Punya Tarian Nyaris Punah, Jadi Modal Karangasem Bangun Ekowisata

Reporter

Ludhy Cahyana

Editor

Ludhy Cahyana

Selasa, 12 November 2019 22:03 WIB

Bupati I Gusti Ayu Mas Sumantri (tengah) saat meresmikan Museum Sagyang Dedari Giri Amertha bersama perwakilan dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIBUI). Dok. FIB UI

TEMPO.CO, Karangasem - Sejak pagi, ada kesibukan besar di Desa Adat Geriana Kauh, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali. Bangunan berdinding bambu seluas 100 meter persegi itu tampak megah. Pagi itu, warga desa sedang menyiapkan ritual terkait soft launching Museum Sanghyang Dedari Giri Amertha. Museum yang menyimpan sejarah mengenai Tari Sanghyang Dedari.

Dengan fondasi setinggi sekitar semester, bangunan berdinding bambu itu tampak megah. Di bawah langit Karangasem yang cerah, para hadirin berdoa dengan berbulat hati. Agar museum bersejarah itu, membawa berkah bagi desa.

Desa yang berada di kaki Gunung Agung itu kini bukan jadi desa adat biasa. Pasalnya, di seantero Bali, hanya Karangasem yang memiliki Tari Sanghyang Dedari. Tarian ini merupakan bentuk puja puji terhadap dewa terutama yang mengatur bumi, agar panen selalu melimpah dan segala hama tak menghampiri pertanian dan perkebunan mereka.

“Ritual ini sudah ada sejak abad ke-8 dan terus hidup di zaman peralihan datangnya Hindu dari Majapahit pada abad ke-14,” ujar Dosen Filsafat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) Saraswati Putri, yang melakukan penelitian panjang Tari Sanghyang Dedari.

Museum Sanghyang Dedari Giri Amertha merupakan museum yang menyimpan sejarah Tari Sanghyang Dedari, yang nyaris punah. Dok. FIB UI

Advertising
Advertising

Apalagi, tarian ini masuk dalam delapan tarian di Bali yang menjadi warisan budaya UNESCO, “Ritual ini pernah terhenti pada 1965, lalu hidup lagi hingga 1995. Sangat sulit mencari penutur dan pemain gamelannya, hingga mati lagi 20-an tahun,” ujar Ketua Desa Adat Nyoman Subratha.

Sepanjang waktu itupula terjadi gagal panen, serangan hama wereng, dan berbagai hal yang merusak pertanian, kesejahteraan menurun, “Setelah ritual Tari Shangyang Dedari dibangkitkan kembali, hasil panen membaik,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Karanganyar, I Gusti Ayu Mas Sumantri mengatakan Tari Shangyang Dedari akan menjadi berkah bagi Karangasem, Terutama untuk meningkatkan kesejahteraan warga dari pertanian, “Selain itu museum ini sangat penting untuk edukasi dan mendatangkan wisatawan,” ujar I Gusti Ayu. Wisata religi dan budaya dalam rupa tarian ini, bisa menjadi salah satu solusi masalah yang ada di Karangasem.

“Daerah kami adalah daerah yang Pendapatan Asli Daerah atau PAD-nya rendah dan buta aksara tertinggi di Bali,” ujar I Gusti Ayu. Ia berharap, Museum Sanghyang Dedari Giri Amertha, bisa menjadi solusi dalam meningkatkan kesejahteraan warganya.

Bila memungkinkan, ia akan membangun lebih banyak museum – yang ia analogikan sebagai 1.000 museum. Dengan luas wilayah 84.000 hektar dengan delapan kecamatan dan 78 desa, sangat memungkinkan dibangun museum-museum untuk menyimpan budaya dan sejarah keunikan setiap desa adat.

Sawah padi organik di Karangasem bisa dikembangkan sebagai agrowisata dengan sistem ekowisata. Kabupaten ini memiliki Tari Sanghyang Dedari yang berkaitan erat dengan pertanian. Foto: Ayu Sulistyowati

Keberadaan museum ini juga mempertegas, bahwa Karangasem bangkit dari keterpurukan pariwisatanya, setelah terkena dampak erupsi Gunung Agung. Desa Duda Utara, menurut I Gusti Ayu, berpotensi mengembangkan argowisata berupa penanaman padi organik dan tanaman lainnya. Keunikan budaya dan tradisi, bisa mendorong ekowisata, di mana warga berpartisipasi melestarikan alam dan budaya, seperti yang dilakukan warga Desa Adat Geriana Kauh.

