Waspada, Ini yang Dihadapi Bali Kala Liburan Akhir Tahun

Reporter

Bisnis.com

Editor

Ludhy Cahyana

Jumat, 29 November 2019 20:00 WIB

Acara Spesial Malam Tahun Baru di Aston Kuta Bali

TEMPO.CO, Jakarta - Liburan akhir tahun, harusnya membuat warga Bali mewaspadai berbagai ketidaknyamanan akibat membanjirnya wisatawan, yang lazim disebut overcrowd tourism. Hal tersebut diingatkan Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Rhenald Kasali.

Ia mengingatkan praktisi pariwisata di pulau dewata untuk mewaspadai fenomena overcrowd, yang menimbulkan kegaduhan dan kemacetan.

Pelancong menghendaki suasana gembira dan waktunya bisa terpakai efektif selama liburan. Namun, lonjakan pelancong akhir tahun bisa membuyarkan harapan itu. Macet di mana-mana dan tak bisa kemana-mana kalau daya dukung tak ditingkatkan.

Rhenald mencontohkan pada akhir tahun 2018 muncul demo besar penduduk di berbagai destinasi wisata terkemuka dunia. Venesia salah satunya. Gejolak serupa juga terjadi di Spanyol, Prancis, Belanda, dan Kroasia. Mereka mempersoalkan prilaku wisatawan yang dinilai mengganggu kenyamanan penduduk.

Suasana Pantai Kuta saat liburan Natal, di Badung, Bali, Selasa, 25 Desember 2018. ANTARA

Advertising
Advertising

“Tempat indah ini hanya dijadikan area selfie kalau turis tak sempat makan dan hanya bersandar di kapal pesiar. Jalanan macet . Harga-harga tempat tinggal dan makanan melambung,” ujar Rhenald. Mereka, ujar Rhenald, juga meributkan kedatangan kapal pesiar yang wisman-nya tak makan di restoran mereka. Hanya makan es krim lalu ngeloyor dan meninggalkan sampah.

Fenomena semacam itu, menurut Rhenald, pertama-tama dialami negara-negara sejahtera yang dikenal bersih dan sudah memasuki fase leisure economy. Bahkan bekerja ditambah sejam dalam seminggu saja, bisa membuat mereka marah besar.

Rhenald menyebutkan suara turis berteriak di atas sampan yang melintas di kanal Amsterdam pun dianggap mengganggu. Atas keluhan warganya, Wali Kota Amsterdam dan Venesia akhirnya membatasi kedatangan turis, bahkan kapal pesiar pun dikenakan premi tinggi. Penyebaran Airbnb pun dibatasi. "Larangan-larangan dikeluarkan untuk melindungi penduduk kota dari ketidaknyamanan," ujar Rhenald.

Mengutip PBB World Tourism Organization (UNWTO), , Rhenald menyebutkan bahwa sejumlah destinasi memang tengah mengalami overcrowd. Kebanjiran turis akibat Youtube dan Google dinilai bisa berakibat terjadinya ketidaknyamanan pada waktu tertentu. "Padat, macet, sempit, sampah, mahal, mengganggu ritual budaya, buang waktu dan berpotensi membuat turis mudah berang," ujar Rhenald.

Wisatawan asing dan lokal menikmati makanan sambil bersantai di pantai saat liburan Natal dan Tahun Baru du pantai Kuta, Bali, 24 Desember 2017. REUTERS/Nyimas Laula

Menurut Rhenald, overcrowd bisa dilihat dari rasio antara jumlah turis terhadap penduduk lokal. Tahun lalu Venesia di Italia mencapai skor 31, artinya sebanyak 613 ribu penduduk lokal kebanjiran 20 juta wisatawan. Amsterdam 20, dengan 17 juta turis untuk 830 ribu penduduk, sedangkan Paris skornya hanya 9, dengan kehadiran 18 juta wisman berbanding 2 juta penduduk.

Namun, lanjutnya, kalau mengacu pada UNWTO, besarannya tak setinggi kota-kota di atas. Melalui Intrepid Travel, UNWTO mengumumkan Tourism Density Index yang menempatkan Kroasia dengan skor rasio 14, berikutnya Islandia (6), Denmark (5), Singapura dan Yunani (3) serta Spanyol (2).

Lantas bagaimana dengan Indonesia? Rhenald menyebutkan secara umum Indonesia masih masuk dalam kategori undercrowd atau undertourism. Status itu terjadi karena jumlah turis masih jauh di bawah jumlah penduduk Indonesia. Rasio Indonesia dengar skor 23, menurut Rhenald, masih disejajarkan dengan negara-negara potensial wisata seperti Mesir (18), Kenya (36) dan Tanzania (43).

