Natal di Bulan Juli, Nikmati Salju Buatan di Winter Night Market
Reporter
Tempo.co
Editor
Mitra Tarigan
Senin, 29 Juli 2019 20:36 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Lagu - lagu Natal langsung menyambut para pengunjung saat sampai di Queen Victoria Market, Melbourne Australia. Beberapa di antara mereka menari-nari mengikuti irama lagu Natal yang dinyanyikan Mariah Carrey. Beberapa pengunjung lain berselfie atau berfoto bersama beberapa pohon natal dengan lampu warna warni yang terpajang di dekat pintu utama.
Yang paling seru adalah melihat anak kecil melompat-lompat mencoba menangkap salju-salju buatan mesin es di area itu. Walaupun saat Tempo datang ke pasar itu pada 10 Juli, namun suasana Natal yang biasanya hadir pada bulan Desember sudah sangat terasa.
Salah satu pengunjung asal Indonesia yang menikmati es buatan itu adalah Genta. Pria itu membawa serta istri, ibu dan dua anaknya menikmati salju buatan di pasar itu. “Ini pertama kali kami datang. Seru sekali,” kata Genta yang datang ke Australia menjenguk sang kakak yang sudah tinggal di Melbourne selama 1 tahun terakhir.
Queen Victoria Market menghadirkan tema ‘Winter Night Market’ antara 5 Juni hingga 28 Agustus. Rentang waktu itu lah Australia mengalami musim dingin. Musim dingin di Melbourne, tidak ada salju. Suhunya berkisar antara 16 hingga paling dingin 7 derajat Celcius. Namun sebagai warga Indonesia yang terbiasa bersuhu 32 derajat Celcius, suhu itu tetap saja sudah membuat menggigil, apalagi bila ditambah ada angin malam yang bertiup kencang. Namun cuaca dingin itu seolah menambah semarak suasana Natal di pasar yang terletak tidak jauh dari area Central Business Distrik (CBD) alias pusat kota Melbourne.
<!--more-->
Pasar ini hanya buka setiap hari Rabu. Walaupun buka hanya pada hari kerja, ribuan manusia seolah sangat menanti tempat itu berbuka. Sehingga malam itu terlihat di beberapa area kondisi pasar itu sangat padat oleh manusia. Ada yang membawa keluarga dengan orang tua dan anaknya, ada pula yang bercengkerama bersama teman-teman mereka. Ada yang memilih makan bersama di standing table, ada pula yang duduk di kursi yang disediakan. Saking penuhnya pasar yang buka pukul 6 sore itu, beberapa bahkan memilih duduk di pinggir – pinggir pasar atau di dasar tiang besar sambil menikmati jajanan yang mereka beli. Beberapa pengunjung pun lebih memilih berdiri di dekat api buatan untuk hawa yang lebih hangat.
Di Queen Victoria Market, Anda bisa mendapatkan makanan apapun. Rasanya makanan seluruh dunia ada di tempat itu. Anda bisa mendapatkan makanan yang berasal dari Rusia, Brazil atau pun kawasan Timur Tengah yang berlabel halal. Selain makanan, salah satu ciri yang menyambut pengunjung dari berbagai belahan dunia itu adalah ucapan ‘Selamat Datang’ dalam beragam bahasa, termasuk bahasa Indonesia, yang terpajang di langit-langit pasar itu.
Dari pantauan Tempo, beberapa stan makanan memiliki antrian yang sangat panjang. Misalnya stan penjual sup yang mangkuknya terbuat dari roti bulat. Sehingga pengunjung bisa menikmati sup yang hangat sambil memakan 'piring' nya sekaligus. Stan lain yang juga ramai adalah stan yang menjual daging babi panggang. Para penikmat babi panggang ini seolah membuat tembok manusia sehingga orang lain yang hendak lewat harus menerobos antrian yang sangat padat dan mengular itu. Walau suasana di pasar itu dingin, stan es krim tetap banyak peminatnya. Terlihat masyarakat memilih berbagai jenis es krim sundae untuk menikmati rasa manis dan dingin makanan itu.
Salah satu pengunjung asal Malaysia, Samantha, datang bersama anak dan suaminya. Wanita 34 tahun ini mengatakan sebenarnya pasar yang menjual makanan dan barang-barang lokal ada banyak di Malaysia. “Tapi uniknya di sini, banyak sekali ragam makananannya dari berbagai daerah. Kami senang menikmati suasana malam di sini. Pada musim yang dingin ini lebih baik mencari kehangatan di tempat ini sekaligus mencoba makanan yang hangat,” kata wanita berjilbab itu.
<!--more-->
Bila perut Anda sudah kenyang, masih banyak stan yang bisa Anda nikmati di pasar yang meriah itu. Anda bisa mendapatkan berbagai jenis kerajinan tangan di bagian pinggir pasar tersebut. Anda bisa memilih dompet lucu, gantungan kunci, atau juga berbagai lukisan tangan yang dijajakan para pecinta karya seni itu.
Masih mencari sesuatu yang unik? Di tengah keramaian, tersedia pula stan ramalan di pasar itu. Sekitar 3 buah stan peramal yang berdampingan mencoba menarik perhatian para pengunjung. Di tenda para peramal itu tertulis bahwa mereka menyediakan seni ramal tapak tangan, ramalan menggunakan kartu tarot, atau kartu-kartu bergambar malaikat atau panduan spiritual lainnya. Memang antrian di depan stan ramal ini tidak sebanyak antrian di stan makanan, tapi tetap saja ada beberapa pengunjung yang seolah ingin tahu tentang ramalan kehidupan mereka.
Kerumunan di tengah pasar lain lagi. Puluhan pasang mata tertuju pada seorang pria bergergaji listrik yang panjang. Para penonton fokus melihat si pria berjaket biru tua yang sedang sibuk memotong es sesuai pola berbentuk rusa. Jangan dikira potongan esnya kecil, potongan es kira-kira setebal 25 sentimeter dengan panjang nyaris 2 meter dan lebar 1 meter. Hiburan unik ini membuat penonton mengabadikan usahanya membuat karya seni dari es itu.
Di Eropa, Anda mungkin harus menunggu kehadiran semarak Natal 5 bulan lagi. Namun kemeriahan, hawa dingin bulan Desember, hingga hiruk pikuk Natal sudah bisa Anda nikmati dalam 'Christmas in July' di Queen Victoria Market, Melbourne hingga Agustus nanti. Yuk berbelanja di pasar itu.