Pulau Sakhalin, Tak Seangker Saat Anton Chekhov Mengunjunginya

Reporter

Terjemahan

Editor

Ludhy Cahyana

Senin, 11 Mei 2020 20:42 WIB

Suasana kota Yuzhno-Sakhalinsk, ibu kota Pulau Sakhalin. Foto: @my_sakhalin_island

TEMPO.CO, Jakarta - Anton Chekov seorang penulis dan wartawan kawakan Rusia melakukan perjalanan siulit ke Pulau Sakhalin, di ujung timur Rusia yang terpencil. Chekov yang lahir di Taganrog, Rusia selatan, 29 Januari 1860, genap berusia 30 tahun saat perjalanan yang penuh petualangan itu.

Sebagai penulis kerap membacakan karya-karyanya di depan para bangsawan Rusia, Chekhov jelas memiliki garis pemberani. Pada tahun 1890, meskipun telah didiagnosis menderita tuberkulosis, ia melakukan perjalanan darat yang luar biasa dengan kereta api, kereta, dan perahu sungai ke Rusia jauh di timur jauh.

Sebagaimana ditulis The Guardian, ia butuh waktu dua setengah bulan untuk mencapai tujuannya: pulau Sakhalin Pasifik Utara, di utara Jepang. Pulau Sakhalin bukanlah tempat pelesiran yang nyaman. Di sana adalah koloni hukuman, yang ia gambarkan sebagai neraka.

Chekhov menghabiskan tiga bulan di Sakhalin, melakukan reportase, sensus, dan menulis laporan mengenai Pulau Sakhalin, tang diterbitkan dalam sebuah karya non-fiksi. Oleh New Yorker, disebut sebagai karya jurnalisme terbesar abad ke-19.

Dia mewawancarai ribuan tahanan dan pemukim di pulau itu, untuk meningkatkan kesadaran akan kesulitan mereka. Sosok Chekov yang berani dan nekat tercermin dari tulisannya tentang perjalanan itu, menunjukkan dirinya bukan kelas menengah biasa. Journey to Sakhalin karyanya itu, layak untuk lebih dikenal dan dibaca lebih luas. Lalu bagaimana Sakhalin hari ini, segetir karya Chekov?

Advertising
Advertising

Sakhalin Regional Museum salah satu peninggalan Jepang yang pernah 40 tahun menguasai Pulau Sakhalin. Foto: Miquel Ros/CNN

Terbuka untuk Wisatawan

Pulau Sakhalin memiliki pantai yang membentang tertutup salju. Pulau terbesar milik Rusia itu, memiliki panjang 1.000 kilometer, terjepit di antara Laut Okhotsk di timur dan Laut Jepang di barat.

Sakhalin tak pernah menjadi destinasi wisata utama Rusia. Pamornya kalah jauh dengan Kamchatka, dengan gunung berapi yang spektakuler, atau Vladivostok, terminal timur kereta api trans-Siberia yang terkenal itu. Mungkin Chekov yang membuat perjalanan dengan kereta menuju Sakhalin bak wisata petualangan.

Menurut CNN Travel, Pulau Sakhalin mengalami peningkatan pengunjung dalam beberapa tahun terakhir. Sebagian besar karena urusan pengembangan dan eksploitasi ladang minyak dan gas lepas pantai. Wisatawan masih jarang.

Sebagai tujuan wisata petualangan, Pulau Sakhalin memiliki objek-objek yang unik. Terutama pantai-pantainya yang bertebaran di sekitar Starodubskoye, dan pesona ibu kotanya. Tidak mungkin mengecewakan para pelancong yang ingin mencari liburan tidak konvensional.

Bagi sebagian besar, perjalanan ke Sakhalin akan dimulai di ibu kotanya, Yuzhno-Sakhalinsk. Di sinilah sebagian besar infrastruktur wisata berada, termasuk satu-satunya bandara internasional di pulau itu, dengan koneksi harian ke Moskow, Tokyo, Seoul, dan Sapporo, serta beberapa pos daerah lainnya.

Bahkan jika beberapa orang bepergian ke Sakhalin untuk liburan perkotaan, Yuzhno-Sakhalinsk layak dikunjungi. Pada pandangan pertama terlihat seperti banyak kota provinsi Rusia lainnya, dengan bangunan beton gaya Uni Soviet yang kaku alias super minimalis.

