Istana yang Indah, Restoran Kuliner China dengan Gaya Modern
Reporter
Tempo.co
Editor
Mitra Tarigan
Selasa, 23 April 2019 07:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kuliner China menjadi salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia. Lihat saja, semakin banyak restoran yang menyajikan mi atau dim sum di berbagai sudut kota. Kali ini, Tempo mengajak Anda menikmati makan siang di Restoran Tien Chao yang menawarkan kuliner khas negeri Tiongkok.
Baca: Mencicipi Restoran Uighur di London, Porsi Besar Harga Terjangkau
Nuansa China sudah terasa sejak Anda berada di depan pintu masuk Tien Chao. Ada sepasang patung singa yang seolah menjaga pintu. Patung itu dibuat mirip sekali dengan Barongsai yang bermakna keberuntungan dan kemakmuran.
Anda pun bisa melihat puluhan sumpit yang dipajang di pintu masuk. Sumpit-sumpit itu khusus diberi nama untuk para tamu-tamu khusus Tien Chao. Tien Chao, yang berada di Hotel Gran Melia Kuningan, memiliki arti tersendiri. Tien berarti awan, dan Chao berarti makanan. Bila digabungkan, Tien Chao bermakna Istana yang Indah.
Tempo duduk di pojok ruangan yang bisa menampung 150 tamu itu. Dengan pemandangan kolam renang hotel Gran Melia, Tempo menikmati sajian yang dipersembahkan oleh Executive Chef Hotel Gran Melia Jakarta, Ingo Oldenburg . Hidangan kami saat itu, dibagi menjadi sesi dim sum, makanan pembuka, sup, makanan utama, dan makanan penutup.
Pada sesi dim sum, Oldenburg menghadirkan tiga sajian yang menggugah selera. Ketiga dim sum itu adalah Tim Cheong Fun dengan udang goreng renyah, talas goreng isi daging ayam dengan rumput laut, dan tim pangsit ala Shanghai "Xiao Long Bao" dengan daging ayam dan saus X.O.
Tim Cheong Fun adalah makanan pertama yang mencuri perhatian Tempo. Tim Cheong Fun memiliki tekstur gurih, namun bila dilihat dari luar, sajian itu terlihat seperti makanan basah karena seolah dibalur kulit berwarna merah muda. "Kulit Tim Cheong Fun kami tambahkan pewarna dari sari buah naga," kata Oldenburg pada awal April 2019.
Talas goreng juga sangat menggugah selera. Selain rasanya yang krispy, talas goreng itu pun semakin lezat bila ditambahkan dengan kecap asin yang juga disediakan terpisah.
Salah satu sajian yang terkenal adalah tim Pangsit Xiao Long Bao yang disajikan dalam tempat kukusan bambu mini. Pangsit yang dikukus terasa lembut ditemani sepotong wortel yang menjadi alas pangsit itu agar tidak lengket dalam kukusan bambu itu. Oldenburg mengatakan selain ayam, Xiao Long Bao juga bisa disajikan dengan makanan non halal, sesuai permintaan pengunjung.
Dalam hidangan pembuka sang chef menyajikan aneka macam barbeque Kanton yang terdiri dari ayam bakar renyah, bebek panggang, arang ayam, dan salad ubur-ubur. Sajian Kanton ala China memiliki karakteristik lembut dengan rasa manis yang ringan. Tidak heran kebanyakan saus yang digunakan pun ringan dan lembut. Cara penyajiannya juga lebih banyak di direbus. Dengan metode memasak itu, bisa mempertahankan rasa makanannya.
Pada sesi ini, makanan yang menarik perhatian saya adalah arang ayam. Penampilannya yang berada di tengah piring dengan saus yang meleleh berwarna merah kental. Awalnya saya berpikir akan merasakan pedas di sajian itu, tapi ternyata rasanya manis. "Itu rasanya manis. Warnanya saja yang merah. Kami mengoleskan madu pada daging itu," kata Oldenburg.
Ayam bakar renyah dan bebek panggang pun sangat bisa meningkatkan selera makan Anda. Oldenburg berhasil menjaga kerenyahan kulit dalam ayam sekaligus menahan agar daging sajian itu bisa tetap lembut saat dimasukkan ke mulut.
