Beginilah Cara Menikmati Gudeg Yu Djum di Era Milenium

Jumat, 21 Februari 2020 17:15 WIB

Sajian komplit gudeg Yu Djum. Foto: @gudeg_yu_djum_pusat

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kuliner tradisional legendaris, Gudeg Yu Djum, masih menjadi pilihan wisatawan bila sedang pelesiran di Yogyakarta. Manager Operasional Gudeg Yu Djum, Citra Anindyto menuturkan, usaha kuliner yang dirintis sejak tahun 1951 itu, setiap pekan menerima 250 pesanan yang mayoritas berasal dari area Jabodetabek, Semarang, hingga Bandung.

"Sebanyak 60 persen pembeli gudeg Yu Djum untuk oleh-oleh, sisanya makan di tempat," ujar Citra saat menjadi pembicara acara Ngopi Bareng Paxel #NgobrolUKM pada Kamis 20 Februari 2020. Citra mengungkap gudeg yang awalnya dijajakan dari gendongan MbokYu Djum itu, dalam satu hari mampu mengolah hingga 100 kilogram nangka.

Sebab warung Yu Djum tak hanya berada di kampung Widjilan seperti dikenal para pelancong. Melainkan memiliki banyak cabang di lokasi-lokasi strategis di Yogyakarta. Citra menuturkan, yang menjadi fokus bisnis keluarga itu saat ini, salah satunya menemukan cara agar bisa melayani banyaknya orderan dari luar Yogyakarta.

Karena umumnya gudeg yang mereka produksi hanya bisa bertahan selama 24 jam. Jika disimpan di lemari pendingin hanya mentok sampai dua hari saja. Kondisi ini tentu menyulitkan pelanggan dari luar kota yang kangen menikmati kuliner itu.

Lalu sejak akhir 2019, ujar Citra, pihaknya resmi menggandeng startup logisitik pelopor same day delivery antarkota di Indonesia, Paxel, agar pelanggannya di luar kota bisa memesan dan menikmati Gudeg Yu Djum di hari yang sama, "Sekarang kangennya pelanggan luar kota pada gudeg Yu Djum itu bisa langsung teratasi, tak perlu takut dengan pengiriman yang mungkin ada kendala di jalan," ujarnya.

Advertising
Advertising

Berbeda dengan aplikasi Go Food atau Grab Food, Citra menuturkan lewat jasa layanan Paxel itu jangkauan pengiriman gudegnya bisa ke luar kota, “Kami senang akhirnya Gudeg Yu Djum bisa dinikmati di 12 kota di wilayah Jawa dan Bali, tanpa kami perlu membuka cabang di kota-kota tersebut,” kata Citra.

Sementara untuk pelanggan Yu Djum di luar negeri, Gudeg Yu Djum tetap mengandalkan produk gudeg kemasan kalengnya, yang dinamai Gudeg Bagong yang sudah dilansir sejak 2016 silam. Teknik pengemasan dengan metode vakum dan pres memungkinkan Gudeg Bagong dapat bertahan hingga satu tahun, walaupun dibuat tanpa pengawet.

Pasar gudeg kaleng Yu Djum di luar negeri tak hanya warga Indonesia, tapi juga warga asing. Hanya saja karena lidah orang asing tak familiar dengan jenis masakan berasa manis, yang lebih banyak diminati adalah krecek kemasan Yu Djum, "Sekarang gudeg kemasan kaleng Yu Djum lebih banyak pilihannya, termasuk yang hanya berisi krecek karena itu yang diminati warga asing daripada gudeg yang rasanya manis," ujarnya.

Menjaga Kualitas Gudeg

Citra sedikit membuka rahasia bagaimana kemasan gudeg kaleng Yu Djum yang punya tujuh varian itu disortir demi menjaga kualitasnya.

Setelah gudeg dimasukkan dalam kemasan kaleng maka akan lebih dulu didiamkan di penyimpanan khusus selama 14 hari, untuk melihat perkembangannya. Jadi tak langsung dijual.

Jika selama dua pekan disimpan kemasan itu tak bocor atau menggelembung, maka gudeg kemasan Yu Djum itu dipastikan aman disimpan setahun ke depan dan dikonsumsi serta rasa tak berubah, "Gudeg Bagong Yu Djum itu mampu terjual 5.000 - 8.000 kaleng per bulan,” ujarnya.

Selain itu, setahun terakhir ini Gudeg Yu Djum juga membidik target pasar milenial lewat gudeg Mercon yang dikemas dalam bentuk rice box. Kemasan rice box ini untuk menyesuaikan jaman agar produk Yu Djum tak dianggap kuno walau usianya sudah lebih dari setengah abad.

Citra tak menampik jika tak sedikit pelanggan butuh packaging yang praktis, unik serta instagramable saat ini, “Gudeg Mercon itu mengandalkan rasa pedas. Dari survei yang kami ketahui, milenial suka makanan pedas kalau tidak yang berhubungan dengan cheese (keju). Tapi kalau gudeg dengan cheese kan nggak nyambung,” ujarnya.

Warung gudeg Yu Djum di Kampung Widjilan Yogya. TEMPO/Pribadi Wicaksono

Bonita Megaputri, Head of Brand Communication Paxel dalam acara itu mengatakan aplikasinya lebih banyak dimanfaatkan oleh usaha bidang makanan. Kecepatan pengiriman pihaknya memungkinkan makanan seperti Gudeg Yu Djum dipesan pagi sampai malam hari.

“Dengan pesanan cepat sampai, perputaran ekonomi pelaku usaha itu jadi lebih cepat dan mereka tidak perlu pusing membuka cabang di luar kota, sepanjang ada layanannya,” ujar Bonita.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

8 jam lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

22 jam lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

3 hari lalu

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

3 hari lalu

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.

Baca Selengkapnya

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

3 hari lalu

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.

Baca Selengkapnya

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

4 hari lalu

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

4 hari lalu

Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, membeberkan nama-nama pegawai lembaga antikorupsi itu yang telah diperiksa oleh Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya

Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

4 hari lalu

Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

Ketika cenderamata lokal sudah tertandai dengan indikasi geografis, reputasinya akan terangkat karena produk itu sudah dinyatakan original.

Baca Selengkapnya

Aksi Demo Udara Berbagai Pesawat Warnai HUT ke-78 TNI AU di Yogyakarta

6 hari lalu

Aksi Demo Udara Berbagai Pesawat Warnai HUT ke-78 TNI AU di Yogyakarta

Yogyakarta dipilih sebagai tempat perhelatan HUT TNI AU karena merupakan cikal-bakal Angkatan Udara Indonesia.

Baca Selengkapnya

Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

6 hari lalu

Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

Sebuah mobil berjenis sport utility vehicle (SUV) milik wisatawan terjebak di jalur jip wisata Lava Tour sungai Kalikuning lereng Gunung Merapi, Sleman Yogyakarta pada Minggu 21 April 2024.

Baca Selengkapnya