Bandara Changi Memperbolehkan Pelancong Transit, Ini Syaratnya
Reporter
Bram Setiawan
Editor
Ludhy Cahyana
Selasa, 26 Mei 2020 13:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bandara Changi Singapura secara bertahap memperbolehkan pelancong untuk transit dimulai pada 2 Juni, seperti dikutip dari Channel News Asia. Langkah ketat tetap diutamakan demi memastikan pelancong dan pegawai bandara aman dari virus corona (Covid-19).
"Penumpang tetap di fasilitas area transit. Tidak berbaur dengan penumpang lain di bandara," berdasarkan keterangan Otoritas Penerbangan Sipil Singapura (CAAS).
Pegawai bandara akan memakai alat pelindung diri saat berinteraksi dengan penumpang. Tata cara pencegahan harus dipatuhi, yakni menjaga jarak, pengecekan suhu tubuh penumpang dan pegawai.
Penumpang mancanegara hanya boleh transit melalui Singapura jika berada dalam penerbangan repatriasi. Maskapai penerbangan harus mengajukan proposal untuk jalur pindah melalui Bandara Changi. Proposal akan melalui proses evaluasi dengan mempertimbangkan keselamatan penerbangan dan kesehatan.
"Strategi Singapura secara bertahap membuka kembali transportasi udara untuk memenuhi kebutuhan ekonomi," menurut penjelasan Otoritas Penerbangan Sipil Singapura. Hal tersebut juga sambil memastikan perlindungan untuk perjalanan yang aman.
Lalu lintas udara Singapura merosot saat semua pelancong jangka pendek dari seluruh dunia dilarang masuk atau transit, melalui Singapura pada 23 Maret. Menteri Perhubungan Khaw Boon Wan mengatakan, bahwa awal Mei, Bandara Changi hanya menangani sekitar 100 kedatangan dan 700 penumpang keberangkatan per-hari, seperti dilaporkan The Straits Times.
Dewan Bandara Internasional Dunia (ACI World) dan Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) meminta pemerintah memastikan setiap tindakan baru didukung oleh bukti ilmiah dan konsisten.
"Saat ini tidak ada langkah tunggal yang dapat mengurangi semua risiko memulai kembali perjalanan udara," kata Direktur Jenderal ACI World Angela Gittens.
Tetapi, ia menambahkan, pendekatan yang konsisten secara global adalah cara paling efektif. "Menyeimbangkan mitigasi risiko dengan kebutuhan untuk membuka ekonomi dan memungkinkan perjalanan," ujarnya
CHANNEL NEWS ASIA | THE STRAITS TIMES