Setelah Radiasi Sirna, Pariwisata Fukushima Menggeliat Kembali

Reporter

Terjemahan

Editor

Ludhy Cahyana

Jumat, 20 Desember 2019 23:03 WIB

Kereta Tadami Line saat melintasi Jembatan Tadamigawa Dai-ichi. Foto: @japanairlines_jal

TEMPO.CO, Jakarta - Fukushima di suatu pagi, pada musim gugur, serombongan fotografer dari Taiwan, memotret kereta Tadami Line saat melintasi Jembatan Tadamigawa Dai-ichi, yang memiliki kaki-kaki pondasi yang melengkung.

Dinukil dari CNN Travel, di antara mereka terdapat fotografer lokal Kenkou Hoshi, yang juga pelopor eko-wisata dengan memberdayakan masyarakat di sekitar Jembatan Tadamigawa Dai-ichi. Salah satu atraksi yang ia tawarkan adalah memotret kereta yang lewat. Ia yang mengusulkan tangga dan lantai untuk fotografer, agar mereka bisa mengambil angle terbaik dari jembatan itu.

Kini, ia berusaha agar pemerintah Perfektur Fukushima membangun lift untuk orang tua. Dan ketika kereta mulai terlihat pada pukul 09.05, ada deru suara yang berasal dari puluhan kamera yang memburu kereta api, "Pariwisata adalah cara terbaik untuk membawa pembangunan," kata Hoshi.

Mengetahui bahwa sebagian besar wisatawan ke Fukushima adalah warga Taiwan yang ingin mengalami musim gugur dan musim dingin, Hoshi mempromosikan Mishima dengan mengorganisir kompetisi foto di Taiwan, dengan objek pemandangan Jalur Tadami. Dia meluncurkan wisata Mugenkyo no Watashi di Sungai Tadami. Wisatawan, selain diajak menyaksikan kereta api juga menyusuri Sungai Tadami.

Fukushima berada di wilayah Tohoku. Lokasinya di ujung timur laut Pulau Honshu, yang menerima kurang dari 2 persen dari total wisatawan mancanegara yang mengunjungi Jepang. Fukushima memang bukan destinasi wisata utama, apalagi pada 2011 terjadi kerusakan PLTN Fukushima, yang disebabkan oleh gempa bumi dan tsunami besar yang menghantam Pantai Tohoku. Kekhawatiran terhadap radiasi membuat wisatawan menolak menuju Fukushima.

Advertising
Advertising

Mungkin itu sebabnya hanya 120.000 wisatawan mancanegara yang mengunjungi Fukushima pada 2018. Padahal radiasi yang tersisa tinggal 2,8 persen. Potensi wisata di Fukushima sejatinya besar. Dengan penduduk kurang dari 2 juta orang, sebagian wilayahnya merupakan pedesaan, dengan jalan gunung berliku, hutan, sungai deras, air terjun, rawa-rawa dan dataran tinggi. Jadi, bila bosan dengan keriuhan kota-kota di Jepang, Fukushima merupakan destinasi yang tepat.

Di antara orang Jepang, Fukushima merupkan lokasi yang pas untuk menikmati dedauan yang berubah warna saat musim gugur. Wilayah ini juga terkenal dengan hujan salju yang lebat, situs bersejarah di Aizuwakamatsu, persik, dan pohon kesemek. Selain itu, Fukushima memiliki masakan lokal yang khas, yang tidak ditemukan di kota-kota Jepang lainnya. Sebagai pemanis pariwisatanya, Fukushima memiliki 130 resor sumber air panas dan lebih dari 60 jenis sake.

Ouchijuku adalah salah satu "kota pos" tua yang paling terpelihara di Jepang, yang berfungsi sebagai tempat peristirahatan bagi para penguasa feodal yang bepergian antara provinsi mereka dan Edo (sekarang Tokyo). Foto: Beth Reiber/CNN Travel

"Ini kelima kalinya kami ke Jepang, dan setelah mengikuti unggahan di media sosial dan YouTube, kami memutuskan untuk datang ke Fukushima," kata Natalie Meek wisatawan dari Inggris. "Kami menyewa mobil dan menghabiskan lima hari di sekitar daerah Aizuwakamatsu karena ada begitu banyak yang bisa dilihat."

<!--more-->Mempromosikan Fukushima Pascabencana Nuklir

Untuk mempromosikan Fukushima, pemerintah Jepang memilih prefektur itu sebagai garis awal estafet obor Olimpiade Tokyo 2020. Lokasi pelepasan obor tersebut dilaksanakan di J-Village, fasilitas pelatihan sepak bola top di Jepang. J-Village dipilih karena hanya 12,4 mil dari PLTN Fukushima. Ia menjadi simbol revitalisasi pariwisata dan kehidupan yang normal kembali, pasca radiasi nuklir.

