TEMPO.CO, Pacitan - Pemerintah Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, membentuk tim terpadu penanggulangan kecelakaan laut seiring dengan munculnya fenomena gelombang tinggi di wilayah pesisir selatan Jawa. “Rapat sudah sering dilakukan dan tinggal diputuskan dalam surat keputusan (SK) oleh Pak Bupati,” kata Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Pacitan Endang Soerjasri, di Pacitan, Rabu, 5 September 2018.

Tim terpadu antisipasi gelombang tinggi itu melibatkan sejumlah lembaga. Selain melibatkan organisasi perangkat daerah, seperti Disparpora, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Satpol PP, dan Dinas Kesehatan, tim mengikutsertakan kelompok masyarakat. Masing-masing pihak menjalankan peran sesuai dengan kewenangan dan tugasnya.

Disparpora, misalnya, berperan menjaga keselamatan wisatawan ketika berada di pantai. “Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang dibina dinas itu diminta berjaga ketika gelombang tinggi muncul di laut,” kata Endang.

Imbauan bagi wisatawan agar tak bermain di air sudah dikeluarkan untuk menghindari kecelakaan laut. Larangan itu, kata Endang, membuat sebagian wisatawan kecewa. “Terutama mereka yang datang dari luar kota atau luar provinsi.”Penduduk berusaha menghindar saat gelombang tinggi menerjang pemecah ombak di Pantai Widarapayung, Binangun, Jawa Tengah, Rabu, 25 Juli 2018. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Cilacap mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi untuk perairan selatan Jawa Tengah dan Samudra Hindia, dengan ketinggian gelombang mencapai 7 meter. ANTARA

Wilayah Pacitan memiliki garis pantai sepanjang 70 kilometer. Lokasinya membentang dari timur, Kecamatan Sudimoro, yang berbatasan dengan Trenggalek, sampai barat, yang berbatasan dengan Wonogiri (Jawa Tengah). Beberapa pantai yang kerap dikunjungi turis antara lain Klayar di Kecamatan Donorojo, Watu Karung di Kecamatan Pringkuku, dan Taman di Kecamatan Ngadirojo.

Bahaya ombak tinggi itu bukan isapan jempol. Endang mengatakan beberapa pekan lalu ombak besar sempat menerjang fasilitas di sebuah pantai. Bangunan semipermanen yang digunakan untuk warung makan dan minum roboh. Beberapa toilet juga rusak. "Maka keselamatan pengunjung menjadi perhatian kami saat ombak tinggi seperti sekarang," katanya.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan Pujono menambahkan, selain memantau keselamatan wisatawan, mereka memantau keselamatan para nelayan. Upaya itu intensif dilakukan hingga sepekan ke depan.

Berdasarkan rilis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika yang diterima BPBD setempat, gelombang tinggi masih berpotensi terjadi. "Tingginya 1,5 meter sampai 2 meter lebih," ucapnya.

NOFIKA DIAN NUGROHO (Pacitan)