HUT Kota Tanjung Selor, Bangsawan Nusantara Naik Pendopo Terapung

Reporter

Antara

Sabtu, 20 Oktober 2018 17:05 WIB

Empat meriam kuno menyambut kedatangan setiap pengunjung yang datang ke Museum Kerajaan Boeloengan di Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur. Kesultanan Boeloengan merupakan satu dari empat kerajaan yang ada di Kalimantan Timur (22/4). Tempo/Firman Hidayat

TEMPO.CO, Tanjung Selor - Peringatan hari jadi Kota Tanjung Selor ke-228 dan Kabupaten Bulungan ke-58 di Provinsi Kalimantab Utara (Kaltara) sangat menarik perhatian karena dihadiri sedikitnya 26 pangeran dan sultan di Nusantara, serta tiga delegasi dari Malaysia.

Tanjung Selor yang terletak di Kabupaten Bulungan ini merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Utara. Tanjung Selor pada abad 19-an dilaporkan pernah menjadi bagian dari rantai perdagagan internasional yang ramai.

Dalam perayaan ulang tahun kali ini, banyak upacara adat digelar. Pada penyambutan tamu agung hari Sabtu, 20/19, ini, misalnya, para pangeran, sultan dan delegasi dari kesultanan Malaysia disambut dengan acara penggelaran Biduk Bebandung atau pendopo terapung.

Dalam sesi ini para tamu menaiki pendopo terapung untuk menyeberangi Sungai Kayan menuju lokasi acara eks Keraton Bulungan, di Tanjung Palas. Di Biduk Bebandung, digelar acara adat jamuan kapur sirih dan tarian Jugid Demaring.

Setelah sampai ke Tanjung Palas, para tamu kehormatan langsung menuju lokasi pemakaman untuk ziarah ke makam Sultan Bulungan dan kerabatnya di kompleks Masjid Sultan Kasimuddin. Selanjutnya, mereka dijamu di rumah kuno almarhum Datu Mansyur, yang dulu adalah pemangku Sultan/Perdana Menteri Kesultanan Bulungan.

Di sini selain jamuan juga digelar upacara adat. Salah satu acaranya adalah pemberian gelar adat kepada Bupati Bulungan Sudjati yang dinilai telah berjasa membangun daerah itu. Sudjati diberi gelar Pangeran Aswan Naratama H Sudjati.

Gubernut Kaltara Irianto Lambrie yang diwakili Kepala Dinas Pendidikan Kaltara Sigit Mulyono menyambut baik acara itu untuk melestarikan budaya nasional.

Pemerintah Provinsi Kaltara sangat mendukung, terbukti meski provinsi termuda mampu menyelesaikan penyusunan dokumen Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD). Bersama 17 provinsi lainnya se-Indonesia, Kaltara telah menyelesaikan PPKD tingkat provinsi yang diserahkan tiga hari lalu (17/10) kepada Kemendikbud di Jakarta.

PPKD adalah penerapan dari amanah UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan kebudayaan. "Semoga terus dikemas lebih baik sehingga jadi andalan sektor pariwisata," kata Sigit.

ANTARA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Fenomena Ekuiluks di Indonesia, Besok Giliran Tanjung Selor Mengalaminya

26 Januari 2022

Fenomena Ekuiluks di Indonesia, Besok Giliran Tanjung Selor Mengalaminya

Ekuiluks adalah fenomena astronomi di mana panjang siang hari dan malam hari tepat sama pada satu hari, 12 jam.

Baca Selengkapnya

BMKG: Gempa Kembali Getarkan Kalimantan, Kali Ini di Tarakan

21 September 2021

BMKG: Gempa Kembali Getarkan Kalimantan, Kali Ini di Tarakan

TEMPO.CO mencatat setidaknya pernah terjadi dua kali gempa sebelumnya di wilayah yang sama sepanjang tahun ini.

Baca Selengkapnya