TEMPO.CO, Bojonegoro - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, akan menampilkan tari Thengul massal dengan melibatkan 120 penari PADA 24-25 November nanti. Tari itu akan dipentaskan dalam kegiatan lomba desain relief di bekas penambangan batu kapur di Desa Gajah, Kecamatan Baureno.
Kepala Bidang Kelembagaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro Dyah Enggrini Mukti mengatakan tari massal Thengul akan tampil dalam kegiatan desain relief di kawasan yang dinamakan Gajah Watu Jodo.
"Disbudpar mulai mempersiapkan dengan merekrut puluhan guru tari di kecamatan untuk memperoleh pelatihan tari Thengul," kata dia di Bojonegoro, Senin, 29/10. Nantinya guru tari yang sudah memperoleh pelatihan tari Thengul itu, akan merekrut para siswa untuk dilatih.
"Tari Thengul massal ini baru awal. Kemungkinan di tahun berikutnya tari Thengul massal jumlah penarinya akan diperbanyak seperti tari di Banyuwangi yang pesertanya sampai ribuan," kata dia.
Selain ada tari Thengul missal di dalam kegiatan lomba desain relief itu juga akan dimerihkan penyanyi, antara lain, Anji atau Erdian Aji Prihartanto dan artis ibu kota lainnya.
Gunung Waju Jodo adalah kawasan penambangan batu kapur yang sudah tidak ditambang sejak 10 tahun lalu. Luas kawasan ini mencapai 20 hektar. Terkait pelaksanaan lomba desain relief pemerintah setempat bekerja sama dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Tema lomba adalah sejarah Bojonegoro.
"Tim ISI yang meninjau lokasi GWJ menilai lokasinya sangat bagus untuk dikembangkan menjadi kawasan objek wisata," kata Dyah Enggrini.
Ia memberikan gambaran bahwa dalam lomba desain relief di GWJ yang terdapat lima gunung kapur itu akan ada 20 pemahat dari ISI yang akan membuat relief. Masing-masing pemahat akan membuat tiga desain relief.
"Tapi sebenarnya ini lomba terbuka untuk umum yang bisa diikuti peserta dari luar daerah misalnya, dari Universitas Surabaya (Unesa) juga yang lainnya," kata dia menjelaskan.
Ia juga menambahkan bahwa kegiatan desain relief di GWJ itu juga sebagai usaha daerahnya mengembangkan Geopark Nasional hamparan minyak bumi sekaligus memeriahkan Hari Jadi Bojonegoro (HJB) ke-341.