Dari sana, obor diarak ke utara melalui kota-kota pesisir yang terus pulih sejak 2011, termasuk Soma. Kota itu kini menjadi jalur pendakian terbaru dan terpanjang di selatan Jepang. Jalur Pesisir Michinoku sejauh 620 mil itu, dipilih untuk mempromosikan revitalisasi Fukushima dan untuk menarik wisatawan mancanegara.

Mandi air panas di pemandian umum (onsen) merupakan ritual wajib bila ke Kota Fukushima. Ia menawarkan area Iizaka Onsen, berupa sembilan pemandian umum dan menikmati ryokan (penginapan Jepang) seperti Nakamuraya. Pemiliknya, Hiroshi Abe adalah generasi ke-7, dari pendiri Nakamuraya. Ia menunjukkan barang-barang antik dan detail arsitektur, dari perapian terbuka di lobi, hingga ke kamar-kamar yang dulu digunakan oleh para samurai.

Tarifnya, seperti di seluruh Fukushima, 20 persen lebih murah dibanding kota-kota besar di Jepang, seperti Kyoto. Di sebelah selatan Kota Fukushima adalah kota benteng Nihonmatsu, tempat Daishichi Sake Brewery, yang populer dengan sake-nya.

Daishichi Sake Brewery didirikan pada 1752 dan saat ini dipimpin oleh Hideharu Ohta, yang merupakan generasi ke-10 dari pendiri Daishichi. Pabrik sake itu hanya menggunakan metode kimoto tradisional, yang dikembangkan pada 1700.

Daishichi Sake Brewery didirikan pada 1752 menghasilkan sake yang awet dan tumbuh matang seperti wine dari tahun ke tahun. Foto: @hanaizumi.roman.official

Namun sebagian proses dari kimoto tradisional yang banyak memakan waktu, kini digantikan proses yang lebih modern sehingga prosesnya menjadi lebih cepat tanpa meninggalkan rasa orisinilnya. Bahkan, Daishichi mampu membuat sake yang tahan terhadap oksidasi, dan matang dari waktu ke waktu seperti wine.

Kota Samurai

Kota kastil Prefektur Fukushima yang paling terkenal adalah Aizuwakamatsu, yang menjuluki dirinya Samurai City dan terletak di Aizu, wilayah paling barat dari Fukushima.

Kota ini merupakan benteng terakhir para samurai. Setelah Shogun Tokugawa, yang telah memerintah Jepang selama lebih dari 250 tahun, digulingkan dan Kaisar kembali berkuasa, Perang Boshin pecah antara samurai yang setia pada shogun dan pasukan Kaisar Jepang. Di sinilah, di Kastil Tsurugajo, klan Aizu yang perkasa bertarung dan kalah dalam pertempuran samurai terakhir.

<!--more-->Ribuan orang tewas, termasuk prajurit samurai wanita dan Byakkotai (Pasukan Macan Putih). Mereka adalah samurai remaja yang bunuh diri saat Kastil Tsurugajo dibakar pasukan kaisar.

Saat ini, Kastil Tsurugajo berisi museum sejarah, sementara di halamannya terdapat taman tradisional, kedai teh, dan 1.000 pohon sakura. Di dekatnya ada Aizu Bukeyashiki, tempat kepala klan Aizu, Saigo Tanomo, tinggal bersama keluarga, pelayan, dan prajuritnya.

Kastil Tsurugaji merupakan rumah 38 kamar, yang menggambarkan gaya hidup mewah, yang berakhir secara tragis selama jam-jam terakhir Perang Boshin. Saat kekalahan klan Aizu di depan mata, istri Saigo membunuh tiga anak mereka dan kemudian bunuh diri bersama dengan putrinya, saudara perempuan dan anggota keluarga lainnya. Saigo, tak mati dalam pertempuran, ia hidup sampai usia 70-an.

Aizuwakamatsu juga dikenal untuk pembuatan sake, onsen, dan masakan lokal seperti kozuyu, sup untuk pernikahan dan acara-acara khusus lainnya yang terbuat dari sayuran akar, kerang kering, jamur, dan makanan lainnya.

Wappameshi adalah hidangan nasi sederhana dan bahan-bahan lain yang dikukus dalam wadah cedar melingkar, sedangkan saus katsudon adalah potongan daging babi dilapisi tepung roti dengan saus tebal dan disajikan dengan nasi dan kol. Sedangkan ramen telah lama populer, dan di Kitakata terdekat - di mana terdapat 120 toko ramen - juga populer untuk sarapan.

