Kisah Perempuan Pelestari Tenun Ikat Tedu Lede di NTT

Sabtu, 31 Agustus 2019 19:09 WIB

Sejumlah perempuan pelestari tenun ikat Tede Ledu, Pulau Sabu, NTT. TEMPO | Alvan Noviar

TEMPO.CO, Kupang - Syahdan di puncak Bukit Kolorae, NTT, sekumpulan perempuan asyik dengan aktivitas menenun. Jari-jemari keriput itu masih lincah menyusun helai demi helai benang. Salah satu dari perempuan itu adalah Helena Jam'i, perempuan pelestari tenun ikat di kampung adat Lede Tedu, Kabupaten Sabu Raijua.

Kampung adat Lede Tedu terletak di Desa Pedaro, Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Perempuan yang akrab dipanggil Mama Helena itu sudah mulai menenun sejak berusia 12 tahun. Kepiawaian menenun dia peroleh dari ibunya.

Bagi perempuan Kampung Lede Tedu, menenun adalah keterampilan wajib. Kain buat mereka adalah harta berharga. Dalam setiap upacara dan ritual Jingi Tiu, agama leluhur orang Sabu, selalu ada tenun ikat. Ini yang membuat kain tenun ikat sangat berharga.

Untuk mempertahankan tradisi, Mama Helena, Ewu Dane dan segelintir penenun yang tersisa membentuk kelompok tenun ikat yang dikenal dengan Tewuni Rai. Maknanya, pakaian dari Tuhan yang akan terus bertahan.

Helena, pelestari tenun ikat Tede Ledu, Pulau Sabu, NTT. TEMPO | Alvan Noviar

Advertising
Advertising

Proses membuat selembar kain tenun tidaklah mudah. Butuh waktu satu tahun untuk membuat kain sarung berukuran dua meter. Semua tahap dilakukan secara tradisional dan dari bahan yang disediakan alam. Untuk benang, mereka ambil dari pohon kapas yang ditanam di kebun sendiri. Untuk pewarnaan, mereka gunakan bahan alam, seperti akar mengkudu untuk mendapatkan warna merah.

Tenun ikat Lede Tedu memiliki sembilan motif dasar. Di antaranya motif ei ledo dan ei raja. Ini adalah motif asli yang dipertahankan secara turun-temurun. Motif tersebut dilarang diubah dengan alasan apapun.

Kini, nasib tenun ikat Tede Ledu NTT di ujung senja. Banyak anak muda di Pulau Sabu enggan belajar menenun. Mereka menganggap nilai ekonominya rendah dan memakan waktu yang lama. Mama Helena dan para perempuan Tede Ledu berharap tenun ikat ini tetap lestari sebagai identitas budaya orang Sabu.

Berita terkait

Angkat Tenun Bima, Festival Rimpu Mantika jadi Daya Tarik Turis Mancanegara

6 hari lalu

Angkat Tenun Bima, Festival Rimpu Mantika jadi Daya Tarik Turis Mancanegara

Festival Rimpu Mantika tidak hanya pawai semata, selain tradisi busana, juga disuguhkan kekayaan keindahan budaya Bima dan ekonomi kreatif.

Baca Selengkapnya

Pawai Rimpu Mantika di Bima Diikuti Puluhan Ribu Peserta, Ada Fashion Show

6 hari lalu

Pawai Rimpu Mantika di Bima Diikuti Puluhan Ribu Peserta, Ada Fashion Show

Pawai rimpu merupakan acara puncak dari Festival Rimpu Mantika Kota Bima 2024.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

6 hari lalu

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

Kain tenun Bima yang sudah ada sejak sebelum Islam masuk ke Bima ini memiliki ciri khas, misalnya warna hitam pada tenun Donggo.

Baca Selengkapnya

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

11 hari lalu

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

AirNav Indonesia memastikan kabar adanya pesawat terbang rendah yang jatuh di perairan Bengga Nagekeo yang tersebar luas adalah tidak benar alias hoax

Baca Selengkapnya

Kasus Dugaan Pemecatan Ratusan Tenaga Kesehatan di NTT: Kronologi hingga Respons DPR

16 hari lalu

Kasus Dugaan Pemecatan Ratusan Tenaga Kesehatan di NTT: Kronologi hingga Respons DPR

Anggota DPR geram atas kasus dugaan pemecatan 249 Tenaga Kesehatan (Nakes) non-ASN di Manggarai, NTT.

Baca Selengkapnya

Soal Ratusan Nakes Dipecat di NTT, Komisi IX DPR Sebut Penghargaan Profesi Ini Masih Minim

16 hari lalu

Soal Ratusan Nakes Dipecat di NTT, Komisi IX DPR Sebut Penghargaan Profesi Ini Masih Minim

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati menyoroti kasus pemecatan 249 nakes non ASN di Manggarai, NTT.

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

22 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Destinasi Wisata Unggul di Labuan Bajo dan Pulau Komodo NTT

26 hari lalu

Rekomendasi 5 Destinasi Wisata Unggul di Labuan Bajo dan Pulau Komodo NTT

Mengenal destinasi wisata di Labuan Bajo dan Pulau Komodo, NTT. Berikut 5 rekomendasinya, antara lain Pink Beach dan Pulau Padar.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Kapal Wisata Tenggelam di Kitaran Labuan Bajo, Terbaru Kapal Wisata White Pearl Karam

28 hari lalu

Peristiwa Kapal Wisata Tenggelam di Kitaran Labuan Bajo, Terbaru Kapal Wisata White Pearl Karam

Deretan peristiwa kapal wisata tenggelam di kitaran Labuan Bajo. Terbaru kapal wisata White Pearl, pada Jumat, 5 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kapal Wisata Tenggelam di Pulau Kanawa Labuan Bajo, Ini Profil Destinasi Wisata Bulan Madu di NTT

28 hari lalu

Kapal Wisata Tenggelam di Pulau Kanawa Labuan Bajo, Ini Profil Destinasi Wisata Bulan Madu di NTT

Kapal wisata White Pearl tenggelam di sekitar Pulau Kanawa, Labuan Bajo, NTT, pada Jumat, 5 April 2024. Berikut profil Pulau Kanawa

Baca Selengkapnya