Setelah Gempa, Tim Kaji Jalur Evakuasi Anternatif Gunung Rinjani

Kamis, 2 Agustus 2018 07:38 WIB

Pendaki Gunung Rinjani, yang sempat terjebak longsor akibat gempa bumi, tiba di Pos Bawaknao, Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Senin, 30 Juli 2018. Sebanyak 560 pendaki sempat terjebak di Gunung Rinjani akibat gempa bumi. ANTARA

TEMPO.CO, Mataram - Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wiratno mengatakan Tim Pakar akan melakukan serangkaian pengkajian keamanan pendakian di Gunung Rinjani. Salah satunya adalah menentukan jalur alternatif evakuasi jika terjadi bencana pendakian.

Hal itu perlu dilakukan setelah terjadi gempa berkekuatan 6,4 skala richter, Ahad 29 Juli 2018 pukul 06.47 Waktu Indonesia Tengah. Akibat gempat tersebut ribuan pendaki terjebak di Gunung Rinjani, namun semua telah berhasil dievakuasi oleh Tim Tanggap Bencana.

“Meski demikian Tim Tanggap Bencana di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani akan siaga hingga 6 Agustus 2018 mendatang,” kata Wiranto di di Posko Bersama di Kantor Camat Sembalun, Rabu 1 Agustus 2018 pagi

Wiranto mengatakan Tim Pakar nantinya terdiri, antara lain, dari para praktisi (pendakian). Mereka juga akan mengkaji prediksi pola kegempaan dan letusan dan dampaknya pada pendakian. ''Akan dilakukan oleh tim pakar praktisi secara terpadu.”Jenazah pendaki Gunung Rinjani, Muhammad Ainul Takzim, dalam proses evakuasi di Pelawangan Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Selasa, 31 Juli 2018. Ainul diduga meninggal dunia karena tertimpa longsor bebatuan ketika beranjak dari Danau Segara Anak, Gunung Rinjani. ANTARA/Humas SAR Mataram

Selain itu, juga akan dilakukan perbaikan manajemen pendakian melalui pembentukan sistem booking online. Dengan sistem ini akan ada, ''Penetapan kuota pengunjung perhari,'' kata Wiratno.

Advertising
Advertising

Ia juga mengemukakan CCTV akan dioperasikan kembali untuk memantau pendaki, lalu ada pemberlakuan tagging pendaki dengan sistem Radio Frequency Identification (RFID). Teknologi Informasi Universitas Mataram akan mendukung pembangunan sistem RFID tersebut.

Hingga Selasa 31 Juli 2018 malam pukul 19.50 Waktu Indonesia Tengah, seluruh pendaki dan Tim Evakuasi sudah keluar dari kawasan TNGR. Mereka terdiri dari 696 orang pendaki warga negara asing (WNA) dan 530 orang warga negara Indonesia (WNI).

WNA terbanyak 358 orang atau 54,88 persen berasal dari Thailand, 68 orang atau 9,77 persen asal Perancis, 43 orang atau 6,17 persen warga Belanda, Jerman 25 orang (3,59 persen), dan Swiss 21 orang atau 3,01 persen.

Satu orang yang meninggal di gunung Rinjani adalah pendaki asal Makassar Moh Ainul Taksim, 26 tahun. ''Pagi dini hari tadi pukul 02.00 waktu setempat sudah sampai di Makassar,''kata Wiranto.

SUPRIYANTHO KHAFID (Mataram)

Berita terkait

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

15 jam lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

1 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

2 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

Korban gempa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, belum mendapatkan bantuan, baik bantuan sosial pangan ataupun yang lainnya. Pemerintah daerah beralasan masih melakukan pendataan. Bantuan akan diberikan setelah verifikasi dan validasi data.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

2 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

Data terakhir korban gempa mencapai 464 rumah rusak.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

2 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

2 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

2 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

Hari Ketiga Usai Gempa Garut, 267 Rumah Warga Terdampak dan 11 Warga Terluka

2 hari lalu

Hari Ketiga Usai Gempa Garut, 267 Rumah Warga Terdampak dan 11 Warga Terluka

Sebanyak 267 rumah warga terdampak gempa yang terjadi pada Sabtu malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Data Terbaru Gempa Garut, Belum Ada Laporan Korban Jiwa

2 hari lalu

Data Terbaru Gempa Garut, Belum Ada Laporan Korban Jiwa

BNPB terus melakukan pemutakhiran data tiga hari setelah gempa Garut yang terjadi pada Sabtu, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

3 hari lalu

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

PT Pertamina Patra Niaga memastikan operasionalnya masih berjalan aman pascagempa di Garut, Jawa Barat pada Sabtu, 27 April 2024 lalu.

Baca Selengkapnya