Perubahan Kampung Jodipan Angkat Ekonomi Warga

Senin, 10 September 2018 22:51 WIB

Suasana yang ramai di Kampung Jodipan, Malang, Jawa Timur, Minggu 2 September 2018. Tempo/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Malang - Langkah para mahasiswa Jurusan Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), menyulap Kampung Jodipan di Malang, Jawa Timur, menjadi destinasi wisata digital diakui membawa perubahan besar bagi masyarakat setempat.

“Dulu, kampung Jodipan ini hanya permukiman kumuh. Sekarang, siapa sangka jadi tujuan turis,” kata Musafa, warga Jodipan, saat ditemui di kampung tersebut pada Minggu, 2 September 2018.

Perubahan drastis terhadap citra permukiman Kampung Jodipan ini memberi dampak positif bagi kehidupan warga sekitar. Musafa berkisah, sebelum Jodipan tersentuh tangan-tangan dingin para mahasiswa yang bergerak mencari corporate social responsibilities perusahaan cat, kampung itu jarang dilirik. Bahkan, disambangi pun hampir tidak pernah.
Para warga yang berdiam di permukiman tersebut rata-rata bermata-pencaharian tak tetap. Para laki-laki menjadi buruh di luar dan perempuan-perempuan menjadi tukang burci atau pemasang manik-manik alias payet. Pendapatan yang diperoleh saban hari tak tentu. “Sekali mayet baju, kami dibayar Rp 35 ribu,” kata Musafa.
Mereka bekerja untuk penjahit-penjahit besar di Malang. Gaji yang didapat tidak tentu, tergantung lama-tidaknya para pekerja ini menuntaskan payetan. Juga banyak-tidaknya kain-kain yang dipayet berhasil dirampungkan. Untuk mengejar pemasukan, para perempuan itu kudu melek sampai dinihari menyelesaikan orderan. Ini dilakukan supaya esok dapurnya tetap mengepul.
Kondisi itu berubah setelah Kampung Jodipan menjadi tujuan wisata. Para ibu-ibu memiliki lapak jualan. Ada yang membuka warung oleh-oleh, kafe kecil tempat nongkrong, atau sekadar menjual gorengan. Musafa masuk di golongan ketiga: menjajakan gorengan. Meski kesannya remeh, penghasilannya berkali lipat dibanding gajinya ketika menjadi burci. Jembatan kaca yang menghubungkan Kampung Jodipan dan Kesatrian di Malang, Jawa Timur, Minggu 2 September 2018. Tempo/Francisca Christy Rosana
Bermodal tak sampai Rp 100 ribu untuk membeli tempe, tahu, dan bahan-bahan jualan lainnya, sehari ia bisa mengantongi minimal Rp 150 ribu. Angka fantastis, menurut Mustafa, bila dibangingkan pendapatannya yang dulu. Saat itu dalam sepekan ia mendapat unang tak sampai Rp 35 ribu. “Apalagi kami enggak sewa tempat untuk jualan. Gratis, dikasih lapak pula. Syaratnya cuma harus menunjukkan bukti kalau kami benar-benar warga sini,” ujarnya.

Berita terkait

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

1 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Universitas Brawijaya Sediakan Kuota 50 Persen untuk Seleksi Mandiri: Intip Jadwal, Ketentuan, Cara Pendaftaran

9 hari lalu

Universitas Brawijaya Sediakan Kuota 50 Persen untuk Seleksi Mandiri: Intip Jadwal, Ketentuan, Cara Pendaftaran

Universitas Brawijaya selalu diminati oleh calon mahasiswa baru, pun juga menyediakan jalur Seleksi Mandiri yang menggunakan seleksi nilai UTBK

Baca Selengkapnya

Albertina Ho Nilai Pelaporan Dirinya oleh Nurul Ghufron karena Dewas KPK Proses Dugaan Pelanggaran Etik

9 hari lalu

Albertina Ho Nilai Pelaporan Dirinya oleh Nurul Ghufron karena Dewas KPK Proses Dugaan Pelanggaran Etik

Anggota Dewas KPK Albertina Ho menduga ada indikasi lain di balik pelaporan terhadap dirinya oleh Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron ke Dewas KPK.

Baca Selengkapnya

Tangis Aghnia Punjabi untuk Sang Putri yang Dianiaya Pengasuh

33 hari lalu

Tangis Aghnia Punjabi untuk Sang Putri yang Dianiaya Pengasuh

Selebgram asal Malang Aghnia Punjabi tampak terisak saat menceritakan kembali peristiwa penganiayaan yang dialami putrinya.

Baca Selengkapnya

Pemprov DKI Sediakan Mudik Lebaran Gratis ke 19 Kota, dari Palembang sampai Malang

51 hari lalu

Pemprov DKI Sediakan Mudik Lebaran Gratis ke 19 Kota, dari Palembang sampai Malang

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan bus mudik Lebaran 1445 Hijriah gratis dengan tujuan 19 kota di 6 provinsi mulai Palembang sampai Malang

Baca Selengkapnya

Polresta Malang Kota Selidiki Dugaan Perundungan Pelajar SMP

2 Maret 2024

Polresta Malang Kota Selidiki Dugaan Perundungan Pelajar SMP

Kepolisian Malang telah mendapatkan informasi awal dari video perundungan yang terekam CCTV milik warga dan tersebar di media sosial.

Baca Selengkapnya

Kronologi Bullying di Pondok Pesantren Malang, Senior Siksa Adik Kelas Pakai Setrika

24 Februari 2024

Kronologi Bullying di Pondok Pesantren Malang, Senior Siksa Adik Kelas Pakai Setrika

Ahmad Firdaus, 19 tahun, santri di Malang melakukan bullying. Ia menyiksa adik kelasnya menggunakan setrika

Baca Selengkapnya

Polisi Tetapkan Santri di Pondok Pesantren Malang Jadi Tersangka Bullying ke Adik Kelas

23 Februari 2024

Polisi Tetapkan Santri di Pondok Pesantren Malang Jadi Tersangka Bullying ke Adik Kelas

Korban yang merupakan santri kelas IX disebut telah berulang kali menerima bullying dari tersangka yang duduk di kelas XII.

Baca Selengkapnya

Surat Suara Kurang di TPS Pandanwangi Malang, Pemungutan Molor

14 Februari 2024

Surat Suara Kurang di TPS Pandanwangi Malang, Pemungutan Molor

KPU Kota Malang turun mengatasi masalah kekurangan surat suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) Pandanwangi, Blimbing, Kota Malang.

Baca Selengkapnya

Akademisi dan Masyarakat Sipil Malang Sampaikan Seruan Luhur, Angkat Isu Penyalahgunaan Kekuasaan

5 Februari 2024

Akademisi dan Masyarakat Sipil Malang Sampaikan Seruan Luhur, Angkat Isu Penyalahgunaan Kekuasaan

Seruan luhur itu ditandatangani 80 orang terdiri atas akademisi, seniman, dan pegiat pro demokrasi di Malang.

Baca Selengkapnya