Resto Bersejarah, Kenangan Era Kolonial di Indonesia

Reporter

Ludhy Cahyana

Editor

Ludhy Cahyana

Sabtu, 17 Agustus 2019 23:28 WIB

Cafe Batavia salah satu ikon kuliner di Kota Tua Jakarta. Lokasinya bersebelahan dengan Museum Fatahilah. Foto: @stayinnjakarta

TEMPO.CO, Jakarta - Kota besar seperti Jakarta dan Surabaya menjadi pusat perdagangan di era kolonial. Malahan, di kota-kota itu terdapat resto bersejarah untuk bersosialisasi orang-orang Belanda ataupun Eropa. Kuliner di masa itu sama halnya era kini, bukan hanya soal rasa namun juga simbol status. Namun, kini resto bersejarah itu tak hanya dinikmati ekspatriat, namun juga akrab dengan masyarakat urban di kota-kota itu.

TEMPO merangkum resto-resto yang masih eksis hingga saat ini. Baik dari sisi resep masakan maupun gedung yang mereka gunakan sebagai usaha.

Cafe Batavia

Bila berwisata ke Museum Fatahillah, saat menghadap museum itu, sebelah kiri Anda adalah Café Batavia. Menempati gedung tua dua lantai, café ini merupakan simbol persilangan budaya Belanda dan Batavia. Saat memasuki ruang, interiornya masih era kolonial dengan pernak pernik musik jazz. Benar-benar membawa Anda ke Batavia atau bahkan New Orleans.

Restoran ini sudah buka sejak tahun 1993 dan berhasil membuat pengunjung merasakan suasana tempo dulu lewat desain interiornya. Menu andalannya beragam, mulai dari menu Barat, peranakan, dan fussion. Pelanggan umumnya ekspatriat, wisatawan ataupun pekerja-pekerja asing yang ada di Jakarta.

Advertising
Advertising

Cafe Batavia, Jalan Pintu Besar Utara No.14

Ragusa Es Italia

Pecinta es krim dari generasi X di Jakarta hafal benar es krim legendaris Ragusa. Generasi milenial mungkin perlu juga mencicipinya. Lokasinya di Gambir dekat Masjid Istiqlal, dan sudah berdiri sejak 1932. Kafe es krim ini didirikan oleh Luigie Ragusa dan Vincenzo Ragusa. Lalu diteruskan oleh kawannya dan masih memiliki hubungan kerabat, Buntoro Kurniawan (Yo Boen Kong) dan istrinya Sias Mawarni (Lie Pit Yin). Selain menjaja es krim, Ragusa juga menyediakan makanan oriental dan western. Yang unik, pengolahan es krim masih menggunakan mesin-mesin zaman dulu, yang didatangkan dari Italia.

Ragusa Es Italia, Jalan Veteran I, No. 10, Gambir

Tugu Kuntskring Paleis memiliki interior era kolonial. Perna menjadi kantor pemerintah lalu menjadi resto Prancis. Foto: @c12n24

Tugu Kuntskring Paleis

Bangunannya merupakan gedung tua yang sudah berdiri sejak 1914. Mulanya, gedung ini merupakan gedung galeri seni, lalu difungsikan sebagai kantor imigrasi. Terakhir menjadi resto dengan hidangan Prancis. Lalu dibuka kembali pada 2013 menjadi restoran dan galeri seni. Selain menghidangan kuliner peranakan dan makanan rumahan, benda-benda sejarah menjadi koleksi resto ini.

Salah satu hidangan andalannya berupa Tugu Rijsttafel Betawi yang terdiri dari 20 jenis menu, lengkap dari hidangan pembuka, hidangan utama, sampai dessert. Semua itu disajikan di mangkuk-mangkuk kecil beralaskan cawan. Disajikan dengan cita rasa lezat dengan tampilan yang memikat.

Tugu Kuntskring Paleis, Jalan Teuku Umar No.1, Menteng

Suasana sisi depan restoran es krim Zangrandi di jalan Yos Sudarso, Surabaya (03/4). TEMPO/Fully Syafi

Zangrandi

Gerai es krim ini berdiri sejak tahun 1930. Nama pemilik sekaligus pendirinya bernama Roberto Zangrandi yang berasal dari Italia. Nama Zangrandi itulah yang digunakan sebagai nama kafe khusus es krim itu. Resep-resep es krim Zangrandi sangat disukai oleh orang-orang Belanda yang tinggal di Surabaya. Mereka bahkan kerap menghabiskan sore di kedai itu. Lalu pada tahun 1960 usaha ini dibeli oleh Aditanumulia, yang menambahkan menu es krim durian. Interior dan menu dipertahankan hingga kini, yang membuat Zangrandi sebagai ikon wisata kuliner di Surabaya.

