Catat, Ada Festival Payung di Candi Prambanan Akhir Pekan Ini
Reporter
Muh. Syaifullah (Kontributor)
Editor
Ludhy Cahyana
Rabu, 4 September 2019 18:33 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Akhir pekan ini, pada 6-8 September 2019 ada festival payung tradisional di Candi Prambanan. Ribuan payung berbagai macam jenis bakal ditampilkan. Selain itu penyelenggara juga menggelar berbagai acara pendamping agenda utama.
Tak hanya payung-payung tradisional asal Indonesia, festival ini juga diikuti oleh peserta dari berbagai negara di Asia seperti Thailand, Jepang, India, Spanyol dan beberapa negara lain. Payung tradisi memang sedang digalakkan lagi, supaya tidak tergerus oleh membanjirnya payung buatan pabrikan.
“Ada 26 grup atau komunitas seni pertunjukkan akan ambil bagian. Tak hanya itu ada juga 12 desainer dan 15 kelompok perajin dan pegiat craft yang turut andil dalam festival kali ini,” kata Heru Mataya Direktur Program Festival Payung Indonesia 2019, Rabu, 4 September 2019.
Selain memamerkan ribuan payung tradisi (tradisional) ajang ini menjadi tempat edukasi tradisi payung. Termasuk bagaimana cara membuat payung. Karena peserta akan memperagakan bagaimana membuat patung berbagai macam jenis, "Mereka bertukar pikiran, berkreasi bersama dan gotong royong untuk melestarikan warisan budaya lokal ini. Juga menjadikan sehingga menumbuhkan kreativitas heritage yang menarik," kata dia.
Heru menyatakan, dalam festival ini akan dihadirkan juga pelatihan Tea Ceremony Jepang, Tanabata Festival, dan Workshop Furoshikl. Pengunjung akan diperkenalkan juga dengan hubungan dua kota (Sister City) Yogya-Kyoto, yang telah berusia 35 tahun.
Payung, kata dia sudah ada sejak zaman dulu. Bahkan di salah satu rilief di Candi Borobudur Magelang ada yang menceritakan soal payung. Sayangnya, payung tradisi diserang adanya payung pabrikan. Sehingga perlu pelestarian payung-payung buatan yang mencerminkan tradisi payung sejak lama.
“Di Thailand itu masyarakat menggunakan payung tradisi mereka. Para perajin sangat terlindungi. Festival ini juga untuk menghidupkan para perajin payung tradisi,” kata dia.
Festival Payung Indonesia 2019 diikuti kreator-kreator dari Indonesia, Jepang, India, Thailand dan Spanyol dalam sesi pameran, workshop, pertunjukan dan lomba fotografi serta payung kreasi.
Ngadi Yakur, salah satu perajin payung tradisi mengaku sangat senang bergabung dengan festival ini. Ia menjual payung rata-rata dengan harga Rp25.000 hingga jutaan rupiah. Tergantung jenis dan bahan yang digunakan serta motifnya, “Festival ini sangat bermanfaat dan menghidupkan kembali perajin payung tradisi,” kata dia.
Festival Payung Indonesia merupakan festival rakyat yang melibatkan partisipasi masyarakat, beragam komunitas kreatif, pelestari seni tradisi, seniman kontemporer, fotografer, desainer dan lain-lain. Melestarikan payung tradisi Indonesia sekaligus menumbuhkan potensi kreativitas masyarakat dari berbagai ragam seni mengeksplorasi tradisi payung Indonesia hingga batas terjauhnya.
Kali ini tema yang diangkat adalah ‘Sepayung Daun’ dalam Festival Payung Indonesia 2019. Ini menginspirasi publik dan peserta festival untuk melahirkan karya-karya kreatif dan inovatif dengan menempatkan daun sebagai sumber penciptaan karya seni.
Aryono Hendro General Manager Unit Candi Prambanan menyatakan dukungan besar pada festival ini. Para wisatawan dan pengunjung selain menikmati Candi Prambanan juga bisa ikut dalam festival ini.
"Payung memiliki sejarah panjang dan menjadi salah satu budaya dan heritage nusantara. Sejalan dengan Candi Prambanan yang juga merupakan heritage,” kata dia.
MUH SYAIFULLAH