Bidik Turis Muslim, Bandung Ingin Jadi Destinasi Wisata Halal

Selasa, 7 Agustus 2018 07:09 WIB

Wisatawan berfoto di puncak Bukit Bongkor, Cimenyan, Kabupaten Bandung, 27 Juni 2017. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Kabupaten Bandung - Kabupaten Bandung hendak membidik pasar wisatawan asing (wisman) Timur Tengah dengan mencanangkan diri sebagai destinasi wisata halal. Selama ini, wisatawan asing masuk ke kabupaten tersebut rata-rata baru berasal dari Malaysia, Singapura, dan Cina.

Rencana pengembangan wisata halal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung Agus Firman Zaini dalam acara outbond wartawan dengan Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata di Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis malam, 2 Agustus.

Baca juga: Pantai Mawun Disiapkan jadi Tujuan Wisata Halal di NTB

Agus mengklaim, Kabupaten Bandung adalah wilayah pertama setingkat kabupaten/kota di Indonesia yang mendeklarasikan diri sebagai destinasi wisata halal. “Belum ada daerah setingkat kabupaten/kota lain yang menjadi destinasi halal selama ini. Halal tourism ini, kan, sekarang seperti tren,” kata dia di sela-sela acara.

Ia memandang wisata halal makin diminati. Bahkan, di negara lain, khususnya wilayah-wilayah non-muslim, mereka telah mendeklarasikan diri sebagai wisata halal untuk merebut pasar turis dunia. Sementara itu, Kabupaten Bandung ingin menarik wisatawan dari Timur Tengah lantaran menguntungkan. “Jumlah wisatawan sedikit, tapi belanjanya banyak,” tutur Agus.

Advertising
Advertising

Belum lama ini, Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut perkembangan wisatawan muslim, khususnya dari Timur Tengah, masuk ke Indonesia cukup pesat. Apalagi sejak Indonesia memiliki destinasi wisata halal di Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat, dan Aceh.

Sepanjang 2017, kedatangan wisman dari negara tersebut menduduki peringkat lima besar di Indonesia. Mereka umumnya menghabiskan waktu 10,83 hari di Tanah Air dengan pengeluaran sebesar sekurang-kurangnya US$ 2.000.

Agus optimistis Kabupaten Bandung dapat menerapkan destinasi halal layaknya di NTB, Aceh, dan Sumatera Barat. Masyarakat, klaim dia, akan mendukung penuh. “Karena 90 persen (masyarakat) Kabupaten Bandung muslim, mengapa tidak berani mendeklarasikan wisata halal?” ucapnya.

Meski demikian, dinas pariwisata setempat belum merancang konsep wisata halal yang dimaksud. Agus berdalih rencana ini memang baru saja didengungkan. Sebelumnya, Dinas Pariwisata dan Kabupaten Bandung sedang berbenah merapikan format pariwisata karena dinas mereka baru terbentuk 1,5 tahun ini.

Langkah pertama untuk mendeklarasikan wisata berkonsep ramah muslim itu ialah berkonsultasi dengan Halal Center Salman Institut Teknologi Bandung (ITB). Kabupaten Bandung meminta lembaga tersebut mengkaji kelayakan daerahnya sebagai destinasi halal setara tingkat kabupaten/kota.

Setelah itu, dinas pariwisata setempat akan menggelar forum group discussion atau FGD yang menghadirkan para pelaku pariwisata dan beberapa ahli wisata halal. “Untuk saat ini kami sedang memetakan dan belum punya benchmark (patokan),” ujar Agus.

Ketua Halal Lifedata-style Center (IHLC) Sapta Nirwandar mengatakan daerah yang akan mencanangkan diri menjadi wisata halal harus memastikan bahwa fasilitas dan layanan publik untuk wisatawan muslim di daerahnya terpenuhi. “Bisa disebut destinasi halal sepanjang kita bisa memberikan pelayanan yang dibutuhkan untuk muslim traveler,” ujar Sapta saat dihubungi Senin malam, 6 Agustus.

Ia menyebut, destinasi halal kudu memiliki hotel dan restoran halal. Itu adalah modal utama sebuah destinasi bisa disebut sebagai daerah wisata halal.

Ia mengumpamakan, hotel halal berarti akomodasi tersebut telah menyediakan fasilitas yang dibutuhkan seorang muslim. Misalnya tempat salat, makanan yang ramah bagi muslim, dan tempat untuk wudu. Sedangkan restoran halal adalah tempat makan yang telah mendapatkan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

“Kalau untuk destinasi, belum ada patokan halal dan tidak,” ujar Sapta. Menurutnya, belum ada sertifikasi wisata halal untuk destinasi. Sebab, destinasi dinikmati oleh kalangan yang luas, bukan hanya untuk wisatawan muslim. “Walaupun memang saat ini ada juga sih kolam renang yang ada pemisahnya untuk laki-laki dan perempuan,” tutur Sapta. Namun, untuk wisata alam, seperti pantai atau gunung, belum ada ukuran tertentu untuk mendeklarasikannya sebagai wisata halal.

