Dua Pulau Ini Berjasa Menyelamatkan Eropa dari Berbagai Wabah

Reporter

Terjemahan

Editor

Ludhy Cahyana

Selasa, 12 Mei 2020 16:00 WIB

Suasana sepi terlihat di Grand Canal, Venesia, usai pemerintah Italia melakukan penutupan wilayah utara negara tersebut akibat mewabahnya COVID-19, Senin, 9 Maret 2020. Pemerintah Italia mengesahkan aturan itu beberapa jam setelah otoritas terkait mengumumkan jumlah pasien positif tertular virus mencapai 1.200 orang dalam waktu 24 jam. REUTERS/Manuel Silvestri

TEMPO.CO, Jakarta - Venesia kota yang dibangun di atas laguna itu, memiliki puluhan pulau. Dari sekian pulau itu, terdapat dua pulau tak berpenghuni dengan sejarah yang kaya, mengenai karantina dan wabah di Eropa.

Saat ini daratan ini adalah lanskap rerumputan, pohon, dan bangunan batu usang. Di abad pertengahan hingga Renaisans, pulau itu menjadi gerbang utama kapal-kapal dan manusia sebelum masuk ke jantung Venesia.

Pulau-pulau, yang dikenal sebagai Lazzaretto Vecchio dan Lazzaretto Nuovo, merupakan tanggapan Venesia terhadap salah satu pandemi paling terkenal dalam sejarah. Pada pertengahan abad ke-14, Venesia dilanda wabah pes, bagian dari wabah yang dikenal sebagai Black Death (Kematian Hitam) yang mungkin telah menewaskan hingga 25 juta orang, atau sepertiga dari populasi, di Eropa.

Penyebaran ini hanyalah salah satu dari beberapa gelombang wabah yang menyerang Italia Utara pada abad-abad berikutnya. Termasuk wabah virus corona pada abad 21.

Venesia, sebagai pusat perdagangan Eropa, memang sangat rentan. "Mereka melihat bahwa satu-satunya solusi adalah memisahkan orang, mengambil orang sakit, atau diduga orang sakit," kata Francesca Malagnini, dari University for Foreigners, Perugia, yang juga warga Venesia, ahli bahasa, dan anggota interdisipliner Tim yang meneliti Lazzaretto Nuovo, kepada Atlas Obscura.

Advertising
Advertising

"Ini adalah satu-satunya cara untuk melindungi kesehatan semua orang dan memungkinkan ekonomi untuk berlanjut."

Pulau Lazzaretto Vecchio dirancang untuk mengisolasi dan mengobati wabah yang diderita Venesia. Foto: @stefania.mosconi's profile picture stefania.mosconi

Dimulai pada awal abad ke-15, pulau Lazzaretto Vecchio dirancang untuk mengisolasi dan mengobati wabah yang diderita Venesia. Belakangan, Lazzaretto Nuovo menjadi tempat untuk kapal-kapal yang datang dari tempat-tempat mengalami wabah, atau mereka yang dicurigai sebagai penumpang atau awak, berlabuh.

Di sana, orang dan barang menghabiskan periode karantina sebelum diizinkan masuk ke jantung kota. Metode pengasingan selama 40 hari itu dinamai karantina, yang diambil dari bahasa Italia untuk 40 hari, quaranta giorni.

Dua pulau itu menjadi pusat respons kesehatan masyarakat Venesia yang luas terhadap wabah. Membangun tradisi sebelumnya -- berdasarkan Injil -- untuk memisahkan yang sakit dari yang sehat, pemerintah Venesia menjadi yang pertama di wilayah Mediterania yang secara sistematis menggunakan metode isolasi dan pengumpulan informasi skala besar, untuk memantau dan memerangi penyakit menular.

Upaya itu bahkan lebih mengesankan mengingat sains kemudian tidak dapat menjelaskan bagaimana penyakit menyebar. Teori kuman penyakit tidak akan ada selama 400 tahun lagi.

Hari ini, karena banyak dari dunia menemukan dirinya di bawah berbagai karantina, isolasi, dan perintah tinggal di rumah dan menghadapi ketidakpastian terkait dengan pandemi Covid-19, sejarah karantina Venesia dan arkeologi rumah sakit isolasi sangat relevan. Temuan peneliti menggemakan banyak pengalaman modern — terutama di mana kesehatan masyarakat, kebijakan, dan ekonomi bersinggungan.

