TEMPO.CO, Jakarta - Kebakaran hutan melanda kawasan Bukit Teletubbies di kawasan Gunung Bromo, Taman Nasional Bromo, Tengger, Semeru (TNBTS) di Jawa Timur pada Sabtu, 1 September 2018. Seorang wisatawan, Desty Rama Rumondang, 25 tahun, mengatakan, 2 hari sebelum kebakaran terjadi, rerumputan di sekitar bukit yang biasanya tampak hijau itu sudah mengering.
“Cuaca panas dan anginnya kering,” ujar Desty saat dihubungi melalui pesan pendek pada Senin, 3 September 2018. Kepala Seksi Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang Yuli Annisa mengatakan sebenarnya ada musim-musim terbaik yang bisa diacu wisatawan untuk menyambangi kawasan TNBTS, khususnya Bromo dan Semeru.
Yuli, dalam pesan pendeknya, berujar, musim kunjung terbaik untuk menyaksikan wilayah TNBTS yang sedang hijau segar adalah pada April hingga Mei. Pada bulan tersebut, biasanya tanaman, seperti rumput dan pepohonan, tumbuh subur.
Baca Juga:
Pada waktu itu, hujan masih bakal terjadi sesekali, namun tidak mengganggu aktivitas kunjungan. Hujan justru membuat rerumputan yang terkena debu tersapu air. “Makanya penampakan pemandangannya sedang bagus-bagusnya saat bulan tersebut,” kata Yuli.
Musim kering akan terjadi pada Juli hingga Agustus. Cuaca relatif panas dan angin terasa kering. Rerumputan dan pepohonann di sekitar kawasan TNBTS biasanya meranggas. Beberapa bulan setelahnya, tepatnya pada pertengahan Oktober, wilayah TNBTS akan mengalami musim basah atau mulai terjadi peningkatan curah hujan. Saat itu, kawasan sabana Gunung Bromo dan jalur trekking Gunung Semeru akan becek dan cenderung berlumpur.
“Ada juga waktu kawasan taman nasional ditutup, khususnya untuk jalur pendakian Gunung Semeru,” ujar Yuli. Jalur pendakian biasanya ditutup untuk pemulihan ekosistem pada awal tahun. Penutupan rata-rata berlangsung selama 3 bulan.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA