Ini Alasan Kamera Thermal Cocok Bagi Pelaku MICE dan Wisata
Reporter
Non Koresponden
Editor
Ludhy Cahyana
Rabu, 25 Maret 2020 15:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Virus corona yang menyebar cepat, memang butuh penanganan khusus. Terutama mencegah pembawa virus corona, membawanya ke ruang publik, hotel, acara konser, hingga destinasi wisata.
Mengutip situs covid19.go.id, sampai dengan 24 Maret 2020, terdapat lebih dari 185 negara dan 294.000 kasus positif Covid-19 secara global. Indonesia bahkan memiliki lebih dari 686 kasus positif.
Untuk mengantisipasi pembawa virus corona, Ketua Umum Asosiasi Teknologi dan Industri Sekuriti Indonesia (ATISI), Sanny Suharli, meminta setiap pribadi dan pelaku bisnis bersama-sama mencegah penularan virus corona.
Menurutnya, pencegahan bisa dimulai dengan beraktivitas atau bekerja di rumah saja, menjaga jarak dan kebersihan, meningkatkan imunitas, serta menjalankan rekomendasi pemerintah dan World Health Organization (WHO), “Satu hal yang tak kalah penting juga meningkatkan upaya deteksi dini dengan menggunakan kamera thermal di ruang publik atau tempat yang memiliki arus keluar masuk lebih dari 200 pengunjung,” ujar Sanny.
Menurutnya, penggunaan kamera thermal di area publik lebih direkomendasikan dibanding termometer tembak, karena memiliki kontak lebih sedikit, akurasi lebih baik, dan minim human error.
Kamera thermal pun bisa dipasang di berbagai ruang atau gedung, selama pembatasan aktivitas di ruang publik 14 – 28 hari ke depan. Kamera ini bisa dipasang di bandara, stasiun, pelabuhan, terminal, gedung untuk MICE, perkantoran, hotel, mall, supermarket, apartemen, perumahan, dan sekolah, “Memasang kamera thermal dapat meningkatkan keamanan masyarakat, sekaligus mengantisipasi lonjakan aktivitas pada bulan Ramadan dan Idul Fitri,” terang Dr Sanny Suharli.
Irwandi Salim, Presiden Direktur Professtama Teknik Cemerlang, distributor kamera thermal Jisung Protech, mengatakan sepanjang bulan Februari dan Maret, pihaknya telah menerima peningkatan permintaan kamera thermal Jisung Protech.
“Permintaan meningkat lebih dari 10 kali lipat karena rekomendasi WHO untuk mengukur suhu tubuh sebagai langkah awal deteksi Covid-19. Walaupun demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar penggunaan kamera thermal tepat sasaran dan efektif,” ujarnya.
Kiat Memilih Kamera Thermal
Kamera thermal memang sangat pas digunakan untuk acara yang dibuat pebisnis MICE atau destinasi wisata, namun menurutnya, kamera thermal yang dipilih harus mampu “mengendus” suhu tubuh dengan tingkat akurasi di bawah 0,5 derajat Celcius.
“Ada banyak jenis kamera thermal. Yang paling penting adalah menggunakan kamera thermal khusus untuk manusia, bukan kamera thermal untuk industri. Hal ini sangat penting, karena kamera thermal untuk manusia memiliki tingkat akurasi suhu sebesar 0,5 derajat Celcius, dengan rentang temperatur 20-50 derajat Celcius,” ujarnya.
Sementara kamera thermal untuk industri, tingkat akurasi suhu sebesar 3 derajat Celcius, dengan rentang temperatur hingga lebih dari 300 derajat Celcius. Jika digunakan untuk manusia, kesalahan pengukuran suhu 3 derajat Celcius dari 36,5 derajat Celcius menjadi 39,5 derajat Celcius, “Jelas sangat tidak valid,” ujarnya.
Ia menambahkan, kamera thermal dapat bekerja efektif bila jarak pemasangannya benar. Setiap kamera thermal memiliki sensor pengukur suhu, “Semakin besar sensor, maka kamera thermal dapat mengukur suhu dari jarak yang semakin jauh. Pastikan pemakaian kamera thermal dalam jarak efektif,” kata Irwandi. Menurutnya, saat ini sudah ada kamera thermal yang bisa mendeteksi suhu secara akurat dalam jarak 1-2 meter persegi.
Menurutnya, kamera thermal juga baiknya terkoneksi dengan monitor dan CCTV, sehingga petugas dan pengunjung dapat melihat pengukuran suhu tubuh, namun alarm hanya dapat didengar oleh petugas.
Lalu pastikan ketika terdeteksi ada pengunjung dengan suhu tubuh tinggi di kamera thermal, staf melaksanakan pelaporan, pemeriksaan, larangan masuk, dan isolasi sesuai SOP.