Menurut Rhenald, density index pada turisme di Bali telah mencapai angka 4 (16,6 juta wisatawan untuk 4,3 juta penduduk), yang dinilai mengkhawatirkan. Sementara itu daya dukung Bali untuk pengembangan infrastruktur relatif terbatas. "Sementara daya Pesona Bali sebagi destinasi kunjungan utama dunia terus membaik," ujar Rhenald.

Turis mancanegara sedang berdoa di salah satu kuil di Bali. Dok. Kemenparekraf

Rhenald berpesan agar para perencana dan pemimpin daerah berhati-hati dalam menyambut era baru kedatangan wisatawan milenial. Pengusaha wisata Bali, menurutnya, perlu mengubah strategi dari eksploitasi Bali saja, menjadi orkestrator. Mereka turut mengantarkan turis ke destinasi-destinasi baru di luar Bali untuk mendapatkan sumber pendapatan baru.

Berita terkait

Vila di Bali Ini Dibangun dari Pesawat Boeing 737 Bekas, Harga Sewa Mulai dari Rp49,5 Juta per Malam

2 menit lalu

Vila di Bali Ini Dibangun dari Pesawat Boeing 737 Bekas, Harga Sewa Mulai dari Rp49,5 Juta per Malam

Vila di Bali ini unik, memiliki kolam renang tanpa batas, koki pribadi, dan pengalaman yang hanya bisa didapat di pesawat, seperti teras di sayapnya.

Baca Selengkapnya

Wisata Karang Boma Cliff: Harga Tiket, Lokasi, dan Cara Menuju Kesana

12 jam lalu

Wisata Karang Boma Cliff: Harga Tiket, Lokasi, dan Cara Menuju Kesana

Weekend ini bisa agendakan untuk melancong ke Wisata Karang Boma Cliff. Tempat ini cocok bagi para sunset seekers atau pencari matahari terbenam.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Peras Pengusaha yang Mau Investasi Kejati Bali: Baru Pertama Kali Terungkap

15 jam lalu

Bendesa Adat Peras Pengusaha yang Mau Investasi Kejati Bali: Baru Pertama Kali Terungkap

Kejaksaan Tinggi Bali melakulan operasi tangkap tangan terhadap Bendesa Adat yang diduga memeras seorang pengusaha.

Baca Selengkapnya

Delegasi World Water Forum akan Diajak Wisata Melukat dan Meninjau Museum di Bali

19 jam lalu

Delegasi World Water Forum akan Diajak Wisata Melukat dan Meninjau Museum di Bali

Bali menyiapkan tiga tempat penglukatan di Bali, salah satunya Pura Tirta Empul di Tampaksiring, untuk delegasi World Water Forum.

Baca Selengkapnya

Jadi Tuan Rumah Agenda World Water Forum, Bali akan Gelar Upacara Segara Kerthi

20 jam lalu

Jadi Tuan Rumah Agenda World Water Forum, Bali akan Gelar Upacara Segara Kerthi

Segara Kerthi merupakan kearifan lokal memuliakan air di Bali, akan ditunjukkan kepada dunia, khususnya kepada delegasi WWF.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

23 jam lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

1 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Delegasi World Water Forum Akan Ditunjukkan Ritual Cara Bali Memuliakan Air

1 hari lalu

Delegasi World Water Forum Akan Ditunjukkan Ritual Cara Bali Memuliakan Air

Pemerintah Provinsi Bali akan mengenalkan kearifan lokal Segara Kerthi dan Tumpek Uye kepada delegasi World Water Forum ke-10

Baca Selengkapnya

Kontroversi Larangan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Awal Kasusnya

1 hari lalu

Kontroversi Larangan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Awal Kasusnya

Begini awal kasus munculnya larangan terhadap warung Madura untuk buka 24 jam.

Baca Selengkapnya

Aryaduta Bali Menciptakan Pengalaman Revitalize & Rejoice untuk Kesehatan dan Kegembiraan

2 hari lalu

Aryaduta Bali Menciptakan Pengalaman Revitalize & Rejoice untuk Kesehatan dan Kegembiraan

Acara semacam ini merefleksikan komitmen Aryaduta Bali dalam mempromosikan kesehatan dan kebahagiaan di dalam komunitas.

Baca Selengkapnya