Barista Muda Semendo Turun Gunung Meracik Kopi Nikmat

Selasa, 2 April 2019 11:45 WIB

Kopi Semendo dari lereng bukit Tumutan Tujuh kian populer. Kopi Semendo kini dikemas lebih modern dan anak-anak muda Semendo mulai tertarik menjadi barista kopi. TEMPO | Parliza Hendrawan

TEMPO.CO, Palembang - Kopi Semendo sudah cukup dikenal oleh kalangan penikmat kopi. Aromanya khas dan harganya tak bakal bikin kantong jebol. Cukup Rp 8.000, penggila kopi dapat merasakan sensasi buah pertanian khas Sumatera ini.

Baca: Ketika Jokowi Ditanya Rasa Kopi Jualan Menantunya

Lebih nikmat lagi, peracik atau kita kenal sebagai barista didatangkan langsung dari kampung-kampung yang ada di lereng bukit Tumutan Tujuh, Muara Enim, Sumatera Selatan. Barista Ridho, seorang anak petani kopi Semendo, yang saat ini kuliah di UIN Raden Fatah jurusan jurnalistik adalah seorang Barista yang sempat mencuri perhatian peserta "Sarasehan Masyarakat Perhutanan Sosial dan Rakor Pokja PPS Sumsel".

Aidil Fikri, fasilitator dari Hutan Kita atau HaKI menjelaskan kopi yang mereka sajikan didatangkan dan diolah langsung dari desa-desa di Semende. Salah satu desa yang dikenal sebagai penyedia kopi jenis Robusta dan Arabica ini adalah Desa Cahaya Alam yang masuk dalam cakupan 900 hektar lahan perhutanan sosial.

"Minum kopi ini juga berarti Anda membantu melestarikan hutan dan petani kopi," kata Aidil, Senin, 1 April 2019. Dulunya, penduduk di lereng bukit Tumutan Tujuh memproduksi kopi secara sembunyi-sembunyi karena mereka menggarap lahan yang masuk kawasan hutan lindung. Namun sejak 2015, mereka lebih leluasa melakukan proses produksi karena sekitar 900 hektar tersebut berubah fungsi menjadi perhutanan sosial. "Penggunaan pupuk dan penggendali hama kimiawi juga dikurangi," ujarnya.

Kopi Semendo dari lereng bukit Tumutan Tujuh kian populer. Kopi Semendo kini dikemas lebih modern dan anak-anak muda Semendo mulai tertarik menjadi barista kopi. TEMPO | Parliza Hendrawan

Advertising
Advertising

Belakangan ini, menurut Aidil, pengelolaan kopi mulai mengikuti tren karena mendapat pendampingan dari para ahli pertanian dan ahli kopi. Kalau dulu petani memanen secara sembarangan, sekarang petani hanya memetik buah yang telah merah. Demikian juga dengan proses pengeringan, penggilingan, dan pengemasan mulai mendapat sentuhan modernisasi tanpa melupakan kearifan lokal.

Saat ini dalam skala kecil, Kopi Semendo mulai menyebar beberapa kota di Amerika, Kepang, dan Eropa. Selebihnya permintaan dalam negeri, seperti dari kota-kota di Kalimantan, Jawa Barat, Jakarta, Bali. Selain menjual langsung kopi seduh di cafe, kopi hasil binaan HaKI ini juga bisa dijadikan oleh-oleh dengan berbagai varian dan berat. Kopi robusta "tumutan 7" seberat 1 kilogram dijual Rp 200 ribu dan arabica Rp 350 per kilogram.

Baca juga:
Jokowi Ngopi Jarod, Kawasan Wisata Kuliner di Tengah Kota Manado

Berita terkait

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

17 jam lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024

Baca Selengkapnya

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

6 hari lalu

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

Atase Perdagangan Kairo, M Syahran Bhakti berharap eksportir kopi Indonesia dapat memenuhi permintaan dari Mesir pada 2024 ini di atas Rp 1,5 triliun.

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

9 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

11 hari lalu

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.

Baca Selengkapnya

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

12 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

13 hari lalu

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.

Baca Selengkapnya

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

15 hari lalu

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

17 hari lalu

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri

Baca Selengkapnya

6 Opsi Kegiatan Libur Panjang Bagi yang Tidak Mudik Lebaran

20 hari lalu

6 Opsi Kegiatan Libur Panjang Bagi yang Tidak Mudik Lebaran

Bagi mereka yang tidak melaksanakan mudik Lebaran, simak beberapa pilihan kegiatan ini agar libur lebaran yang panjang tetap berkesan.

Baca Selengkapnya

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

25 hari lalu

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.

Baca Selengkapnya