Juni 2020, Ada Hotel Sekaligus Museum Arkeologi yang Siap Diinapi
Reporter
Terjemahan
Editor
Ludhy Cahyana
Sabtu, 18 April 2020 19:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Museum jadi salah satu daya tarik utama di mancanegara. Walhasil, hotel-hotel berbintang di dekatnya, kerap menawarkan paket pelesiran ke museum. Tapi, terbayangkah menginap di hotel merangkap museum arkeologi kelas dunia?
Sebuah hotel mewah baru dibuka di Antakya, Turki, awal tahun ini dan sekaligus keajaiban teknik, keindahan arsitektur, dan situs arkeologi kelas dunia. Sayangnya, pembukaannya dibarengi wabah virus corona.
Seperti hotel di seluruh dunia, Museum Hotel Antakya ditutup sementara karena pandemi virus corona. Tapi, hotel itu menerima pemesanan mulai Juni hingga seterusnya. Tentu, wisatawan takkan melewatkan hotel yang merangkap museum arkeologi tersebut.
Museum Hotel Antakya dibangun selama 10 tahun. Hotel dengan 200 kamar modern tersebut "mengapung" pada kolom baja di atas Museum Arkeologi Necmi Asfuroglu. Koleksinya sekitar 35.000 artefak yang berasal dari abad ketiga SM dari 13 peradaban.
Kota Kuno Antiokhia
Dinukil dari CNN, hotel ini bermula pada tahun 2009, ketika keluarga Asfuroglu membangun sebuah hotel mewah - dan menemukan puing-puing dari kota kuno Antiokhia, beberapa kilometer dari pusat kota Antakya yang sekarang modern. Tentu saja pembangunan hotel tak bisa dilanjutkan.
Namun keluarga konglomerat Turki itu, menerima tantangan. Mereka segera bekerja sama dengan Kota Antakya, Museum Arkeologi Hatay, dan Dewan Konservasi Adana untuk Aset Budaya dan Alam, melakukan penggalian arkeologis sistemik terbesar di Turki. Dalam sejarah arkeologi, Turki melakukan penggalian terbesar pada 1930-an.
Selama proyek 10 tahun, mereka menemukan mozaik lantai tunggal terbesar di dunia - sekitar 1.050 meter persegi - dan patung marmer dewa Eros Yunani pertama di dunia, yang ditemukan seluruhnya utuh.
Lalu bagaimana Keluarga Asfuroglu membangun hotel di atas benda purbakala, yang rapuh itu? Mereka melibatkan arsitek Turki pemenang penghargaan Emre Arolat untuk merancang hotel "mengambang". Sekitar 20.000 ton baja struktural - empat kali lebih banyak dari Menara Eiffel - dilas tangan di pabrik spesialis dekat Istanbul. Biaya konstruksi membengkak menjadi US$120 juta, lebih dari empat kali perkiraan semula.
Anggota dewan, Timur Asfuroglu mengatakan dalam salah satu video hotel tentang proyek itu, "Ketika kami berbicara di antara kami sebagai saudara kandung, kami sebenarnya tidak ingin memasukkan uang sebanyak itu ke dalamnya, karena itu adalah sesuatu yang tidak dapat dipulihkan."
Tetapi Ketua Necmi Asfuroglu meyakinkan bahwa "ini akan menjadi proyek dunia dan warisan akan diserahkan kepada kemanusiaan."
Ke-200 kamar tamu yang ditangguhkan, serta ruang publik seperti lobi, bar, dan restoran khas Ayan Meyan, menggantung di atas reruntuhan, menawarkan pemandangan dari 2.300 tahun lalu bagi para tamu.
Bangunan ini juga menawarkan pemandangan Saint Pierre terdekat, gereja gua pertama di dunia. Lebih dari 3.000 hari dan 6 juta jam kerja telah digunakan untuk membangun Museum Hotel Antakya.
Ada lima tempat makan, sebagaimana layaknya status Antakya sebagai Kota Gastronomi Dunia UNESCO, dan pusat spa, kesehatan, dan kebugaran terbesar di kota itu. Pemandian Romawi asli Antiokhia ada di bawahnya.