Desa Tete Batu, Destinasi Liburan Sejak Indonesia Belum Lahir

Kamis, 26 Desember 2019 08:00 WIB

Lahan pertanian bertingkat di Tetebatu, Lombok, NTB.

TEMPO.CO, Mataram - Berbagai destinasi klasik di tanah air, seperti Bogor, Malang, dan Bandung merupakan lokasi peristirahatan sejak era kolonial. Hal serupa juga ada di Nusa Tenggara Barat (NTB), berupa Desa Tete Batu.

Desa Tete Batu sudah menjadi desa wisata sejak zaman Belanda . Lokasinya di bawah gunung Rinjani dengan ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut. Tentu lumayan sejuk di masa lampau. Saat ini, rata-rata suhu di Desa Tete Batu, jika musim hujan, suhu udaranya siang hari mencapai 29 derajat dan malam hari 23 derajat. Waktu tempuhnya dari kota Mataram sekitar 90 menit berkendaraan roda empat.

Orang-orang Eropa di Mataram menggunakannya sebagai tempat beristirahat, karena kesejukan dan ketenangannya. Seorang dokter pertama ahli malaria, lepra, dan kusta yang bertugas di Kabupaten Lombok Timur, Raden Soedjono, sekitar 1925 - 1930 menjadikannya sebagai tempat beristirahat di akhir pekan, untuk mencari ketenangan dan kesejukan.

Setelah meninggal, pada 1944, Wisma Sudjono ditempati oleh istrinya, Raden Ayu Rumite. ''Almarhum mertua saya adalah pionir Tete Batu menjadi tempat peristirahatan,'' kata Surdini Soeweno, menantunya yang sekarang ini mengelola Wisma Sudjono.

Suasana yang asri dan hawa yang sejuk membuat Desa Tete Batu menjadi desa wisata sejak era kolonial. TEMPO/Supriyantho Khafid

Advertising
Advertising

Kini, Tete Batu sudah sedemikian populernya sebagai salah satu desa wisata di lembah Rinjani. Penginapan, tidak hanya Wisma Sudjono saja. ada puluhan yang dibangun oleh warga yang lain. ''Anak didik telah membangun homestay sendiri,'' ujar salah seorang cucunya Raden Rahadian Sudjono.

Daya tariknya adalah wisata alam. Ada sawah terasering, ada dua air terjun Sarang Walet yang disebut pula sebagai Bat Cave dan air terjun Kokok Duren. Kedua air terjun ini lokasinya mudah dicapai dan dirawat oleh penduduk sekitarnya.

Juga ada hutan monyet yang berisi monyet hitam asli Tete Batu. Wisatawan pun bisa jalan-jalan blusukan di kebun kopi, coklat, vanili dan cengkeh milik masyarakat. Jika musim tanam padi, turis pun bisa ikut turun menanam bibitnya. ''Turis bisa memetik dan membeli buah untuk oleh-oleh,'' kata pemilik Brigadoon Lombok B & B Rahayu Lestari.

Ia memasang nama akomodasinya Brigadoon mengambil dari cerita rakyat Skotlandia asal suaminya. Arti Brigadoon adalah jembatan batu melewati sungai Doon. Jadi Tete Batu sama dengan jembatan batu.

Warga pelaku wisata di sana memiliki semboyan "Kembali Ke Alam" atau Back to Nature, karena pohon dan lingkungan masih terjaga dan masyarakatnya juga ramah tamah dengan tamu.

Air terjun di kawasan Desa Tete Batu dirawat oleh penduduk setempat. TEMPO/Supriyantho Khafid.

Atraksi menarik di Tete Batu berupa pemandangan Gunung Sangkareang dan Gunung Rinjani yang gagah. Meski sudah dikenal luas, Desa Tete Batu tetaplah desa yang tenang. Setiap hari ada puluhan wisatawan Eropa yang datang menginap di sana. Rata-rata mereka berlibur dua malam tiga hari. Ada yang datang dari Belanda, Inggris, Jerman, Spanyol, Prancis, Checkoslovakia, Rusia, Itali, Swiss, Iran, Cina, Selandia Baru, dan Australia, "Juga ada group student ke sini," ujar Rahayu Lestari.

Menjelang tahun baru ini, Rahayu Lestari menyebutkan biasanya masing-masing penginapan menyiapkan sendiri acaranya, "Kembang api ramai sekali di sini seperti lebaran," ucapnya.

