Wisata Sejarah Menelusuri Jejak Tjamboek Berdoeri

Selasa, 25 Februari 2020 15:00 WIB

Para peserta wisata sejarah menelusuri jejak sejarah penulis Kwee Thiam Tjing dengan nama samaran Tjamboek Berdoeri. Mereka berada di SMAK Cor Jesu. Sekolah ini pernah luluh lantak dibumihanguskan para pemuda yang anti Belanda pada 1947. TEMPO/EKO WIDIANTO

TEMPO.CO, Malang - Memperingati 120 tahun Kwee Thiam Tjing dengan nama pena atau samaran Tjamboek Berdoeri, para penggiat sejarah menelusuri perjalanan jurnalis asal Malang itu, pada Minggu, 23 Februari 2020.

Wisata sejarah itu diikuti 20 orang. Mereka menelusuri jejak sejarah Tjamboek Berdoeri. Penelusuran ini sekaligus mengambil spirit seorang jurnalis, yang mengabarkan kerusuhan dan tragedi Mergosono 1947.

Tragedi Mergosono terjadi pada tanggal 31 Juli 1947 di kota Malang, tepatnya di daerah Mergosono. Kala itu terjadi pembantaian terhadap warga Tionghoa (laki-laki dan perempuan) di bekas pabrik pembuatan mie di Mergosono.

Mereka dibunuh dengan cara dibakar, dengan tuduhan menjadi mata-mata Belanda. Jenazah para korban baru dimakamkan secara massal pada tanggal 3 Agustus pada tahun yang sama. Peristiwa itu diliput dan diulas dengan detail oleh Kwee.

Kwee memang jurnalis yang gigih. Ia selalu risau dengan kondisi anak bangsa, yang ia tunjukkan melalui karya jurnalistiknya di sejumlah media. Laporannya tajam, menyampaikan kritik dan pesan yang mendalam.

Advertising
Advertising

"Mengajarkan kepada kita keledai tak terantuk ke batu yang sama. Seperti penyambutan berlebihan tentara Nipon di Malang dalam tulisan berjudul kalau Semprul Djadi Ratu," kata sejarawan JJ Rizal yang turut memandu penelusuran jejak Tjamboek Berdoeri.

Saat Jepang datang pada 1942, dan dielu-elukan warga Malang, ia mengkritisinya. Ternyata benar, Jepang juga berperilaku yang sama, datang untuk menjajah Indonesia. Pesan itu, kata JJ Rizal, relevan dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini. Sejarah menjadi pelajaran bagi kita semua untuk menatap masa depan.

Peringatan 120 tahun Tjamboek Berdoeri bertema "Kota Malang, Keadjaiban Revolusi dan Nasionalisme Sempit", diselenggarakan Komunitas Bambu dan Pusat Studi Budaya dan Laman Batas Universitas Brawijaya. Kegiatan ini juga menelurusi Balai Kota Malang, Wisma Tumapel, Klenteng Eng An Kiong, Rumah Sakit Panti Nirmala, SMAK Cor Jesu dan Hotel Shalimar.

FX Domini BB Hera dari Pusat Studi Budaya dan Laman Batas Universitas Brawijaya menjelaskan Malang memiliki banyak cerita sejarah. Salah satunya kisah Kwee Thiam Tjing. "Seharusnya Tjamboek Berdoeri menjadi muatan lokal sejarah di Malang," katanya.

Repro foto lawas gedung markas Freemason yang kini menjadi The Shalimar Boutique Hotel. TEMPO | Eko Widianto

Kwee terjun ke dunia jurnalisme dan menguasai bahasa Belanda, Jawa, Madura, dan Hokkian. Pada 1926 dikenai sembilan delik pers, sehingga mendekam selama 10 bulan di penjara Kalisosok, Surabaya dan penjara Cipinang, Jakarta.

Pada pertengahan 1947 Kota Malang terjadi bumi hangus. Kwee melaporkan kejadian itu dengan cermat hingga mewartakan tragedi Mergosono. Kwee meninggal usia 74 tahun pada akhir Mei 1974.