Jalanan yang lebar dan rapi, membuat bangunan-bangunan era Perang Dingin menjadi landmark kota yang menonjol. Di antaranya adalah Victory Square, tempat Katedral Ortodoks dengan kubahnya yang berbentuk bawang berwarna emas. Katederal itu berdiri di sebelah Museum Militer Yuzhno-Sakhalinsk, yang berfokus pada Perang Dunia II.

Katedral Ortodok salah satu landmark Pulau Sakhalin. Foto: Miquel Ros/CNN

Sakhalin seperti museum perang raksasa. Monumen, tugu, dan patung membuat kota itu seperti dalam cerita komik. Pada tahun 1945, kota ini direbut kembali oleh Rusia setelah 40 tahun dikuasai Jepang. Saat Jepang menguasainya, bagian selatan pulau itu dikenal sebagai Karafuto dan Yuzhno-Sakhalinsk sebagai Toyohara.

Episode bersejarah ini hadir di jalan-jalan Yuzhno-Sakhalinsk, dengan beberapa peringatan perang bertebaran di sekitar kota. Bahkan mobil-mobil di Sakhalin masih mengikuti kebiasaan Jepang yang menggunakan setir kanan, yang membuat wisatawan sadar, bahwa pulau itu hanya 45 kilometer dari ujung utara Jepang.

Perjalanan Epik dengan Kereta Api

Bagi mereka yang tertarik menjelajahi sejarah pulau ini, berkunjunglah ke Museum Regional Sakhalin yang sederhana namun informatif. Museum ini berkisah mengenai Ainu dan masyarakat adat lainnya yang menyebut Sakhalin sebagai rumah mereka sejak zaman prasejarah.

Museum, yang dibangun dengan gaya tradisional Jepang itu, juga merupakan salah satu dari sedikit peninggalan fisik periode Karafuto, seperti halnya kereta api yang menghubungkan Yuzhno-Sakhalinsk ke Nogliki, di utara pulau.

Perjalanan kereta selama 12 jam yang menghubungkan selatan pulau, tempat sebagian besar penduduk tinggal, ke permukiman terpencil yang kaya sumber daya di utara.

Jangan sampai terlewatkan, di sebelah stasiun kereta api, terdapat museum kecil menampilkan beberapa lokomotif bersejarah yang melayani jalur ini. Tetapi jika ada satu hal yang benar-benar menempatkan Yuzhno-Sakhalinsk sebagai destinasi wisata berkelas, itu adalah resor ski lokal, Gorny Vozdukh, yang dapat diakses dengan berjalan kaki dari kanan di sebelah Victory Square.

Ketinggiannya sekitar 600 mdpl di lereng Gunung Bolshevik, titik tertinggi di resor ini, mungkin tidak dapat dibandingkan dengan resor terbaik di Pegunungan Alpen atau Pegunungan Rocky. Tetapi di sini salju berlimpah pada musim dingin. Lokasinya tepat di sebelah pusat kota, membuatnya sebagai salah satu resor ski dengan pemandangan pusat kota.

Jadi, bagi mereka yang menyukai ski alam tak perlu jauh-jauh ke luar kota. Namun yang harus dicatat, Sakhalin merupakan alam yang masih natural. Hutan belantaranya mengepung kota, dan dipenuhi beruang.

Resor ski di Sakhalin berada di dekat pusat kota, dengan pemandangan lanskap ibu kota Yuzhno-Sakhalinsk. Foto: @my_sakhalin_island

Sementara kuliner di Sakhalin didominasi dengan makanan laut. Untuk hidangan laut terbaik, bertandanglah ke Pasar Uspekh Yuzhno-Sakhalinsk. Hidangan laut berkualitas prima, tampak dalam wujur raja kepiting merah raksasa, kerang, udang, dan ikan segar yang beku. Lebih dari 65.000 sungai dan aliran sungai Sakhalin merupakan sarang salmon dan penghasil kaviar merah.

Berita terkait

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

4 jam lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

6 jam lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

16 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

19 jam lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

20 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

20 jam lalu

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

Bandara Internasional Kansai Jepang pertama kali dibuka pada 1994, dan diperkirakan melayani 28 juta penumpang per tahun.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

1 hari lalu

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

Timnas U-23 Jepang keluar sebagai juara Piala Asia U-23 2024 setelah mengalahkan Uzbekistan pada partai final. Rekor sempurna Uzbekistan runtuh.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

Lesunya aktivitas kunjungan wisman ke 17 bandara internasional membuat Kemenhub menurunkan status penggunaan bandara menjadi bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

1 hari lalu

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

Kento Momota ingin membuat lebih banyak orang mencintai bulu tangkis lebih dari dia mencitainya usai resmi pensiun.

Baca Selengkapnya