TEMPO.CO, Jakarta - Kekhawatiran melanda sektor pariwisata ketika wabah virus corona merebak. Setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus infeksi virus corona pada Senin, 2 Maret 2020, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kemudian menunda strategi promosi wisata yang mendatangkan influencer.

Penyelenggara beberapa acara wisata juga membatalkan agendanya demi mencegah persebaran virus corona baru atau COVID-19. Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, Cucu Ahmad Kurnia mengatakan sejatinya tidak ada larangan penyelenggaraan kegiatan atau events.

Hanya saja, penyelenggara harus memperhatikan kategori acara yang memiliki tingkat risiko penularan virus corona tinggi atau rendah. "Kami sedang merumuskan seperti apa event yang berisiko tinggi (terhadap persebaran virus corona) sesuai dengan ketentuan standar Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO," kata Cucu saat menghadiri acara Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (ASPERAPI) di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat 6 Maret 2020.

Pertimbangan kategori risiko tadi, Cucu mencontohkan pementasan musik. "Jarak aman dari risiko penularan virus corona antar-manusia itu sejauh satu meter. Jadi kalau acara konser musik misalnya, itu risikonya terlalu tinggi," ujarnya.

Acara musik Hammersonic Festival dan Head in The Clouds, kata Cucu Ahmad Kurnia, sudah terkonfirmasi ditunda. "Mereka membatalkan sendiri," katanya. Sementara ini, acara yang terpantau ditunda adalah yang bakal berlangsung pada Maret dan April 2020.

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Rizki Handayani Mustafa mengatakan pemerintah masih memantau mana acara yang batal dan mana yang masih bisa berlangsung. "Ada beberapa events yang mudah-mudahan tetap bisa berjalan di semester dua. Konrtribusi acara ini cukup besar untuk incentive trip maupun yang convention," katanya.