Adapun, kata Sapta, definisi destinasi halal tak menyempit hanya untuk wisatawan muslim. Justru, wisata halal sangat terbuka untuk wisatawan dari berbagai latar belakang. “Misalnya wisata halal di NTB. Banyak juga hotel di sana yang menyediakan minuman atau makanan tidak halal. Jadi tidak semua hotel atau restoran itu halal,” katanya.

Berita terkait

Perputaran Uang dari Wisata Halal Indonesia Diprediksi Naik 25 Persen pada 2024

44 hari lalu

Perputaran Uang dari Wisata Halal Indonesia Diprediksi Naik 25 Persen pada 2024

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno memperkirakan perputaran uang dari wisata halal Indonesia berpotensi meningkat 25 persen tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Incar Wisatawan Indonesia, Macau Bakal Mengembangkan Wisata Halal

30 November 2023

Incar Wisatawan Indonesia, Macau Bakal Mengembangkan Wisata Halal

Indonesia menempati urutan ketiga di antara pasar pengunjung internasional Macau dengan 120 ribu wisatawan pada Januari hingga November 2023.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi Wisata Halal di Filipina, dari Manila hingga Boracay

30 Agustus 2023

5 Destinasi Wisata Halal di Filipina, dari Manila hingga Boracay

Dari pantai berpasir putih hingga kota metropolitan yang semarak, Filipina menawarkan wisata halal di lima destinasi ini.

Baca Selengkapnya

Filipina Mengembangkan Wisata Halal untuk Gaet Turis Muslim

30 Agustus 2023

Filipina Mengembangkan Wisata Halal untuk Gaet Turis Muslim

Konsep wisata halal dikembangkan di berbagai destinasi mulai dari Manila, Palawan, Cebu, Bohol, hingga Boracay.

Baca Selengkapnya

Buka Rakernas Apkasi dan AOE 2023, Wapres Ma'ruf Amin Dukung Daerah Kembangkan Wisata Halal

22 Juli 2023

Buka Rakernas Apkasi dan AOE 2023, Wapres Ma'ruf Amin Dukung Daerah Kembangkan Wisata Halal

Wisata halal layak untuk dikembangkan mengingat jumlah wisatawan muslim dunia terus melonjak, hingga mencapai 110 juta wisatawan pada tahun 2022.

Baca Selengkapnya

Wapres Ma'ruf Amin Dorong Pemda Kembangkan Wisata Halal

22 Juli 2023

Wapres Ma'ruf Amin Dorong Pemda Kembangkan Wisata Halal

Ma'ruf Amin meminta Pemerintah Kabupaten agar terus mendorong terciptanya ekosistem usaha yang sehat dan ramah investor di daerahnya.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Umrah dan Wisata Halal Kian Sulit Dipisahkan, Cek Tarifnya

7 Juli 2023

Perjalanan Umrah dan Wisata Halal Kian Sulit Dipisahkan, Cek Tarifnya

Jalan-jalan bersama keluarga perlu tapi ibadah umrah tidak dilupakan. Begitulah konsep tur plus umrah yang ditawarkan industri perjalanan wisata.

Baca Selengkapnya

Destinasi Wisata Halal Terbaik di Dunia, Indonesia Nomor Satu

10 Juni 2023

Destinasi Wisata Halal Terbaik di Dunia, Indonesia Nomor Satu

Kemenparekraf mengumumkan bahwa Indonesia menjadi negara nomor satu dalam daftar destinasi wisata halal terbaik di dunia, beriku daftarnya.

Baca Selengkapnya

Indonesia Raih Peringkat Satu Wisata Halal dalam Global Muslim Travel Index 2023

6 Juni 2023

Indonesia Raih Peringkat Satu Wisata Halal dalam Global Muslim Travel Index 2023

Pada 2022, Indonesia berada di peringkat dua dalam Global Muslim Travel Index.

Baca Selengkapnya

Supermarket dan Pusat Kuliner ini Menyediakan Makanan Halal di Jepang

21 Maret 2023

Supermarket dan Pusat Kuliner ini Menyediakan Makanan Halal di Jepang

Kawasan Yashio di Jepang terkenal dengan komunitas Pakistan-nya.

Baca Selengkapnya