Sambut Tahun Baru Hijriyah, Banyuwangi Gelar Festival Grebeg Suro

Selasa, 11 September 2018 11:29 WIB

Masyarakat bersiap merebut tumpeng dan gunungan hasil bumi di Srono, Banyuwangi, Jawa Timur, 13 Oktober 2015. Menyambut 1 Suro (1 Muharam 1437 hijriah) masyarakat melakukan tradisi tahunan Grebeg Tumpeng Suro yang bertujuan untuk mengucap rasa syukur atas rejeki yang berlimpah. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Banyuwangi - Masyarakat Banyuwangi menggelar Festival Grebeg Suro dalam rangka menyambut datangnya tahun baru 1440 Hijriyah. Festival yang digelar di Pekulo, Kecamatan Srono, Banyuwangi, Senin sore, 10 September 2018 itu berlangsung meriah.

Dalam festival ini 25 tumpeng raksasa diarak dan ribuan masyarakat memadati rute arak-arakan sepanjang tiga kilometer. "Ini merupakan tradisi tahunan masyarakat Pekulo untuk memperingati 1 Suro atau datang tahun baru hijriyah," terang Ketua Panitia Andre Subandrio saat prosesi pemberangkatan, Senin, 10/9, sore.

Tak sekadar perayaan, Grebeg Suro juga bertujuan memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk memberikan keselamatan dan keberkahan bagi daerah tersebut. "Leluhur kami mengajarkan demikian untuk membersihkan kampung dari bala, musibah dan marabahaya," ujar Andre.

Menurut Andre awalnya tradisi suroan hanya dilakukan secara individu di rumah masing-masing. Sejak 2012, tradisi itu dibuat serempak satu kampung. Mereka membuat tumpeng dari dua jenis. Ada yang berupa tumpeng nasi kuning atau putih dan ada pula yang berupa tumpeng dari palawija (sayur mayur). "Agar persatuan dan kebersamaan warga kampung semakin kuat."

Untuk tumpeng yang terbuat palawija antinya bakal diperebutkan di ujung arak-arakan. Masyarakat Pekulo meyakini, jika mendapatkan bagian dari tumpeng tersebut, bakal mendapatkan keberuntungan satu tahun ke depan.

Advertising
Advertising

Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko yang membuka acara tersebut mengapresiasi grebeg suro yang setiap tahunnya semakin meningkat. "Kami berharap tahun depan makin meriah dan luas pelaksanaannya," kata dia.

Yusuf berharap segenap masyarakat tidak sekadar melestarikan tradisi leluhur tersebut. Namun, juga kembali mengingat nasehat-nasehat para leluhur. "Ada banyak nasehat dari para leluhur kita, yang harus tetap kita pelajari dan kita amalkan dalam kehidupan kita."

Salah satu nasehat tersebut, adalah urip iku urup, yang secara bahasa artinya orang hidup harus menyala. "Maksudnya, dalam kehidupan ini, kita harus menjadi pribadi yang menyala alias bermanfaat. Tidak hanya bagi diri sendiri, tapi juga bagi masyarakat luas,"kata Yusuf.

DAVID PRIYASIDHARTA (Banyuwangi)

Berita terkait

Warga Desa Temurejo Tagih Sertifikat Tanah ke Jokowi: Mohon Diselesaikan Sebelum Turun Jabatan

5 hari lalu

Warga Desa Temurejo Tagih Sertifikat Tanah ke Jokowi: Mohon Diselesaikan Sebelum Turun Jabatan

Presiden Jokowi ditagih sertifikat tanah oleh warga dalam kunjungan kerja ke Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Banyuwangi Terima Penghargaan Tertinggi dari Jokowi

6 hari lalu

Banyuwangi Terima Penghargaan Tertinggi dari Jokowi

Atas pencapaian hasil Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EPPD) 2022, dan mendapatkan nilai terbaik nasional dengan status kinerja tertinggi.

Baca Selengkapnya

3 Perbedaan Gunung Ruang dan Gunung Raung

9 hari lalu

3 Perbedaan Gunung Ruang dan Gunung Raung

Dengan perbedaan signifikan dalam lokasi, aktivitas vulkanik, dan dampak lingkungan, Gunung Ruang dan Gunung Raung menunjukkan perbedaannya.

Baca Selengkapnya

Kementerian PUPR Anggarkan Rp 200 Miliar untuk Revitalisasi Pasar Banyuwangi

9 hari lalu

Kementerian PUPR Anggarkan Rp 200 Miliar untuk Revitalisasi Pasar Banyuwangi

Kementerian PUPR mulai merevitalisasi Pasar Banyuwangi yang menjadi pusat perbelanjaan dan kawasan heritage pada pertengahan tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Sekilas Nama Mirip, Jangan Salah Bedakan Gunung Ruang dan Gunung Raung

10 hari lalu

Sekilas Nama Mirip, Jangan Salah Bedakan Gunung Ruang dan Gunung Raung

Gunung Ruang dan Gunung Raung, meskipun memiliki nama yang mirip merupakan dua gunung berapi yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

10 hari lalu

Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

Tim advokasi akan menunggu pemberitahuan resmi dari MA untuk mengeluarkan dua petani Desa Pakel yang permohonan kasasinya dikabulkan.

Baca Selengkapnya

Tersandung Rok Sendiri, Wisatawan Asal Cina Tewas Terjatuh di Jurang Blok Sunrise Kawah Ijen

14 hari lalu

Tersandung Rok Sendiri, Wisatawan Asal Cina Tewas Terjatuh di Jurang Blok Sunrise Kawah Ijen

Nahas menimpa HL, 31 tahun, seorang wisatawan asal Cina saat melakukan pendakian di Kawah Ijen, Sabtu, 20 April 2024.

Baca Selengkapnya

126 Ribu Wisatawan Berkunjung ke Banyuwangi Selama Libur Lebaran

16 hari lalu

126 Ribu Wisatawan Berkunjung ke Banyuwangi Selama Libur Lebaran

Destinasi yang paling banyak dikunjungi di Banyuwangi selama libur Lebaran salah satunya Pantai Marina Boom

Baca Selengkapnya

Digelar Tujuh Hari, Tradisi Seblang Olehsari di Banyuwangi Dipadati Pengunjung

17 hari lalu

Digelar Tujuh Hari, Tradisi Seblang Olehsari di Banyuwangi Dipadati Pengunjung

Seblang merupakan salah satu tradisi adat suku Osing di Banyuwangi dalam mengejawantahkan rasa syukurnya.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Ungkap Warga Desa Pakel Kecewa dengan Pemda Banyuwangi, Polres, dan PT Bumisari

27 hari lalu

Komnas HAM Ungkap Warga Desa Pakel Kecewa dengan Pemda Banyuwangi, Polres, dan PT Bumisari

Komisoner Komnas HAM Anis Hidayah turun untuk meninjau lokasi dan situasi konflik lahan di Desa Pakel, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi.

Baca Selengkapnya