Menengok Eks Kampung Gafatar, Kenapa Bisa Jadi Kota Hantu?

Reporter

Antara

Editor

Susandijani

Senin, 14 Januari 2019 06:25 WIB

Diduga Ikut Gafatar, Satu Keluarga Menghilang Sejak 2015


Kisah desa ini dimulai pada 2013, ketika sejumlah orang datang ke Desa Penisir berniat menyewa lahan dan rumah warga seperti yang lainnya. Mereka ternyata merupakan anggota perkumpulan Gafatar.

Sebelum Gafatar masuk, di Penisir sudah ada permukiman, yakni milik warga yang sejak lama bermukim dan warga baru dari pemukiman transmigrasi lokal.

Gafatar akhirnya berhasil meyakinkan warga Penisir (umumnya transmigran lokal) untuk melakukan nota kesepahaman (MoU) pinjam pakai dengan pola tahun pertama bagi hasil 50:50, tahun kedua 60:40, dan seterusnya 80:20.

Mereka meyakinkan tujuan organisasi itu bersifat sosial, utamanya ketahanan pangan. Didukung oleh kemampuan SDM (sumber daya manusia) Gafatar karena pendidikan mereka lebih baik, bahkan sebagiannya sarjana, maka sektor pertanian di Penisir sangat berkembang pesat.

Akan tetapi belakangan, mulai marak berita, khususnya di televisi nasional, terkait penolakan warga terhadap Gafatar. Penolakan yang ditandai dengan pembakaran berbagai rumah di provinsi lain membuat warga Kaltara resah.

Sejak itu, jumlah warga di Desa Penisir terus berkurang seperti disebutkan seorang guru di SD Desa Penisir.

Guru yang enggan disebutkan namanya itu menjelaskan bahwa jumlah pelajar di SD Penisir kini hanya 16 orang dari kelas 1 sampai 6. Artinya satu kelas terdapat hanya 2-3 murid. Ironisnya jumlah siswa makin berkurang setiap bulan.

Menyinggung kondisi sekolah beberapa tahun silam, ia mengakui jumlah siswa saat itu cukup banyak. Mereka merupakan pelajar dari warga lokal. Sebab anak-anak warga Gafatar tidak disekolahkan oleh orangtuanya di sekolah umum. Lagi-lagi karena alasan SDM, mereka secara eksklusif mendidik anak warganya bukan di sekolah formal (home schooling).

Setelah Gafatar diusir pemerintah dari sana, Desa Panisir kian sepi karena sebagian warga lokal ikut pindah dan para penyewa lahan serta rumah yang dulu pernah ramai, enggan datang lagi.

Kini, Desa Penisir masih memiliki keindahan alam dan potensi pertanian yang lumayan, namun semakin hari kian terlantar.

Baca juga: Makan Durian di Pontianak, Catat Tempat Favorit Menikmatinya

CATATAN KOREKSI: Naskah berita ini disunting ulang pada Senin 14 Januari 2019 pukul 20.36 WIB agar tidak menimbulkan stigma pada aliran kepercayaan tertentu. Redaksi meyakini agama dan kepercayaan merupakan hak asasi warga negara.

Berita terkait

LPEI Ekspor sampai Belanda dan Korea Selatan lewat Desa Devisa Gula Aren Maros

7 hari lalu

LPEI Ekspor sampai Belanda dan Korea Selatan lewat Desa Devisa Gula Aren Maros

LPEI melalui Desa Devisa Gula Aren Maros mengekspor gula aren ke Belanda dan Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Damainya Desa Giethoorn di Belanda yang Dijuluki Venesia dari Utara, Tak Ada Mobil dan Jalan Raya

9 hari lalu

Damainya Desa Giethoorn di Belanda yang Dijuluki Venesia dari Utara, Tak Ada Mobil dan Jalan Raya

Wisatawan bisa menjelajahi desa dengan perahu, mencicipi masakan Belanda, atau sekadar menikmati suasana damai yang tak terlupakan.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

12 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Teknik Kuno Menyimpan Apel agar Tahan Lama, dari Pasir sampai Serbuk Gergaji

16 hari lalu

Teknik Kuno Menyimpan Apel agar Tahan Lama, dari Pasir sampai Serbuk Gergaji

Untuk mencegah apel cepat busuk perlu teknik penyimpanan yang tepat, sederhana, tapi efektif. Berikut cara menyimpan apel gaya lama tapi efektif.

Baca Selengkapnya

10 Buah Paling Mahal di Dunia, Ada yang Mencapai Rp700 Jutaan

22 hari lalu

10 Buah Paling Mahal di Dunia, Ada yang Mencapai Rp700 Jutaan

Berikut ini deretan buah paling mahal di dunia, didominasi oleh buah hasil budidaya petani di Jepang. Harganya mencapai Rp700 juta.

Baca Selengkapnya

Dugaan Korupsi APBDes di Tiga Desa di Tulungagung, Kejaksaan: Ada Kejutan Setelah Idul Fitri

38 hari lalu

Dugaan Korupsi APBDes di Tiga Desa di Tulungagung, Kejaksaan: Ada Kejutan Setelah Idul Fitri

Kejaksaan Negeri Kabupaten Tulungagung sedang menyelidiki kasus dugaan korupsi anggaran desa (APBDes) di sejumlah desa

Baca Selengkapnya

Alasan Immanuel Ebenezer Minat Maju di Pilgub Kalimantan Utara, Ini Profil Noel Ketua Relawan Prabowo Mania

40 hari lalu

Alasan Immanuel Ebenezer Minat Maju di Pilgub Kalimantan Utara, Ini Profil Noel Ketua Relawan Prabowo Mania

Immanuel Ebenezer, Ketua Prabowo Mania menyatakan minatnya maju di Pilgub Kalimantan Utara. Apa alasannya? Catat karier politiknya.

Baca Selengkapnya

Noel Ebenezer Klaim Dapat Restu Jokowi untuk Maju di Pilkada Kalimantan Utara

43 hari lalu

Noel Ebenezer Klaim Dapat Restu Jokowi untuk Maju di Pilkada Kalimantan Utara

Noel Ebenezer ingin mencalonkan diri sebagai cagub di Pilkada Kalimantan Utara setelah sebelumnya gagal dalam pencalegan dari Partai Gerindra

Baca Selengkapnya

Wae Rebo Masuk Daftar Kota Kecil Terindah di Dunia Menurut The Spectator Index 2024

54 hari lalu

Wae Rebo Masuk Daftar Kota Kecil Terindah di Dunia Menurut The Spectator Index 2024

Wae Rebo di Flores menempati di urutan kedua setelah Rothenburg ob der Tauber di Jerman sebagai kota kecil terindah di dunia.

Baca Selengkapnya

Pilihan Camilan Sehat di Malam Hari Saat Bulan Puasa

56 hari lalu

Pilihan Camilan Sehat di Malam Hari Saat Bulan Puasa

Dokter gizi sarankan makan camilan pada malam hari untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam sehari di kala berpuasa. Ini pilihan camilannya.

Baca Selengkapnya