Mereka dengan semangat yang luar biasa, bekerja sama dengan FIB UI menghidupkan ritual Tari Sanghyan Dedari. Dengan demikian, menurut I Gusti Ayu, wisatawan menjadi tertarik untuk mengunjungi Geriana Kauh, bahkan juga mengunjungi Karangasem.

Berita terkait

Mengenal Blayag, Ketupat ala Bali dengan 15 Lauk

55 hari lalu

Mengenal Blayag, Ketupat ala Bali dengan 15 Lauk

Selain untuk dikonsumsi sehari-hari, blayag yang mirip ketupat ini sering digunakan pada upacara adat.

Baca Selengkapnya

11 Tari Bali yang Populer Beserta Makna dan Sejarahnya

18 November 2023

11 Tari Bali yang Populer Beserta Makna dan Sejarahnya

Tari Bali dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu tari wali, tari bebali, dan tari balih-balihan.

Baca Selengkapnya

Gelombang Tinggi Laut Geber Selat Badung Bali Mulai Besok hingga 1 Oktober

28 September 2023

Gelombang Tinggi Laut Geber Selat Badung Bali Mulai Besok hingga 1 Oktober

Masyarakat umum, nelayan dan pelaku wisata bahari waspadai potensi gelombang tinggi.

Baca Selengkapnya

Riwayat Berdirinya Museum Lontar Sebagai Wisata Edukasi di Karangasem, Bali

10 Juli 2023

Riwayat Berdirinya Museum Lontar Sebagai Wisata Edukasi di Karangasem, Bali

Museum Pustaka Lontar Dukuh Penaban di Karangasem, Bali, cocok untuk wisata edukasi. Simak riwayat berdirinya museum sederhana ini.

Baca Selengkapnya

Petir Menyambar Rumah di Karangasem Bali, Satu Ternak Mati

5 April 2023

Petir Menyambar Rumah di Karangasem Bali, Satu Ternak Mati

Terdapat potensi kejadian petir yang tinggi di atas daerah Karangasem di bagian timur Pulau Bali saat kejadian.

Baca Selengkapnya

Lebih dari 807 Kali, Gempa Terasa Menggoyang Sepanjang Tahun Ini

30 Desember 2022

Lebih dari 807 Kali, Gempa Terasa Menggoyang Sepanjang Tahun Ini

Jumlah gempa yang bisa dirasakan itu tak sampai 10 persen dari total kejadian gempa di Indonesia sepanjang 2022. Sebagian dari zona sesar tak dikenal

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Kemarin: Gempa Bali, Gempa Cianjur, WhatsApp

16 Desember 2022

Top 3 Tekno Berita Kemarin: Gempa Bali, Gempa Cianjur, WhatsApp

Top 3 Tekno Berita Kemarin, Kamis 15 Desember 2022, didominasi artikel gempa terkini yang bisa dirasakan dan update susulan dari Bali dan Cianjur.

Baca Selengkapnya

BMKG: Sudah 417 Gempa Susulan di Cianjur , 86 di Bali

15 Desember 2022

BMKG: Sudah 417 Gempa Susulan di Cianjur , 86 di Bali

BMKG mencatat gempa bumi susulan masih terus terjadi di 2 titik yaitu Cianjur, Jawa Barat dan Karangasem, Bali.

Baca Selengkapnya

Gempa Terkini dari Bali: 62 Kali Susulan, 34 Rumah Rusak

14 Desember 2022

Gempa Terkini dari Bali: 62 Kali Susulan, 34 Rumah Rusak

Gempa-gempa masih terjadi dari Karangasem, Bali, pascagempa Magnitudo 5,2 yang terjadi pada Selasa sore, 13 Desember 2022.

Baca Selengkapnya

Info Gempa Terkini BMKG: Susulan dari Karangasem, juga Cianjur

14 Desember 2022

Info Gempa Terkini BMKG: Susulan dari Karangasem, juga Cianjur

BMKG mencatat gempa terkini yang getarannya bisa dirasakan terjadi dari Karangasem, Bali, juga dari Cianjur, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya