut kantor berita negara Xinhua.

Advertising
Advertising

Petugas menggunakan masker saat melayani pengunnjung yang memesan makanan di food court sebuah mall setelah meredanya pandemi virus corona atau COVID-19 di Beijing, Cina, 15 Mei 2020. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins

Tindakan Masa Perang

Distrik Fengtai, tempat pasar Xinfadi berada, mengumumkan hari Sabtu peluncuran "mekanisme perang" dan pembentukan pusat komando untuk mengekang penyebaran virus.

Di media sosial, Global Times, sebuah tabloid nasionalis yang dijalankan oleh pemerintah Cina, memposting video polisi paramiliter yang mengenakan masker wajah berpatroli di pasar setelah ditutup pada hari Sabtu.

Pihak berwenang memberlakukan penutupan pada 11 kompleks perumahan di sekitar pasar, dengan tegas melarang siapa pun masuk atau pergi. Penduduk akan memeriksa suhu mereka dan melaporkannya setiap hari, dan petugas mengirimkan makanan serta kebutuhan sehari-hari mereka.

Beijing juga meluncurkan pengujian asam nukleat massal untuk virus corona, mendirikan 193 stan sampel di seluruh kota. Lebih dari 76.000 orang diuji pada hari Minggu, 14 Juni 2020 dengan 59 orang dinyatakan positif, kata Xu pada konferensi pers, Senin.

Tes asam nukleat bekerja dengan mendeteksi kode genetik virus, dan bisa lebih efektif dalam mendeteksi infeksi, terutama pada tahap awal, daripada tes yang memeriksa respons kekebalan tubuh, meskipun yang terakhir lebih mudah dilakukan.

Distrik Fengtai telah mengumpulkan sampel dari 8.950 orang yang bekerja di pasar Xinfadi. Sejauh ini, lebih dari 6.000 sampel telah diuji dan hasilnya semua negatif, menurut Xu.

Pihak berwenang juga melacak dan mengumpulkan sampel dari hampir 30.000 orang yang telah pergi ke pasar dalam 14 hari sebelum penutupan. Semua dari 12.000 tes yang dilakukan sejauh ini menunjukkan hasil negatif, kata Xu.

Pemerintah Beijing telah memerintahkan siapa pun yang mengunjungi pasar dan kontak dengan mereka, untuk tinggal di rumah selama dua minggu untuk pengamatan medis. Perintah tersebut mengakibatkan sekolah dasar diliburkan kembali. Beberapa pejabat lokal, termasuk Wakil Bupati Fengtai, telah diberhentikan setelah wabah.

Seorang staf mengukur suhu tubuh seorang siswa di Sekolah Menengah Atas No. 161 Beijing di Beijing, ibu kota China, 27 April 2020. Sekolah menengah atas di Beijing memulai kembali kegiatan belajar di kelas untuk siswa tingkat akhir, yang akan mengikuti ujian masuk perguruan tinggi nasional pada 7-10 Juli. Xinhua/Peng Ziyang

Wabah gelombang kedua ini bukan pertama kalinya. Pada bulan Mei, beberapa tempat di timur laut negara itu, dengan cepat dikunci ketat. Pasalnya, banyak kasus impor yang menimpa masyarakat setempat.

Beijing terbilang relatif aman. Pasalnya, saat gelombang pertama Covid-19, Beijing hanya mencatat 420 infeksi lokal dan 9 kematian dibandingkan dengan lebih dari 80.000 kasus yang dikonfirmasi dan 4.634 kematian secara nasional. Hal tersebut berkat pembatasan perjalanan yang ketat yang diberlakukan pada awal pandemi.

Berita terkait

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

12 hari lalu

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

Menlu AS Antony Blinken juga akan membahas sejumlah isu dalam lawatan ke Cina, termasuk Laut Cina Selatan dan konflik Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Presiden Cina Xi Jinping: Tak Ada yang Bisa Hentikan Reuni Keluarga dengan Taiwan

24 hari lalu

Presiden Cina Xi Jinping: Tak Ada yang Bisa Hentikan Reuni Keluarga dengan Taiwan

Presiden Cina Xi Jinping mengatakan kepada mantan presiden Taiwan Ma Ying-jeou bahwa tidak ada yang dapat menghentikan reuni kedua sisi Selat Taiwan

Baca Selengkapnya

Prabowo Janjikan Kerja Sama dengan Jepang, Setelah Kunjungan ke Cina

31 hari lalu

Prabowo Janjikan Kerja Sama dengan Jepang, Setelah Kunjungan ke Cina

Presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto mengatakan kepada PM Jepang Fumio Kishida bahwa dia menginginkan keamanan dan kerja sama lebih dalam

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

52 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

53 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

58 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Ganjar Menang di TPS Beijing, Prabowo Unggul di Tokyo

15 Februari 2024

Ganjar Menang di TPS Beijing, Prabowo Unggul di Tokyo

Ganjar Pranowo-Mahfud Md unggul berdasarkan perhitungan surat suara Pemilihan Presiden 2024 Tempat Pemungutan Suara (TPS) Beijing, Cina.

Baca Selengkapnya

Gara-gara Lionel Messi Tak Main di Hong Kong, Beijing Batalkan Pertandingan Argentina vs Pantai Gading

11 Februari 2024

Gara-gara Lionel Messi Tak Main di Hong Kong, Beijing Batalkan Pertandingan Argentina vs Pantai Gading

Tidak tampilnya Lionel Messi di Hong Kong menyebabkan kemarahan yang meluas di kalangan penggemar.

Baca Selengkapnya

Beijing Olympic Museum Dibuka Setelah 2 Tahun Renovasi

6 Februari 2024

Beijing Olympic Museum Dibuka Setelah 2 Tahun Renovasi

Beijing Olympic Museum telah ditingkatkan dengan tampilan baru

Baca Selengkapnya

Cina Siap Meredakan Ketegangan antara Pakistan dan Iran

18 Januari 2024

Cina Siap Meredakan Ketegangan antara Pakistan dan Iran

Cina menawarkan perannya untuk meredakan ketegangan antara Pakistan dan Iran, yang saling melancarkan serangan udara di wilayah masing-masing mulai Selasa.

Baca Selengkapnya