Kuliner dan Seni Khas Pikat Hadirin Bazaar Indonesia di Pretoria
Reporter
Tempo.co
Editor
Tulus Wijanarko
Minggu, 5 Agustus 2018 19:15 WIB
TEMPO.CO, Pretoria - Beragam kuliner khas dan pertunjukan seni budaya Indonesia berhasil memikat sekitar 700 pengunjung Indonesian Bazaar and Cultural Day 2018 di Pretoria, Afrika Selatan, Sabtu 4 Agustus. Acara ini dihelat Keduataan Besar Republik Indonesia (KBRI) dalam rangkaian peringatan Hari UlangTahun Republik Indonesia yang ke-73.
Acara yang berlangsung di Wisma Duta, Waterkloof Ridge Pretoria tu berlangsung meriah. Dalam siaran pers yang diterima Tempo, Ahad, 5/8, disebutkan pengunjung datang dari berbagai latar belakang. Mereka, antara lain, dari kalangan diplomatik, akademisi, pengusaha, politisi, warga Indonesia, serta mitra kerja KBRI.
Tampak hadir pula Raja dari Free State, Morena M. Nopeli, yang penuh khidmat mengikuti acara demi acara. Dia juga menikmati makanan pedas khas Indoesia. Tampk juga para putra-putri keturunan Belanda yang lahir di berbagai kota di Indonesia dan saat ini menetap di Afrika Selatan.
“IBCD 2018 diselenggarakan untuk sarana membangun jejaring dengan berbagai pihak dan masyarakat setempat melalui diplomasi kuliner dan budaya Indonesia,” kata Duta Besar RI untuk Afrika Selatan, Salman Al Farisi, dalam sambutannya.
Sajian kuliner yang dihadirkan, antara lain, rendang, sate, nasi kuning, dan mi goreng. Jajanan pasar dan jajanan pinggir jalan, seperti siomay, bakso, dan pempek tidak absen ada pula di meja hidangan. Beberapa warga setempat dan asing sengaja hadir untuk mengobati kerinduan mereka pada kuliner Indonesia.
Di panggung budaya, beragam tarian yang ditampilkan juga cukup memikat hadirin. Tari Saman, tari Gambir Anom, dan tari Buto Cakil bergantian menyemarakkan panggung. Ikut tampil dalam sesi tari ini salah seorang alumni Darmasiswa “Ndoro Mas” Thabo Rapo yang menuntut ilmu di ISI Surakarta tahun 2008. Aksinya berhasil menarik perhatian pengunjung dengan ketrampilan menarinya yang sangat dinamis. Lalu ada pertunjukan pencak silat oleh para diaspora yang bergabung dalam Persahabatan Pencak Silat Afrika Selatan.
Ibu-ibu Darma Wanita Persatuan tidak mau ketinggalan meramaikan acara. Mereka mengajak para pengunjung untuk ikut berdendang dan menari Gamu Famire dan Poco-poco. Ajakan ini disambut antusias.
Sementara anak-anak dari berbagai bangsa bersukaria di arena permainan dan aneka lomba khas “tujuh-belasan”. Barangkali banyak diantara mereka yang baru pertama kali ikut lomba seperti balap kelereng dan ketangkasan lainnya.
Dalam kegiatan ini Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) Johannesburg menyediakan contoh kopi, mieinstan, dan berbagai produk makanan kering buatan Indonesia. Tidak sedikit para pengusaha yang berkonsultasi dengan ITPC untuk lebih meningkatkan kerjasama perdagangan dan investasi.
Dubes Salman gembira melihat antusiasme pengunjung. “Acara semacam ini akan dilaksanakan setiap tahun, sekaligus sebagai sarana promosi peningkatan ekspor Indonesia ke manca negara,” kata dia.