EKO WIDIANTO

Berita terkait

Profil Kota Ternate, Berdiri Sejak 27 April 1999 Sesuai UU Otonomi Daerah

1 hari lalu

Profil Kota Ternate, Berdiri Sejak 27 April 1999 Sesuai UU Otonomi Daerah

Hari ini, 27 April 1999, adalah berdirinya Kota Ternate berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah.

Baca Selengkapnya

Universitas Brawijaya Sediakan Kuota 50 Persen untuk Seleksi Mandiri: Intip Jadwal, Ketentuan, Cara Pendaftaran

4 hari lalu

Universitas Brawijaya Sediakan Kuota 50 Persen untuk Seleksi Mandiri: Intip Jadwal, Ketentuan, Cara Pendaftaran

Universitas Brawijaya selalu diminati oleh calon mahasiswa baru, pun juga menyediakan jalur Seleksi Mandiri yang menggunakan seleksi nilai UTBK

Baca Selengkapnya

Albertina Ho Nilai Pelaporan Dirinya oleh Nurul Ghufron karena Dewas KPK Proses Dugaan Pelanggaran Etik

4 hari lalu

Albertina Ho Nilai Pelaporan Dirinya oleh Nurul Ghufron karena Dewas KPK Proses Dugaan Pelanggaran Etik

Anggota Dewas KPK Albertina Ho menduga ada indikasi lain di balik pelaporan terhadap dirinya oleh Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron ke Dewas KPK.

Baca Selengkapnya

Tangis Aghnia Punjabi untuk Sang Putri yang Dianiaya Pengasuh

29 hari lalu

Tangis Aghnia Punjabi untuk Sang Putri yang Dianiaya Pengasuh

Selebgram asal Malang Aghnia Punjabi tampak terisak saat menceritakan kembali peristiwa penganiayaan yang dialami putrinya.

Baca Selengkapnya

Pemprov DKI Sediakan Mudik Lebaran Gratis ke 19 Kota, dari Palembang sampai Malang

46 hari lalu

Pemprov DKI Sediakan Mudik Lebaran Gratis ke 19 Kota, dari Palembang sampai Malang

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan bus mudik Lebaran 1445 Hijriah gratis dengan tujuan 19 kota di 6 provinsi mulai Palembang sampai Malang

Baca Selengkapnya

Polresta Malang Kota Selidiki Dugaan Perundungan Pelajar SMP

57 hari lalu

Polresta Malang Kota Selidiki Dugaan Perundungan Pelajar SMP

Kepolisian Malang telah mendapatkan informasi awal dari video perundungan yang terekam CCTV milik warga dan tersebar di media sosial.

Baca Selengkapnya

Kronologi Bullying di Pondok Pesantren Malang, Senior Siksa Adik Kelas Pakai Setrika

24 Februari 2024

Kronologi Bullying di Pondok Pesantren Malang, Senior Siksa Adik Kelas Pakai Setrika

Ahmad Firdaus, 19 tahun, santri di Malang melakukan bullying. Ia menyiksa adik kelasnya menggunakan setrika

Baca Selengkapnya

Polisi Tetapkan Santri di Pondok Pesantren Malang Jadi Tersangka Bullying ke Adik Kelas

23 Februari 2024

Polisi Tetapkan Santri di Pondok Pesantren Malang Jadi Tersangka Bullying ke Adik Kelas

Korban yang merupakan santri kelas IX disebut telah berulang kali menerima bullying dari tersangka yang duduk di kelas XII.

Baca Selengkapnya

Surat Suara Kurang di TPS Pandanwangi Malang, Pemungutan Molor

14 Februari 2024

Surat Suara Kurang di TPS Pandanwangi Malang, Pemungutan Molor

KPU Kota Malang turun mengatasi masalah kekurangan surat suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) Pandanwangi, Blimbing, Kota Malang.

Baca Selengkapnya

Akademisi dan Masyarakat Sipil Malang Sampaikan Seruan Luhur, Angkat Isu Penyalahgunaan Kekuasaan

5 Februari 2024

Akademisi dan Masyarakat Sipil Malang Sampaikan Seruan Luhur, Angkat Isu Penyalahgunaan Kekuasaan

Seruan luhur itu ditandatangani 80 orang terdiri atas akademisi, seniman, dan pegiat pro demokrasi di Malang.

Baca Selengkapnya