Aizuwakamatsu bagian paling selatan adalah Ouchijuku, kota pos tua itu menghubungan Kota Aizu dan Nikko. Jalanannya, merupakan rute untuk mengangkut beras yang dipersembahkan kepada para tuan tanah.

Meskipun sudah berusia ratusan tahun, masih ada 48 bangunan beratap jerami asli dari Zaman Edo (1603-1818) yang bertahan, berbaris di kedua sisi jalan tua. Salah satunya menjadi restoran yang menyajikan mie soba, toko cinderamata, dan beberapa minshuku (penginapan yang menyediakan sarapan).

Kastil Tsurugajo di Fukushima tempat pertahanan terakhir samurai melawan pasukan kerajaan. Foto: @tsurugajo

Di barat Aizuwakamatsu terdapat Yanaizu, desa pemandian air panas onsen, yang menyenangkan di Sungai Tadami. Yanaizu merupakan rumah bagi 3.400 orang dan tujuh ryokan, kuil ini terkenal dengan Fukumankokuzobosatsu Enzo-ji, sebuah kuil yang dibangun di atas tebing yang kerap menggelar festival budaya.

Festival itu menampilkan para lelaki yang hanya mengenakan cawat berlari menaiki tangga batu ke aula utama kuil dan berdesak-desakan berebut satu tali untuk membunyikan gong. Bagi mereka yang mampu membunyikan gong, akan menjadi pria beruntung pada sisa tahun.

Berita terkait

Iuran Wisata untuk Siapa

10 jam lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

4 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

7 hari lalu

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

Isfahan merupakan salah satu tujuan wisata utama dan salah satu kota bersejarah terbesar di Iran.

Baca Selengkapnya

10 Tempat Wisata Paling Populer di Indonesia Versi Tripadvisor

12 hari lalu

10 Tempat Wisata Paling Populer di Indonesia Versi Tripadvisor

Berikut ini Deretan daftar tempat wisata paling populer di Indonesia versi Tripadvisor, didominasi oleh objek wisata di Bali.

Baca Selengkapnya

Deretan Destinasi Wisata Terfavorit di 3 Provinsi Selama Libur Lebaran, Apa Saja?

12 hari lalu

Deretan Destinasi Wisata Terfavorit di 3 Provinsi Selama Libur Lebaran, Apa Saja?

Kemenparekraf mengungkap destinasi wisata favorit selama libur lebaran.

Baca Selengkapnya

Pengguna Commuter Line Tujuan Wisata Mendominasi di H+3 Lebaran, KAI Commuter Imbau Keamanan dan Kenyamanan

16 hari lalu

Pengguna Commuter Line Tujuan Wisata Mendominasi di H+3 Lebaran, KAI Commuter Imbau Keamanan dan Kenyamanan

Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba berujar selama Lebaran volume pengguna commuter line Jabodetabok mendominasi, khususnya pada H+3 Lebaran.

Baca Selengkapnya

Besok Kawasan Wisata Monas Gelar Special Show Lebaran, Hadirkan Musisi Hingga Komedian

17 hari lalu

Besok Kawasan Wisata Monas Gelar Special Show Lebaran, Hadirkan Musisi Hingga Komedian

Selama pekan lebaran khususnya tanggal 13 April 2024, Monas mengadakan special show bagi pengunjung, mulai dari aktor, musisi, dan komedian.

Baca Selengkapnya

Hari Kedua Lebaran, Pantai di Selatan Jabar Mulai Dipadati Wisatawan

17 hari lalu

Hari Kedua Lebaran, Pantai di Selatan Jabar Mulai Dipadati Wisatawan

Pada hari kedua Lebaran 2024, Pantai di wilayah Jawa Barat, mulai dipadati wisatawan.

Baca Selengkapnya

Hari Kedua Lebaran, BMKG Prediksi Hujan Petir Siang di Sejumlah Lokasi Wisata Jawa Barat

18 hari lalu

Hari Kedua Lebaran, BMKG Prediksi Hujan Petir Siang di Sejumlah Lokasi Wisata Jawa Barat

Kondisi cuaca di sejumlah lokasi wisata di Jawa Barat pada hari kedua Lebaran umumnya cerah berawan pada pagi hari

Baca Selengkapnya

Di Spanyol, TikTok Digunakan untuk Merencanakan Perjalanan

21 hari lalu

Di Spanyol, TikTok Digunakan untuk Merencanakan Perjalanan

TikTok dinilai berperan untuk perencanaan perjalanan, karena banyak orang mengunggah rencana perjalanan, harga, dan yang dilihat di berbagai tempat

Baca Selengkapnya