Saat ini Tete Batu telah mengalami pemekaran menjadi dua desa yaitu Tete Batu dan Tete Batu Selatan. Menurut Kepala Desa Tete Batu Selatan Zohri Rahman yang sebelumnya bekerja sebagai pemandu wisata dan segala pekerjaan melayani turis, dilantik sebagai kepala desa September 2019 lalu. Kepada TEMPO, ia menjelaskan di desanya saja ada puluhan home stay. "Saya sendiri punya dua," katanya menyebut Mountain Resort yang dibangunnya tahun 2010, memiliki 17 kamar dan Greeen Orry Inn dengan 23 kamar.

Meskipun tidak ramai pelancong, selalu ada orang-orang Eropa berlibur di Desa Tete Batu. TEMPO/Supriyantho Khafid

Untuk menginap di Tete Batu, tarif kamarnya bervariasi mulai dari Rp200.000, Rp350.000, hingga Rp650.000 sesuai kelas kamarnya.

Untuk menghidupkan kepariwisataan di desanya, Zohri Rahman berencana membangun balai kesenian untuk panggung atraksi setiap pekan dua kali, "Kami sedang menyiapkan pentas gamelan dan tarian lokal," ucapnya.

SUPRIYANTHO KHAFID

Berita terkait

Iran Bantah Pasok Rudal Balistik ke Rusia untuk Bantu Konflik di Ukraina

1 jam lalu

Iran Bantah Pasok Rudal Balistik ke Rusia untuk Bantu Konflik di Ukraina

Iran membantah laporan memasok rudal balistik kepada Rusia dalam konflik dengan Ukraina

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Terpukul, Apindo: Indonesia Kehilangan Pasar Ekspor di Eropa

9 jam lalu

Sektor Manufaktur Terpukul, Apindo: Indonesia Kehilangan Pasar Ekspor di Eropa

Apindo menilai salah satu penyebab menurunnya industri manufaktur Indonesia adalah hilangnya pasar ekspor di Eropa.

Baca Selengkapnya

5 Bandara Terburuk di Eropa Ada di Yunani hingga Belgia

14 jam lalu

5 Bandara Terburuk di Eropa Ada di Yunani hingga Belgia

Sebuah penelitian mengungkapkan daftar bandara terbaik dan terburuk di Eropa berdasarkan ulasan di Google

Baca Selengkapnya

5 Bandara Terbaik di Eropa dari Turki hingga Zurich

1 hari lalu

5 Bandara Terbaik di Eropa dari Turki hingga Zurich

Sebuah penelitian mengungkapkan daftar bandara terbaik dan terburuk di Eropa berdasarkan ulasan di Google

Baca Selengkapnya

Menariknya Perjalanan Glacier Express yang Lambat Dibalut Kemewahan

1 hari lalu

Menariknya Perjalanan Glacier Express yang Lambat Dibalut Kemewahan

Glacier Express bukan sekedar perjalanan dari satu destinasi ke destinasi lainnya, tapi menikmati pemandangan menakjubkan di Swiss

Baca Selengkapnya

Bukit Anak Dara di Kawasan Rinjani Kebakaran, 70 Pendaki Dievakuasi

6 hari lalu

Bukit Anak Dara di Kawasan Rinjani Kebakaran, 70 Pendaki Dievakuasi

Lokasi kebakaran berada di samping Bukit Anak Dara, cukup jauh dari lokasi kamping. Namun para pendaki diminta untuk tetap turun.

Baca Selengkapnya

Denmark Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Kirimannya untuk Serang Rusia

7 hari lalu

Denmark Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Kirimannya untuk Serang Rusia

PM Denmark Mette Frederiksen izinkan Ukraina menggunakan jet-jet tempur F-16 yang dipasok Denmark untuk melakukan serangan ke Rusia

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Ingatkan Menolak Migran adalah Dosa Besar

9 hari lalu

Paus Fransiskus Ingatkan Menolak Migran adalah Dosa Besar

Paus Fransiskus mengingatkan Tuhan bersama para migran dan orang-orang yang menderita bersamanya karena mereka memohon jalan menuju keselamatan

Baca Selengkapnya

Kota yang Menawarkan Makan Malam Termahal di Eropa

11 hari lalu

Kota yang Menawarkan Makan Malam Termahal di Eropa

Sebuah studi baru mengungkapkan 15 kota di Eropa yang paling mahal untuk dikunjungi untuk makan malam

Baca Selengkapnya

Kabar Baik untuk Karyawan Australia: Kini Berhak Abaikan Email dan Telepon Kantor Setelah Jam Kerja

13 hari lalu

Kabar Baik untuk Karyawan Australia: Kini Berhak Abaikan Email dan Telepon Kantor Setelah Jam Kerja

Karyawan di Australia, dalam banyak kasus, tidak dapat dihukum karena menolak membaca atau menanggapi kontak dari majikan mereka di luar jam kerja.

Baca Selengkapnya