Es Krim Zangrandi, Jalan Yos Sudarso no. 15, Surabaya

Toko Oen

Berdiri sejak 1930 oleh Max Liem, namun usahanya berpindah tangan karena tidak ada yang meneruskan. Toko Oen saat ini tinggal dua, di Malang dan Semarang. Arsitektur khas Belanda ditambah nilai sejarahnya, membuat Toko Oen menjadi bangunan cagar budaya. Toko Oen dulunya menjadi salah satu lokasi berkumpul orang Belanda pada akhir pekan.

Lokasinya di sekitar alun-alun, memang menjadi ruang publik sejak dulu. Di tempat ini, pengunjung bisa merasakan nikmatnya kuliner khas Eropa, China, ataupun Indonesia, seperti steak, salad, dan nasi goreng. Meski saat ini menjajakan berbagai hidangan, namun es krim tetap menjadi ikon. Cita rasanya tetap jadul dan mempertahankan resep sejak awal mula berdiri.

Toko Oen, Jalan Jenderal Basuki Rahmat No.5, Kauman

Berita terkait

Sudah ada Sejak Era Kolonial Belanda, Begini Sejarah Satpol PP hingga jadi Aparat Pemerintah

6 Januari 2024

Sudah ada Sejak Era Kolonial Belanda, Begini Sejarah Satpol PP hingga jadi Aparat Pemerintah

Satpol PP merupakan salah satu warisan pemerintah kolonial Belanda

Baca Selengkapnya

Pengadilan Belanda Memenangkan Malaysia atas Pewaris Sultan Sulu

27 Juni 2023

Pengadilan Belanda Memenangkan Malaysia atas Pewaris Sultan Sulu

Malaysia terlibat perselisihan berkepanjangan dengan ahli waris Filipina dari sultan terakhir Sulu atas kesepakatan tanah era kolonial.

Baca Selengkapnya

Mengintip Kemeriahan HUT Kota Semarang Ke-476: Festival Durian Hingga Pemecahan Rekor MURI

3 Mei 2023

Mengintip Kemeriahan HUT Kota Semarang Ke-476: Festival Durian Hingga Pemecahan Rekor MURI

Di HUT yang ke-476, Kota Semarang tengah mengadakan ragam event menarik. Berikut rinciannya.

Baca Selengkapnya

KUHP Baru: Media Dunia Soroti Larangan Hubungan Seks sebelum Nikah untuk Turis Asing

6 Desember 2022

KUHP Baru: Media Dunia Soroti Larangan Hubungan Seks sebelum Nikah untuk Turis Asing

Media internasional menyorot pengesahan Rancangan KUHP menjadi undang-undang terutama menyangkut larangan seks di luar nikah untuk warga asing.

Baca Selengkapnya

Hari Ini 82 Tahun Lalu, Kisah Bandara Kemayoran Beroperasi

6 Juli 2022

Hari Ini 82 Tahun Lalu, Kisah Bandara Kemayoran Beroperasi

Pada 6 Juli 1940, di bawah kuasa pemerintah kolonial Belanda, Bandara Kemayoran di Batavia, beroperasi penuh.

Baca Selengkapnya

233 Media Massa Lokal Registrasi Liputan Balap MotoGP Mandalika 2022

14 Maret 2022

233 Media Massa Lokal Registrasi Liputan Balap MotoGP Mandalika 2022

Kementerian Kominfo RI akan mengadakan konferensi pers bersama media lokal pada 16 Maret 2022 sekaligus pembagian kartu liputan MotoGP Mandalika.

Baca Selengkapnya

Cerita Soeprijadi Lancarkan Pemberontakan PETA di Hari Ini 77 Tahun Silam

14 Februari 2022

Cerita Soeprijadi Lancarkan Pemberontakan PETA di Hari Ini 77 Tahun Silam

Hari ini 14 Februari juga diperingati sebagai hari pemberontakan PETA di Blitar melawan tentara era kolonial Jepang pada 77 tahun silam..

Baca Selengkapnya

31 Januari 1926, Kisah Berdirinya Nahdlatul Ulama dan Perjuangan Era Kolonial

31 Januari 2022

31 Januari 1926, Kisah Berdirinya Nahdlatul Ulama dan Perjuangan Era Kolonial

Sebagai suatu organisasi Nahdlatul Ulama tak hanya bergerak dalam bidang keagamaan.dan hari ini NU sedang merayakan milad ke-96.

Baca Selengkapnya

Kasus Penendang Sesajen: Sesajen sebagai Wujud Keharmonisan Manusia-Alam

16 Januari 2022

Kasus Penendang Sesajen: Sesajen sebagai Wujud Keharmonisan Manusia-Alam

Pemaknaan sesajen yang hanya dipandang sebagai perbuatan syirik, merupakan buah dari pemikiran kolonial yang kolot.

Baca Selengkapnya

Bedanya Preman Saat Ini dan Vrijman Era Kolonial Belanda

28 November 2021

Bedanya Preman Saat Ini dan Vrijman Era Kolonial Belanda

Kini seiring perkembangan jaman pengertian preman mengalami pergeseran ke arah negatif, berbeda dengan makna preman era kolonial Belanda.

Baca Selengkapnya