Svalbard, Kota yang Lebih Banyak Beruang Ketimbang Penduduk

Reporter

Terjemahan

Editor

Ludhy Cahyana

Minggu, 17 Mei 2020 22:26 WIB

Rumah para pekerja Longyerbyean, Svalbard yang tertutupi oleh salju pada are 23 Oktober 2015. Norwegia mencoba untuk mempromosikan teknologi baru, pariwisata dan penelitian ilmiah setelah pergeseran dari pertambangan batubara. REUTERS/Anna Filipova

TEMPO.CO, Jakarta - Selamat datang di Svalbard: tempat yang bisa disebut rumah oleh siapapun. Kota ini bebas visa, meskipun dalam wilayah Norwegia.

Kepulauan ini adalah permukiman sepanjang tahun paling utara di dunia, dan ibu kotanya, Longyearbyen, adalah rumah bagi orang-orang dari 50 negara lebih.

Selain hamparan gurun salju putih. Pertama-tama yang bisa dilihat wisatawan berupa puncak gunung yang diselimuti salju. Ia jadi lanskap utama Svalbard, yang bisa dipandangi dari jendela pesawat saat hendak mendaray.

Bonus lain, jika wisatawan tiba selama paruh tahun yang cerah, matahari dapat dilihat pada tengah malam. Jadi, matahari bersinar selama 24 jam 7 hari. Selama setengah tahun lainnya, kegelapan berkuasa, dan aurora atau cahaya utara berpendar-pendar dan menari di atas kepala.

Dinukil dari BBC, Svalbard terletak 800 km di utara daratan Norwegia di tengah Samudra Arktik. Meskipun terpencil, banyak hal unik di Svalbard. Pertama, ibu kotanya dalah permukiman sepanjang tahun paling utara di dunia.

Advertising
Advertising

Kotanya memiliki universitas, gereja, dan tempat pembuatan bir paling utara di dunia; dan itu adalah salah satu dari sedikit tempat di dunia di mana siapa pun dapat hidup.

Faktanya, dari hampir 2.400 penduduk yang tinggal di ibu kota Svalbard, Longyearbyen, hampir sepertiganya adalah imigran, yang awalnya berasal dari 50 negara lebih. Itu karena warga negara dari negara mana pun boleh tinggal di Svalbard tanpa visa, selama mereka memiliki pekerjaan dan tempat tinggal.

Radar dan antena yang berada di fasilitas European Incoherent Scatter Scientific Association di Breinosa, Svalbard, Norwegia, 24 Oktober 2015. Norwegia ditangguhkan pertambangan batubara di kepulauan Svalbard tahun lalu, karena biaya tinggi. REUTERS/Anna Filipova

Svalbard sudah dihuni sejak abad pertengahan. Dipercayai bahwa orang Viking adalah orang pertama yang menjelajahi pulau-pulau itu sekitar tahun 1200.

Selanjutnya, penjelajah Belanda adalah orang pertama yang melakukan kunjungan terdokumentasi ketika mencoba menemukan Jalur Timur Laut ke Cina pada tahun 1596. Abad-abad berikutnya membawa para pemburu walrus dan paus dari Inggris, Denmark , Perancis, Norwegia, Swedia dan Rusia.

Pada tahun 1906, pengusaha Amerika John Munro Longyear mendirikan tambang batubara pertama di kepulauan ini, yang tetap menjadi industri utama Svalbard hingga abad ke-20. Saat ini, kegiatan utama di Svalbard adalah pariwisata, penelitian lingkungan, dan ekologi.

Pulau-pulau tak memiliki pemerintahan hingga 1920. Setelah Perang Dunia Pertama, sebuah perjanjian yang menjamin kedaulatan Norwegia atas Svalbard ditandatangani oleh sembilan negara - hari ini, sembilan negara itu menjadi 46 negara yang jadi bagian dalam perjanjian.

Perjanjian itu menetapkan bahwa wilayah tersebut tidak dapat digunakan untuk tujuan militer. Dan Norwegia ditunjuk bertanggung jawab untuk melestarikan lingkungan alam pulau-pulau itu. Namun, fitur yang paling mencolok dari perjanjian ini adalah klausa unik, yang menyatakan bahwa tidak boleh ada perbedaan antara perlakuan kepada warga Norwegia dan non-Norwegia.

Perpusatakaan unik, The Vault, yang didirikan di Svalbard, Norwegia, untuk mengantisipasi segala kejadian ekstrem, seperti perang nuklir. (dailymail.com)

Longyearbyen wilayah yang mayoritas dihuni para imigran, ketika mereka pindah ke Svalbard. Hanya ada 40 km jalan di pulau-pulau dan tidak ada jalan di antara pemukiman yang berbeda.