Selanjutnya masuk sesi sup pangsit dengan aneka hidangan laut. Sup dengan kuah yang bening itu disajikan dengan lilin yang terus memanaskan sup itu memberikan rasa sangat manis sekaligus gurih. Dalam sup, ada sebuah pangsit lembut yang berisi sajian makanan laut. Ada pula sawi serta tiga buah goji berry yang juga memberikan rasa manis.
<!--more-->
Setelah perut dihangatkan kuah sup, maka selanjutnya adalah makanan utama. Ada beberapa pilihan lauk dalam makanan utama, yaitu : tumis daging sapi dengan saus lada hitam, daging ayam goreng dengan saus pedas dan mangga, tiram kukus dengan bawang putih dan bihun serta tumis sayur Pakcoy, serta nasi goreng nanas dengan remis kering.
Oldenburg mengatakan tumis daging sapi menjadi salah satu menu favorit di Tien Chao. Rasanya yang manis dengan lumuran saus lada hitam serta kacang mete membuat semua orang menyukainya. Selain itu, daging yang lembut pun membuat tamu tidak terlalu sulit memotongnya.
Menurut Oldenburg, ia memasak daging itu dengan api yang sangat kecil dan dengan durasi lebih panjang. Menurutnya, bila daging itu dimasak dengan terlalu cepat, maka biasanya darah dalam daging masih akan terasa. "Kami menggunakan daging dari Australia yang berkualitas tinggi, sehingga rasanya bisa selembut itu. Anak-anak sangat menyukainya," kata Oldenburg yang membumbui daging itu semalaman.
Ayam goreng dengan saus pedas dan mangga pun cukup lezat. Rasa saus hidangan ayam yang renyah itu bercampur antara manis, asam dan pedas.
Bagi Anda yang sangat menyukai bawang putih, tiram kukus ini bisa menjadi pilihan. Rasa bawang putih yang yang dibalur dalam bihun dan tiram itu sangat kuat. Menurut Oldenburg, sajian tiram sangat populer di China, sehingga ia pun berharap para penikmat masakan China di Jakarta pun suka dengan sajian ini. "Kami juga menggunakan tiram dari Australia, karena mencari tiram yang segar susah sekali di Indonesia. Ada tiram dari Lombok, namun terlalu kecil ukurannya," kata pria yang pernah tinggal di China selama 3 tahun.
Nasi goreng disajikan dalam belahan buah nanas. Dalam tradisi China, nasi bukan seperti di Indonesia yang menjadi hidangan utama. Nasi goreng nanas ini terasa gurih dan rasanya pun tidak terlalu menusuk. "Di China, nasi goreng dianggap sebagai salah satu lauk seperti sajian lainnya," kata Oldenburg.
Santapan yang sedikit demi sedikit tetap terasa mengenyangkan setelah sesi ini. Selain berbagai sajian lezat ini, teh melati hangat pun selalu menemani selain untuk melepas dahaga, juga untuk lebih menetralkan rasa yang makanan yang sudah disantap. Sehingga setiap sajian, Anda bisa merasakan makanan yang menawarkan berbagai rasa itu.
Tunggu dulu, masih ada sajian penutup yang juga tidak bisa Anda lewatkan. Oldenburg menawarkan sajian puding kelapa dengan es krim dan potongan kelapa. Kali ini, sajian penutup didominasi dengan warna putih. Terlihat puding dan es krim rasa kelapa yang berwarna putih. Mereka pun disajikan dalam kelapa yang dalamnya pun memancarkan putih daging kelapa serta air kelapa. Tentu saja rasanya khas kelapa. Awalnya, saya akan mengira rasanya akan berat dan sangat mengenyangkan, namun tidak. Puding itu ringan dan membuat segar.
Oldenburg mengatakan menu penutup ini adalah menu baru di Tien Chao. Ia pun yakin anak-anak akan sangat menyukainya. "Saya memilih ini karena kita mulai memasuki musim panas di Jakarta, jadi saya mencari menu yang bisa membuat segar. Bila musim yang segera hadir musim dingin, biasanya kami menyajikan penutup dengan suhu panas," katanya.
Baca: Cara Menghitung Harga Plus - plus di Hotel dan Restoran
Makanan penutup menjadi salah satu pilihan penting bagi beberapa tamu. Selain nuansa kelapa, Anda juga bisa menutup santapan lezat Anda dengan puding mangga, jelly serai, durian tempura melon dan sagu. Kira-kira Anda akan memilih apa sebagai santapan penutup?