Temuan yang Dilestarikan Sejarahnya

Catatan kota Venesia telah lama melestarikan kisah pulau Lazzaretto. Pada 1423, pemerintah menetapkan apa yang kemudian disebut Lazzaretto Vecchio untuk menampung orang-orang yang terkena wabah, dan pada 1468, sebuah dekrit pemerintah mendedikasikan pulau kedua, Lazzaretto Nuovo -- yang kemudian hari menjadi biara.

Vecchio berfungsi sebagai basis perawatan untuk pasien yang terinfeksi. Di sana, para dokter, yang mengenakan topeng wabah seperti paruh pada masa itu, melakukan yang terbaik untuk mengobati penyakit itu.

Hanya sedikit struktur yang tersisa di Nuovo. Catatan sejarah, menunjukkan Nuovo terdiri dari gudang untuk barang, bersama dengan lebih dari 100 kamar untuk pelaut dan kru karantina sebelum mengizinkan mereka masuk ke Venesia.

Pulau Lazzaretto Nuovo digunakan untuk mengisolasi barang dan awak kapal serta penumpang kapal untuk menjalani karantina sebelum masuk Venesia. Foto: @sofia_tisato

Seorang sejarawan abad ke-16, Francesco Sansovino, menulis bahwa bangunan Nuovo memiliki “kemiripan sebuah kastil.”

Gudang terbesar, atau Tezon Grande, masih berdiri: sebuah bangunan batu bata persegi panjang yang dilapisi dengan pintu-pintu melengkung dan ditutup dengan atap berkubah. Menurut catatan sejarah, tim penjaga bersenjata dan kuli bekerja untuk menurunkan muatan kapal ke ruang ini.

"Mereka bekerja keras dan juga mempertaruhkan hidup mereka untuk melindungi kesehatan kota," kata Malagnini.

Tim ini mengikuti protokol khusus untuk membersihkan barang dengan asap dari rempah aromatik dan air asin. Mereka menggunakan cuka untuk mencuci tangan setelah menangani barang-barang yang berpotensi terkontaminasi.

“[Pejabat Kota] tahu bahwa perdagangan dan aliran barang tidak mungkin jika kesehatan tidak dijamin,” jelas Daniele Andreozzi, seorang profesor di Universitas Trieste yang mempelajari kota-kota pelabuhan kuno.

Saat karantina beroperasi, sistem kesehatan Venesia melibatkan ratusan pejabat kota. Sebelum itu, perawatan masyarakat untuk orang sakit hanya sebagai upaya amal dan perintah agama.

Baju dokter lengkap dengan paruh yang biasanya diisi rempah, untuk mengusir bau mayat. Baju perlindungan diri yang dipakai dokter saat itu, digunakan pula di Lazzaretto Vecchio dan Lazzaretto Nuovo. Foto: @rrafffaela

Pulau karantina itu, rupanya bukan respons sementara terhadap bencana, melainkan upaya pemantauan permanen yang dijalankan pemerintah. Sistem dan prosedur karantina itu bertahan sampai penaklukan JenderalNapoleon Bonaparte atas wilayah Venesia pada 1797.

Berita terkait

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

2 hari lalu

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

Jendela wine diperkenalkan pada 1600-an, pada saat wabah bubonic menyebar ke seluruh Florence. Kembali populer saat pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

4 hari lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

5 hari lalu

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

Atraksi terkenal adalah salah satu tempat beraksi bagi pencopet karena perhatian wisatawan cenderung terganggu.

Baca Selengkapnya

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

7 hari lalu

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

Mulai 25 April, wisatawan harian di Venesia harus beli tiket masuk sebesar Rp86.000.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

9 hari lalu

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?

Baca Selengkapnya

Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

9 hari lalu

Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

Kebijakan melarang piza dan es krim tengah malam pernah ada satu dekade lalu, tapi ditentang warga Milan sehingga aturan ini ditinggalkan.

Baca Selengkapnya

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

10 hari lalu

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

Kamis ini, yang merupakan hari libur di Italia, pengunjung Venesia diharuskan membeli tiket masuk seharga Rp87 ribu. Tidak berlaku untuk tamu hotel.

Baca Selengkapnya

Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

11 hari lalu

Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

Sleeper train L'Observatoire Venice Simplon-Orient-Express mulai beroperasi tahun 202

Baca Selengkapnya

Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

11 hari lalu

Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

Venice Simplon-Orient-Express pertama kalinya menghadirkan sleeper train yang dirancang khusus oleh seniman

Baca Selengkapnya