Jalanan itu hanya dapat diakses dengan perahu pada musim panas atau dengan mobil salju dalam musim dingin. Siapa pun yang meninggalkan batas kota biasanya membawa senapan. Pasalnya, Svalbard dikelilingi populasi beruang kutub. Lagipula, sekitar 3.000 beruang kutub di kepulauan ini melebihi jumlah penduduk, yang berjumlah 2.926 orang.

Meskipun terbuka bagi siapa saja untuk hidup, Svalbard bukanlah tempat yang paling ideal untuk dilahirkan - atau bahkan mati. Tidak ada rumah sakit untuk wanita hamil, dan jika seseorang meninggal, pemerintah daerah mengharuskan mayatnya diterbangkan atau dikirim ke daratan Norwegia.

Penguburan tidak diizinkan di kepulauan ini sejak tahun 1950 karena permafrost - lapisan tanah yang tebal yang benar-benar beku sepanjang tahun - tidak hanya mengawetkan tubuh, tetapi kadang-kadang mendorong mayat keluar jika mereka tidak dikubur cukup dalam.

Permafrost dan suhu rendah terjadi di Svalbard sepanjang tahun. Rata-rata suhu hanya 7 derajat Celcius. Itupun pada musim panas. Namun suhu yang dingin itu, juga terbukti ideal untuk menempatkan Global Seed Vault -- sebuah tempat untuk menyimpan hampir sejuta sampel benih.

Svalbard Global Seed Vault. Croptrust.org

Global Seed Vault berjarak hanya sekitar 3 km dari jalan utama Longyearbyen. Ini telah menyimpan lebih dari 980.000 benih dari seluruh dunia sejak 2008. Benih-benih itu sebagai cadangan jika terjadi bencana global yang menyebabkan semua tanaman mati.

Berita terkait

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

1 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Norwegia Minta Donor Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

9 hari lalu

Norwegia Minta Donor Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

AS, Inggris, Italia, Belanda, Austria, dan Lituania masih belum mengakhiri penangguhan dana untuk UNRWA.

Baca Selengkapnya

Perdana Menteri: Norwegia Siap Akui Negara Palestina

19 hari lalu

Perdana Menteri: Norwegia Siap Akui Negara Palestina

Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store menyatakan kesiapan negaranya mengakui Palestina sebagai negara.

Baca Selengkapnya

Irlandia, Spanyol, Norwegia Kian Dekat untuk Akui Negara Palestina

20 hari lalu

Irlandia, Spanyol, Norwegia Kian Dekat untuk Akui Negara Palestina

PM Spanyol Pedro Sanchez mengatakan deklarasi mengenai Negara Palestina akan dilakukan "bila kondisinya memungkinkan".

Baca Selengkapnya

PM Spanyol Gelar Tur Eropa, Galang Dukungan Pengakuan Negara Palestina

22 hari lalu

PM Spanyol Gelar Tur Eropa, Galang Dukungan Pengakuan Negara Palestina

PM Spanyol Pedro Sanchez akan melaksanakan kunjungan ke sejumlah negara Eropa untuk menggalang dukungan terhadap pengakuan negara Palestina

Baca Selengkapnya

Salwan Momika, Ditangkap di Norwegia hingga Diblokir TikTok

26 hari lalu

Salwan Momika, Ditangkap di Norwegia hingga Diblokir TikTok

Salwan Momika yang memicu kemarahan internasional dengan berulang kali merusak Al-Quran tahun lalu, kini telah ditangkap di Norwegia

Baca Selengkapnya

Militer Lebanon Sebut Tiga Pengamat PBB Terluka akibat Ranjau Darat

29 hari lalu

Militer Lebanon Sebut Tiga Pengamat PBB Terluka akibat Ranjau Darat

Investigasi militer Lebanon yang sedang berlangsung menetapkan bahwa sebuah ranjau darat melukai tiga pengamat militer PBB dan seorang penerjemah

Baca Selengkapnya

Fakta Menarik Nuuk Greenland, Salah Satu Kota dengan Durasi Puasa Terlama

34 hari lalu

Fakta Menarik Nuuk Greenland, Salah Satu Kota dengan Durasi Puasa Terlama

Selain jadi salah satu kota memiliki durasi puasa terlama di dunia, Nuuk, Greenland juga menyimpan beberapa fakta menarik. Simak artikel menarik ini.

Baca Selengkapnya

13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

44 hari lalu

13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

Studi hujan salju di masa depan mengungkap ladang ski dipaksa naik ke dataran lebih tinggi dan terpencil. Ekosistem pegunungan semakin terancam.

Baca Selengkapnya

Kisah Heroik, Bidan di Layanan Darurat Iran Bantu Ibu Melahirkan lewat Telepon

46 hari lalu

Kisah Heroik, Bidan di Layanan Darurat Iran Bantu Ibu Melahirkan lewat Telepon

Bidan Masoumeh Mehravar dipuji oleh Pemimpin Iran tertinggi karena menyelamatkan seorang ibu dan bayinya yang terjebak di salju di Iran utara

Baca Selengkapnya